Tabel 14. menyajikan kondisi rata-rata dimensi tegakan bambu di Hulu DAS Kali Bekasi. Diantara keenam jenis bambu yang dijumpai pada Hulu DAS
Kali Bekasi yang memiliki rata-rata diameter terbesar adalah dari jenis bambu betung dengan diameter rata-rata sebesar 9,27 cm, sedangkan rata-rata diameter
terkecil adalah bambu krisik dengan rata-rata diameter sebesar 2,34 cm. Sedangkan menurut Dransfield Widjaja 1995 tingkat keragaman diameter
Bambu berturut-turut dari yang terbesar hingga yang terkecil adalah bambu betung 8 - 20 cm, bambu hitam 6 - 8 cm, bambu andong 5 - 13 cm, bambu
tali 4 - 13 cm, bambu ampel hijau 4 - 10 cm, dan bambu krisik 3 - 5 cm. Kerapatan sebagai gambaran jumlah individu menunjukkan bahwa jenis bambu
tali merupakan jenis bambu yang paling banyak ditemukan dengan kerapatan 2.272 individuha dan merupakan jenis bambu yang mengokupasi areal paling
besar yaitu menutupi 5,83 m
2
ha areal kebun bambu. Tabel 14. Kerapatan, diameter rata-rata dan luas bidang dasar tegakan
ekosistem kebun bambu pada tiap jenis bambu
Jenis Bambu Kerapatan
indha Rata-rata
Diameter cm Luas Bidang
Dasar m
2
ha Bambu Andong
337 7,72
2,12 Bambu Betung
167 9,27
1,37 Bambu Hijau
404 5,01
0,57 Bambu Hitam
16 6,09
0,05 Bambu Krisik
1.563 2,34
0,71 Bambu Tali
2.272 5,20
5,83
4.2.5 Kebun Campuran
Hasil pengamatan di tiga lokasi kebun campuran di wilayah hulu DAS Kali Bekasi ditemukan 51 jenis vegetasi yang tergolong ke dalam 27 famili. Kebun
campuran di wilayah hulu DAS Kali Bekasi Bagian Bawah memiliki jumlah jenis yang paling banyak 37 jenis dibandingkan dengan kebun campuran di wilayah
hulu DAS Kali Bekasi Bagian Atas 26 jenis dan Tengah 21 jenis. Secara detail distribusi jenis tanaman yang ada di kebun campuran pada masing-masing lokasi
pengamatan dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Distribusi jenis ekosistem kebun campuran pada masing-masing lokasi pengamatan di Hulu DAS Kali Bekasi
Jenis Famili
Atas Tengah
Bawah
1 alkesah
Pouteria campechiana H.B. K Baehni
Sapotaceae o
o √
2 alpukat
Persea americana Mill Lauraceae
o √
√ 3
aren Arenga pinnata Merrill.
Palmae √
o o
4 bisoro
Ficus hispida Linn. Moraceae
√ o
o 5
buah naga Hylocereus polyrhizus
Britton Rose Cactaceae
o √
o 6
cengkeh Syzygium aromaticum L.
Merrill Perry Myrtaceae
o o
√ 7
cherykersen Muntingia calabura L.
Tiliaceae o
√ o
8 diefenbachia
beras tumpah Dieffenbachia sp.
Araceae o
o √
9 duku
Lansium domesticum Jack Meliaceae
√ √
√ 10
durian Durio zibethinus Murr.
Malvaceae √
√ √
11 ficus
Ficus benjamina L. Urticaceae
o o
√ 12
hanjuang Cordyline fruticosa Goepp.
Liliaceae o
o √
13 jambu air
Syzigium aqueum Alston Myrtaceae
o √
√ 14
jambu biji Psidium guajava L.
Myrtaceae o
√ √
15 jati
Tectona grandis Linn. f. Verbenaceae
o √
o 16
jengkol Pithecellobium jiringa Jack
Prain Leguminosae
√ o
√ 17
kayu afrika Maesopsis eminii Engl.
Rhamnaceae √
o √
18 kecapi
Sandoricum koetjape Merrill Meliaceae
√ o
√ 19
kelapa Cocos nucifera L.
Palmae √
√ √
20 kemang
Mangifera kemanga Blume Anacardiaceae
√ o
√ 21
kemiri Aleurites moluccana Willd.
Euphorbiaceae √
o o
22 ki sampang
Evodia aromatica Pers. Lauraceae
√ √
o 23
kokosan Lansium aquaeum Jack
Kosterm. Meliaceae
√ o
o 24
kopi Coffea sp.
Rubiaceae √
√ √
25 kupa gowok
Syzygium polycephalum Miq. Merr. Perry
Myrtaceae √
o √
26 lamepulai
Alstonia scholaris R. Br. Apocynaceae
√ o
o 27
lengkeng Dimocarpus longan Lour.
Sapindaceae o
o √
28 leunca
Solanum nigrum Linn. Solanaceae
o o
√ 29
mahoni Swietenia mahagony Jacq.
Meliaceae √
o o
30 mangga
Mangifera indica Blume Anacardiaceae
o √
√ 31
manggis Garcinia mangostana L.
Clusiaceae √
o √
32 melinjo
Gnetum gnemon L. Gnetaceae
o √
√ 33
mengkudu Morinda citrifolia L.
Rubiaceae o
o √
34 menteng
Baccaurea motleyana Muell. Arg.
Euphorbiaceae √
o √
35 mindi
Melia azedarach L. Meliaceae
√ √
√ 36
nanas Ananas comosus Merrill.
Bromeliaceae o
o √
37 nangka
Artocarpus heterophyllus Lamk.
Moraceae √
√ √
38 pepaya
Carica papaya L. Caricaceae
o o
√ 39
petai cina Leucaena leucocephala
Lam. de Wit. Leguminosae
o o
√ 40
Pete Parkia speciosa Hassk.
Leguminosae √
√ √
41 picung kluwek
Pangium edule Reinw. Bixaceae
√ o
o 42
pinang Areca catechu L.
Palmae o
o √
43 pisang
Musa spp. Musaceae
√ √
√ 44
rambutan Nephelium lappaceum L.
Sapindaceae √
√ √
45 randu
Ceiba pentandra Gaertn. Malvaceae
o o
√ 46
salam Syzygium polyanthum Miq.
Myrtaceae √
o o
47 sawo
Achras zapota L. Sapotaceae
o o
√ 48
sengon Paraserianthes falcataria
L. I. Nielsen Leguminosae
o √
√ 49
singkong Manihot esculenta Crantz.
Euphorbiaceae o
√ √
50 sukun
Artocarpur altilis Parkinson Fosberg
Moraceae o
√ o
51 waru
Hibiscus tiliaceus Linn. Malvaceae
√ o
o JUMLAH
26 21
37 Keterangan :
√ ditemukan pada lokasi, o tidak ditemukan pada lokasi
Beberapa jenis tanaman buah-buahan yang ditemukan di lokasi penelitian masih dapat ditemukan tanaman buah lokal yang mulai jarang dijumpai di pasar
buah, seperti alkesah P. campechiana, kemang M. kemanga, kecapi S. koetjape
,
kokosan L. aquaeum, kupagowok S. polycephalum, manggis G. mangostana, menteng B. motleyana
dan sawo A. zapota. Berdasarkan struktur horisontal dibandingkan wilayah lainnya, kebun campuran di Bagian
Bawah memiliki kondisi tegakan yang lebih rapat dengan rata-rata diameter 15,37 cm dan luas bidang dasar seluas 29,44 m
2
ha. Semakin tinggi lokasi kebun campuran mempunyai luas bidang dasar yang semakin kecil. Rata-rata dimensi
tegakan yang menggambarkan struktur horisontal suatu tegakan dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Kerapatan, diameter rata-rata dan luas bidang dasar tegakan kebun campuran pada tiap lokasi pengamatan di Hulu DAS Kali Bekasi
Lokasi Tingkat
pertumbuhan Kerapatan
indha Diameter rata-
rata cm Luas Bidang
Dasar m
2
ha Semai
Pancang 4.688
900 -
5,02 -
2,20 Atas
Tiang 325
12,83 4,37
Pohon Total
103 6.016
31,24 -
9,78 16,35
Semai Pancang
17.857 2.457
- 5,13
- 6,49
Tengah Tiang
543 14,17
8,80 Pohon
Total 186
21.043 24,37
- 9,26
24,55 Semai
Pancang 4.444
2.889 -
3,79 -
4,95 Bawah
Tiang 589
14,43 9,94
Pohon Total
222 8.144
27,89 -
14,55 29,44
Kebun campuran merupakan salah satu bentuk agroforestri yang dikembangkan oleh masyarakat di wilayah hulu DAS Kali Bekasi. Kombinasi
tanaman pangan cash crop pisang, singkong, leunca, nanas dan pandan, buah- buahan sawo, durian, menteng, jambu, alpukat dan kayu mahoni, kayu afrika,
mindi membentuk sebuah ekosistem kebun campuran. Kombinasi yang menarik ditemukan di wilayah Hulu DAS Kali Bekasi bagian atas, secara umum terdapat
tiga strata vertikal, yaitu strata bawah sebagai penutup tanah ditanam jenis
500 1000
1500 2000
2500 3000
pancang tiang
pohon
K er
a pa
ta n
ind ha
tanaman pandan, strata tengah dimanfaatkan untuk tanaman pertanian seperti pisang, singkong, kopi sedangkan strata atas berupa tanaman buah-buahan seperti
durian, menteng, kupa, picung serta tanaman kayu seperti mahoni, mindi dan kayu afrika Gambar 16.
Gambar 16. Kebun campuran di Cimandala Bentuk struktur tegakan horisontal kebun campuran cenderung mengarah
mendekati bentuk struktur tegakan yang lazim ditemukan pada tegakan hutan tidak seumur atau hutan alam, yaitu sebaran huruf J-terbalik eksponensial
negatif. Secara matematik dinyatakan dalam persamaan N=ke
–aD
Davis Johnson, 1987, dimana : N = menyatakan kerapatanjumlah pohon per hektar, D
= diameter pohon rata-rata titik tengah kelas diameter tertentu, k dan a = masing-masing merupakan parameter yang menyatakan titik potong kurva J-
terbalik pada saat D = 0 dan laju pengurangan jumlah pohon dengan meningkatnya diameter rata-rata tegakan Gambar 17.
Gambar 17. Kerapatan tegakan kebun campuran di Hulu DAS Kali Bekasi
Berdasarkan rata-rata struktur horizontal tegakan pada Gambar 17 tersebut menunjukkan bahwa tegakan tingkat pancang yang menyusun kebun campuran
cenderung lebih rapat dibandingkan dengan tiang dan pohon. Struktur horisontal tegakan kebun campuran di Hulu DAS Kali Bekasi Bagian Tengah dan Bagian
Bawah mempunyai bentuk yang hampir sama, dimana cenderung memiliki tegakan berukuran kecil pancang yang lebih banyak dibandingkan Bagian Atas.
Hal ini dapat dijelaskan karena kemungkinan kebun campuran di Bagian Tengah dan Bawah tidak dikelola secara intensif dengan membiarkan banyaknya
permudaan alami, termasuk tunas trubusan yang tumbuh menjadi pancang atau juga petani berusaha mengoptimalkan ruang tumbuh yang tersedia dengan cara
menanam berbagai jenis tanaman. Secara umum, pisang Musa spp. merupakan salah satu komoditi utama
tanaman pertanian selain kopi Coffea sp. dan singkong M. esculenta yang menyusun tegakan campuran di Hulu DAS Kali Bekasi Bagian Atas, Tengah
maupun Bawah. Tanaman pertanian umumnya berada di strata bawah sedangkan strata atas di dominasi tanaman buah-buahan dan kayu. Pohon picung P. edule,
durian D. zibethinus dan kokosan L. aquaeum merupakan pohon buah yang mendominasi di Hulu DAS Kali Bekasi Bagian Atas, sedangkan di Bagian
Tengah di dominasi oleh mangga M. indica dan rambutan N. lappaceum. Menteng B. motleyana dan kecapi S. koetjape merupakan pohon buah yang
ditemukan mendominasi di Hulu DAS Kali Bekasi Bagian Bawah selain rambutan N. lappaceum. Tanaman kayu yang mendominasi kebun campuran pada Hulu
DAS Kali Bekasi Bagian Atas adalah mindi M. azedarach, kayu afrika M. eminii dan Ki sampang E. aromatica, Bagian Bawah didominasi kayu afrika M.
eminii, sedangkan di Bagian Tengah adalah sengon P. falcataria. Secara detail jenis vegetasi dengan INP tertinggi yang menggambarkan peranan jenis tersebut
pada lokasi pengamatan dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Jenis vegetasi dengan INP tertinggi pada tiap tingkat pertumbuhan kebun campuran di Hulu DAS Kali Bekasi
Lokasi Tingkat
Pertumbuhan Jenis Vegetasi
INP Atas
Semai Lansium domesticum
Mangifera kemanga Musa spp.
81,90 27,62
27,62 Pancang
Musa spp. Lansium domesticum
Pangium edule Melia azedarach
Maesopsis eminii 46,52
36,21 34,72
32,47 30,42
Tiang Musa spp.
Maesopsis eminii Evodia aromatica
Lansium aquaeum 117,47
31,26 23,42
22,94 Pohon
Pangium edule Durio zibethinus
Musa spp. Lansium aquaeum
Evodia aromatica 84,93
34,21 28,92
25,71 21,86
Tengah Semai
Coffea sp. Paraserianthes falcataria
72,67 32,67
Pancang Musa spp.
Paraserianthes falcataria Manihot esculenta
Mangifera indica 124,00
41,35 24,77
24,30 Tiang
Musa spp. Paraserianthes falcataria
Nephelium lappaceum 147,65
71,06 34,20
Pohon Paraserianthes falcataria
Nephelium lappaceum Musa spp.
Cocos nucifera 70,29
64,23 49,41
40,36
Bawah Semai
Nephelium lappaceum Musa spp.
Coffea sp. 37,50
37,50 25,00
Pancang Musa spp.
Nephelium lappaceum Coffea sp.
Manihot esculenta Maesopsis eminii
Melia azedarach 82,14
28,77 24,77
23,22 23,11
23,02
Tiang Musa spp.
Nephelium lappaceum Durio zibethinus
Gnetum gnemon Maesopsis eminii
123,77 27,10
22,47 21,61
20,89
Pohon Musa spp.
Baccaurea motleyana Nephelium lappaceum
Maesopsis eminii Durio zibethinus
Sandoricum koetjape 40,98
40,36 37,91
32,28 25,07
22,72
Tegakan kebun campuran pada tingkat pohon memiliki kekayaan jenis R dan keanekaragaman jenis H’ yang tinggi dibandingkan tingkat pertumbuhan
lainnya, namun sebaliknya memiliki tingkat dominasi jenis C yang rendah Tabel 18. Hal ini dapat dijelaskan bahwa para petani mengkombinasikan banyak
jenis tanaman pada strata atas pohon tetapi jumlah yang ditanam jumlahnya lebih sedikit dibandingkan tanaman yang berdiameter kecil, sehingga pada tingkat
pohon dominasi suatu jenis adalah rendah. Kebun campuran di hulu DAS Kali Bekasi Bagian Atas cenderung memiliki indeks kekayaan jenis R yang lebih
tinggi 4,29 dibanding hulu DAS Kali Bekasi bagian Tengah dan Bawah. Tabel 18. Indeks kekayaan jenis R, indeks d
iversitas H’ Shannon dan Indeks dominansi C pada lokasi pengamatan kebun campuran di Hulu
DAS Kali Bekasi
Lokasi Tingkat
Pertumbuhan R
H’ C
Atas semai
1,85 1,62 0,24 pancang
3,46 2,34 0,10 tiang
3,38 2,09 0,19 pohon
4,29 2,43 0,13 Tengah
semai 2,30 2,00 0,19
pancang 2,92 1,99 0,21
tiang 1,65 1,44 0,32
pohon 2,78 2,09 0,15
Bawah semai
3,61 2,27 0,12 pancang
4,07 2,49 0,12 tiang
2,77 2,04 0,21 pohon
3,88 2,70 0,09
4.2.6 Pekarangan