tanaman lokal yang mempunyai daya rosot karbon tinggi perlu dilakukan untuk menjaga keanekaragaman biodiversitas juga memberikan kontribusi dalam
meningkatkan dan mempertahankan serapan karbon. Jenis lokal yang mempunyai daya rosot karbon tinggi Karyadi, 2005; Purwaningsih, 2007; Hariyadi, 2008;
Lailati, 2008; Gratimah, 2009; Ardiansyah, 2009 diantaranya rasamala 35,34 tonpohontahun, buni 31,31 tonpohontahun, matoa 11,88 tonpohontahun,
randu 8,61 tonpohontahun, nangka 4,86 tonpohontahun, beringin 2,73 tonpohontahun, kepel 1,11 tonpohontahun, menteng 0,67 tonpohontahun,
limus 0,64 tonpohontahun, gandaria 0,56 tonpohontahun, kecapi 0,52 tonpohontahun, mangga 0,45 tonpohontahun, duku 0,43 tonpohontahun.
4.4.2 Potensi Cadangan Karbon dan Setara CO
2
dalam Skala Lanskap
Lanskap Hulu DAS Kali Bekasi mempunyai tutupan RTH yang masih cukup luas. RTH Permanen pada Hulu DAS Kali Bekasi berdasarkan interpretasi
citra terdiri dari Hutan Alam dan Hutan Pinus yang ada di kawasan lindung serta sistem agroforestri berupa kebun campuran, pekarangan, kebun bambu dan RTH
publik area pada pemukiman modern, sedangkan RTH non permanen terdiri dari semakpadang rumput, pertanian kering dan sawah yang ada di kawasan budidaya.
Total luas RTH Permanen pada Hulu DAS Kali Bekasi adalah 26.228,24 ha yang berkontribusi terhadap 56,76 luas Hulu DAS Kali Bekasi. RTH non permanen
memberikan kontribusi paling kecil yaitu hanya 3,43 atau seluas 1584,94 ha, sedangkan areal non RTH yang berupa areal terbangun, tanah terbuka dan badan
air memberikan kontribusi sebesar 38,89 atau seluas 1.7971,03 ha. Sehingga total luas RTH di Hulu DAS Kali Bekasi adalah 2.7813,17 ha dengan
perbandingan antara areal RTH dan non RTH adalah sebesar 3:2. Luas RTH pada Hulu DAS Kali Bekasi memberikan kontribusi 9,3 luas Kabupaten Bogor dan
19,7 luas DAS Kali Bekasi secara keseluruhan. Berdasarkan rata-rata cadangan karbon hasil pengukuran lapang pada tipe
hutan, hutan pinus, kebun campuran dan asumsi rata-rata cadangan karbon pada tipe padang rumput-pertanian semusim sebesar 2,2 tonha Roshetko et al., 2001
maka total cadangan karbon di Hulu DAS Kali Bekasi adalah sebesar 1,63x10
6
ton. RTH Permanen memberikan kontribusi besar terhadap cadangan karbon yang
ada di Hulu DAS Kali Bekasi yaitu sebesar 99,78 atau sebesar 1,62x10
6
ton, cadangan karbon terbesar terdapat pada tipe kebun campuran yang memberikan
kontribusi sebesar 75,13 total cadangan karbon pada RTH Permanen sedangkan Hutan Alam memberikan kontribusi 24,51 dan Hutan Pinus hanya sebesar
0,36. Kebun campuran meskipun memiliki rata-rata cadangan karbon yang lebih rendah dibandingkan hutan alam dan hutan tanaman tetapi menutupi areal yang
lebih luas pada Hulu DAS Kali Bekasi hal inilah yang menyebabkan kebun campuran memberikan kontribusi paling besar terhadap cadangan karbon di Hulu
DAS Kali Bekasi. Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa upaya untuk mengoptimalkan sistem agroforestri pada lahan pribadi yaitu berupa kebun
campuran, kebun bambu, pekarangan dan RTH publik area sangat diperlukan dalam menciptakan daya dukung kawasan terhadap fungsinya sebagai karbon
sekuestration, tentu saja dengan tetap menjaga kawasan hutan sebagai penyerap karbon karena mempunyai rata-rata potensi cadangan karbon paling besar serta
mempunyai status kawasan yang memang ditujukan untuk menciptakan daya dukung lingkungan. Berdasarkan nilai cadangan karbon yang dihasilkan maka
serapan CO
2
dapat dihitung dengan menggunakan perbandingan massa molekul relatif CO
2
44 dan massa atom relatif C 12 yaitu serapan CO
2
= 3,67 x cadangan karbon. Total cadangan karbon pada Hulu DAS Kali Bekasi setara
dengan serapan CO
2
sebesar 5,97 x 10
6
ton.
4.5 Korelasi Struktur Tegakan dan Keanekaragaman Jenis dengan Cadangan Karbon