Rekomendasi Analysing of Tree Carbon Stock on Green Open Space Area in The Upstream of Kali Bekasi Watershed

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian ini beberapa hal yang dapat direkomendasikan adalah sebagai berikut : 1. Upaya memperbaiki RTH di Hulu DAS Kali Bekasi perlu dilakukan dengan melakukan pengayaan jenis dan penanaman pada areal yang terbuka khususnya pada kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan lindung seperti TWA Gn. Pancar. 2. Lahan pribadi yang dikelola dengan sistem agroforestri, disusun oleh jenis tanaman buah-buahan berkayu dengan daya rosot CO 2 tinggi dan sangat tinggi potensial untuk dijadikan karbon sekuester guna mendukung fungsi hutan disarankan tetap dipertahankan keberadaannya di masyarakat untuk memberikan kontribusi terhadap lingkungan. 3. Pada kawasan pemukiman modern ketersediaan RTH Publik area harus menjadi syarat mutlak yang harus disediakan oleh pengembang guna meningkatkan cadangan karbon . 4. Beberapa jenis seperti lamepulai Alstonia scholaris, rasamala Altingia excelsa, nangka Artocarpus heterophyllus, menteng Baccaurea motleyana, gandaria Bouea macrophylla, bintangur Calophyllum inophyllum, randu Ceiba pentandra, beringin Ficus benjamina, limus Mangifera foetida, matoaPometia pinnata, kecapi Sandoricum koetjape, ki acret Spathodea campanulata, ki hujan Samanea saman, kepel Stelechocarpus burahol, ketapang Terminalia cattapa dapat dijadikan pilihan jenis guna mengoptimalkan fungsi lahan sebagai karbon sekuester. Dalam pemilihan jenis tersebut perlu diperhatikan kesesuaian fungsi tanaman dengan fungsi lahan serta manfaat dari jenis tersebut. DAFTAR PUSTAKA Adinugroho WC. 2002. Model penaksiran biomassa pohon mahoni Swietenia macrophylla di kesatuan pemangkuan hutan Cianjur PT. Perhutani Unit III Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Adinugroho WC, Sakamoto K. 2011. Biomass carbon sink in a bamboo Phyllostachys nigra var. Henonis bambusoidea stands. Globalization of Education System of Bioscience based on Biodiversity Symposium, March 2nd, 2011, Okayama University 50th Anniversary Hall Albrecht A, Kandji ST. 2003. Carbon sequestration in tropical agroforestry systems. Agriculture, Ecosystems and Environment 99 2003 15-27. Aminudin S. 2008. Kajian potensi cadangan karbon pada pengusahaan hutan rakyat : studi kasus hutan rakyat Desa Dengok, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul [tesis] Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Anderson JM, Spencer T. 1991. Carbon, nutrient and water balances of tropical rain forest ecosystems subject to disturbance: management implications and research proposals. MAB Digest 7. Paris: UNESCO. Ardiansyah. 2009. Daya rosot karbondioksida oleh beberapa jenis tanaman hutan kota di Kampus IPB Darmaga [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Arifin HS, Munandar A, Mugnisjah WQ, Budiarti T, Arifin NHS, Pramukanto Q, Mulyana R, Kaswanto. 2006. Homestead plot sample survey on Java. Training Modul. Bogor : Landscape Architecture Departement, Institut Pertanian Bogor - Rural Development Institute, Seattle USA. Arifin, HS, Munandar A, Arifin-Nurhayati HS, Kaswanto. 2009. Revitalisasi Praktek Agroforestri di Pedesaan. Buku Seri II. Bogor: Biro Perencanaan Sekjen Deptan bekerjasama dengan Departemen ARL, Faperta IPB. Arrijani, Setiadi D, Guharja E, Qayim I. 2006. Analisis vegetasi Hulu DAS Cianjur Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango. Biodiversitas Vol.7 No.2 Hal 147-153. Bakri. 2009. Analisis vegetasi dan pendugaan cadangan karbon tersimpan pada pohon di hutan Taman Wisata Alam Taman Eden Desa Sionggang Utara Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir [tesis]. Medan: Program Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara. Bombelli A, Avitabile V, Baltzer H, Marchesini LB, Bernoux M, Brady M, Hall R, Hansen M, Henry M, Herold M, Janetos A, Law BE, Manlay R, Marklund LG, Olsson H, Pandey D, Saket M, Schmullius C, Sessa R, Shimakuburo YE, Valentini R, Wulder M. 2009. Assesment of The Status of The Development of The Standards for The Terrestrial Essential Climate Variable : Biomass. Rome: Global Terestrial Observing System. [BPDAS Citarum-Ciliwung] Balai Pengelola Daerah Aliran Sungai Citarum- Ciliwung. 2009. Penyusunan Rencana Detil Penanganan Banjir di Wilayah JABODETABEKJUR. Bogor: BPDAS Citarum -Ciliwung. [BPS] Badan Pusat Statistika. 2009. Kecamatan Babakan Madang Dalam Angka 2009. Bogor: BPS Kabupaten Bogor. Brown S, Gillespie AJR, Lugo AE. 1989. Biomass estimation methods for tropical forests with applications to forest inventory data. Forest Science 354:881-902. Brown S. 1997. Estimating Biomass and Biomass Change of Tropical Forests: a Primer. Rome, Italy: FAO Forestry Paper 134. Brown S. 1999. Guidelines for Inventorying and Monitoring Carbon Offsets in Forest-Based Projects. Arlington, VA: Winrock International. Cesylia L. 2009. Cadangan karbon pada pertanaman karet Hevea brasiliensis di perkebunan karet Bojong Datar PTP Nusantara VII Kabupaten Pandeglang, Banten [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Chan YH. 1982. Storage and release of organic carbon in Peninsular Malaysia. International Journal of Environmental Studies 18: 211-222. Chave J, Condit R, Aguilar S, Hernandez A, Lao S, Perez R.. 2004. Error propagation and scaling for tropical forest biomass estimates. Philos Trans Royal Soc B 359:409 –420. Chave J, Andalo C, Brown S, Cairns MA, Chambers JQ, Eamus D, Fölster H, Fromard F, Higuchi N, Kira T, Lescure JP, Puig H, Riéra B, Yamakura T. 2005. Tree allometry and improved estimation of carbon stocks and balance in tropical forests. Oecologia 145:87-99. Christanty L, Mailly D, Kimmins JP. 1996. Without bamboo, the land dies: biomass, litterfall, and soil organic matter dynamics of a Javanese bamboo talun-kebun system. Forest Ecology and Management 87: 75-88. Dahlan E. 2007. Analisis kebutuhan luasan hutan kota sebagai sink gas CO 2 antropogenik dari bahan bakar minyak dan gas di Kota Bogor dengan pendekatan sistem dinamik [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Davis LS, Johnson KN. 1987. Forest Management. Third Edition. New York: McGraw-Hill Book Company. Desa Karang Tengah. 2010. Potensi desa Karang Tengah 2010. Karang Tengah. Dransfield S, Widjaja EA. 1995. Plant Resources of South-East Asia 7- Bambu. Bogor: PROSEA Foundation. [FAO] Food and Agriculture Organization. 2007. World Bamboo Resources : A thematic Study Prepared in the Framework of the Global Forest Resources Assessment 2005. FAO INBAR. Frick H, Suskiyatno BFx. 1998. Dasar-dasar Eko-Arsitektur, Konsep Arsitektur Berwawasan Lingkungan Serta Kualitas Konstruksi dan Bahan Bangunan untuk Rumah Sehat dan Dampaknya atas Kesehatan Manusia. Yogyakarta : Kanisius Soegijapranata University Press. Ginoga K, Wulan YC, Djaenudin D. 2002. Potential of Indonesian Smallholder Agroforestry in The CDM: A Case Study in The Upper Citanduy Watershed Area. Working Paper CC12, 2004. ACIAR Project ASEM 2002066. Gratimah G. 2009. Analisis kebutuhan hutan kota sebagai penyerap gas CO2 antropogenik di pusat kota Medan [tesis]. Medan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara. Hairiah K, van Noordwijk M, Palm CA. 1999. Methods for sampling above and below ground organic pools. Di dalam: Murdiyarso D, Noordwijk Mv,Suyamto DA, editor. Modelling Global Change Impact on The Soil Environment. Bogor, Indonesia: ICRAF. Hairiah K, Sitompul SM, van Noordwijk M. 2001. Methods for sampling carbon stocks above and below ground. ASB Lecture Note 4B. Bogor: International Centre for Research in Agroforestry ICRAF. Hairiah K, Rahayu S. 2007. Petunjuk Praktis Pengukuran Karbon Tersimpan di Berbagai Macam Penggunaan Lahan. Bogor: International Centre for Research in Agroforestry ICRAF-University of Brawijaya. Hairiah K, Dewi S, Agus F, van Noordwijk M, Rahayu S. 2009. Measuring Carbon Stocks Across Land Use Systems: A Manual. Bogor, Indonesia: International Centre for Research in Agroforestry ICRAF-University of Brawijaya-ICALRRD Indonesian Center for Agricultural Land Resources Research and Development. Hariyadi FP. 2008. Kajian daya rosot karbondioksida pada beberapa jenis tanaman hutan kota di Kebun Raya Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Hendra S. 2002. Model pendugaan biomassa pohon pinus Pinus merkusii Jungh et de Vriese di Kesatuan Pemangkuan Hutan Cianjur, PT Perhutani Unit III Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Heriansyah I, Heriyanto NM, Siregar CA, Kiyoshi M. 2003. Estimating carbon fixation potential of plantation forests: case study on forest plantations. Buletin Penelitian Hutan. Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Imansyah,A. 2010. Daya rosot karbondioksida oleh beberapa jenis tanaman di Kebun Raya Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. [INBAR] International Network for Bambu and Rattan. 2011. Enviromental Sustainability. http:www.inbar.intshow.asp? NewsID=373. [4 Januari 2011]. [IPCC] Intergovernmental Panel on Climate Change. 2000. Intergovernmental Panel on Climate Change Special Report on Land Use, Land Use Change and Forestry. Cambridge University Press. NY. [IPCC] Intergovernmental Panel on Climate Change. 2005. Simplified baseline and monitoring methodologies for selected small-scale afforestation and reforestation AR CDM Project Activity Categories. http:cdm.unfccc.intmethodologiesSSCmethodologies. [12 Juni 2010]. [IPCC] Intergovernmental Panel on Climate Change. 2006. IPCC Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories. Japan: Institute for Global Environmental Strategies IGES. Irawan, B. 2006. Keanekaragaman jenis bambu di Kabupaten Sumedang-Jawa Barat. [terhubung berkala]. http:pustaka.unpad.ac.idwpcontent uploads201005keanekaragaman_jenis_bambu.pdf. [19 Oktober 2010]. Isdiyantoro. 2007. Pendugaan cadangan karbon pohon pada Ruang Terbuka Hijau RTH di Kodya Jakarta Timur Menggunakan Citra Landsat [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. JAXA. 2008. Alos Data User Handbook. Japan: Earth Observation Research and Application Center JAXA. Jaya, INS. 1997. Penginderaan Jauh Satelit untuk Kehutanan. Edisi I. Bogor: Laboratorium Inventarisasi Hutan, Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Jaya, INS. 2006. Analisis Citra Digital: Perspektif Pemanfaatan Sumber Daya Alam. Bogor: Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Tidak Dipublikasikan. [JIFPRO] Japan International Forestry Promotion and Cooperation Center. 2001. Manual of Biomass Measurements, in Plantation and Regenerate Vegetation. Japan: Japan International Forestry Promotion and Cooperation Center Japan Overseas Plantation Center for Pulpwood. Junaedi, A. 2007. Dampak pemanenan kayu dan perlakuan silvikultur tebang pilih tnam jalur terhadap potensi kandungan karbon dalam vegetasi hutan : sudi kasus di areal IUPHHK PT. SBK, Kalimantan Tengah [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Kabupaten Bogor. 2008. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 19 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor Tahun 2005- 2025. Cibinong: Kabupaten Bogor. Karyadi H. 2005. Pengukuran daya serap karbondioksida lima jenis tanaman hutan kota [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Kementerian Dalam Negeri. 1988. Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1988 tentang Pedoman Penataan Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan. Jakarta: Kementerian Dalam Negeri. Kementerian Dalam Negeri. 2007. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan. Jakarta: Kementerian Dalam Negeri. Kementerian Kehutanan . 2009. Permenhut no P.33Menhut-II2009 tentang Pedoman Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala IHMB pada Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Produksi. Jakarta: Kementerian Kehutanan. Jakarta Ketterings QM, Coe R, van Noordwijk M, Ambagau Y, Palm CA. 2001. Reducing uncertainty in the use of allometric biomass equations for predicting above-ground tree biomass in mixed secondary forests. Forest Ecology and Management 146: 199-209. Kusmana C, Sabiham S, Abe K, Watanabe H. 1992. An Estimation of above ground biomass of a mangrove forest in East Sumatra, Indonesia. Tropics 1 4 : 143-257 Lailati M. 2008. Kemampuan rosot karbondioksida 15 jenis tanaman hutan kota di Kebun Raya Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Langi YAR. 2007. Model penduga biomassa dan karbon pada tegakan hutan rakyat cempaka Elmerrillia ovalis dan wasian Elmerrillia celebica di Kabupaten Minahasa Sulawesi Utara. [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Limbong HDH. 2009. Potensi karbon tegakan Acacia crassicarpa pada lahan gambut bekas terbakar Studi Kasus IUPHHK-HT PT. SBA Wood Industries, Sumatera Selatan [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. MacDicken K. 1997. A Guide to Monitoring Carbon Storage in Forestry and Agroforestry Projects. Arlington, VA 22209, USA: Winrock International. Mayalanda Y. 2007. Kajian daya rosot karbondioksida pada beberapa tanaman hutan kota di hutan penelitian Dramaga [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Nurisyah S. 1996. Strategi untuk meningkatkan dan melestarikan keanekaragaman flora dan fauna di kawasan perkotaan Makalah Kelas PSL 702. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Onrizal. 2004. Model penduga Biomassa dan karbon tegakan erangas : Kasus di Taman Nasional Danau Sentarum Kalimantan Barat [tesis]. Bogor: Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Purwaningsih S. 2007. Kemampuan serapan karbondioksida CO 2 pada tanaman hutan kota di Kebun Raya Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. 2007. Bencana Banjir Jakarta, Salah Siapa?. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat Rahayu S, Lusiana B, van Noordwijk M. 2004. Laporan Tim Proyek Pengelolaan sumberdaya alam untuk penyimpanan karbon formacs. Bogor, Indonesia: International Centre for Research in Agroforestry ICRAF. Ravindranath NH, Ostwald M. 2008. Carbon Inventory Methods : Handbook for Greenhouse Gas Inventory, Carbon Mitigation and Roundwood Production Project. Springer. Roshetko JM, Delaney M, Hairiah K, Purnomosidhi P. 2001. Carbon stocks in Indonesian homegarden systems: Can smallholder systems be targeted for increased carbon storage? American Journal of Alternative Agriculture 172:1-11. Rusolono T. 2006. Model pendugaan persediaan karbon tegakan agroforestri untuk pengelolaan hutan milik melalui skema perdagangan karbon. [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Salisbury FB, Cleon WR. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Jilid 2. Bandung: ITB PRESS. Sathaye J, Makundi W, Goldberg B, Jepma CJ, Pinard MA. 1997. International workshop on sustainable forestry management: monitoring and verification of greenhouse gases. Summary statement. Mitigation and Adaptation Strategies for Global Change 2: 91-99. Segura M, Kanninen M. 2005. Allometric models for tree volume and total aboveground biomass in a tropical humid forest in Costa Rica. Biotropica 371: 2-8. Setiawan A. 2006. Nilai Konservasi Keanekaragaman dan Rosot Karbon Pohon pada Ruang Terbuka Hijau Kota: Studi Kasus pada Ruang Terbuka Hijau Kota Bandar Lampung [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Sinambela TSP. 2006. Kemampuan serapan karbondiksida 5 lima jenis tanaman hutan kota [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Siregar CA. 2007. Potensi serapan karbon di Taman Nasional Gunung GedePangrango, Cibodas, Jawa Barat. Info Hutan Vol. IV No. 3 : 233-244 Snowdown P, Raison J, Keith H, Ritson P, Grierson P, Adams M, Montogu K, Burrows HBW, Eamus D. 2002. Protocol for Sampling Tree and Stand Biomass. Canberra : Australian Greenhouse Office. Soerianegara I, Indrawan A. 2008. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Solicha N. 2007. Estimating aboveground tree biomass of forest cover using field measurement and quickbird image in Lore Lindu National Park Central Sulawesi [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Sundarapandian SM, Swamy PS. 2000. Forest ecosystem structure and composition along an altitudinal gradient in the Western Ghats, South India. Journal of Tropical Forest Science 12 1:104-123. Tinambunan R. 2006. Analisis kebutuhan ruang terbuka hijau di Kota Pekanbaru [tesis]. Bogor : Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Tresnawan H, Rosalina U. 2002. Pendugaan biomassa di atas tanah di ekosistem hutan primer dan hutan bekas tebangan Studi kasus hutan Dusun Aro, Jambi. Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. VIII No.1 : 15-29 Van Noordwijk M, Rahayu S, Hairiah K, Wulan YC, Farida A, Verbist B. 2002. Carbon stock assessment for a forest-to-coffee conversion landsacape in Sumber-Jaya Lampung, Indonesia: from allometric equations to land use change analysis. Science in China series C. 45: 75-86. Wicaksono D. 2004. Penaksiran potensi biomassa pada hutan tanaman mangium Acacia mangium Willd. [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor Widyasari NAE. 2010. Pendugaan biomassa dan potensi karbon terikat di atas permukaan tanah pada hutan gambut Merang bekas terbakar di Sumatera Selatan [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Whittaker RH. 1975. Communities and ecosystem. New York : Macmillan publishing. Lampiran 1. Daftar jenis vegetasi Hutan alam TWA Gn. Pancar, Kebun bambu, Kebun campuran, Pekarangan dan RTH Publik Area Sentul City pada Hulu DAS Kali Bekasi No Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Hutan Alam TWA Gn. Pancar 1 Cangcaratan Neonauclea lanceolata Blume Merr. Rubiaceae 2 Harendong badak Astronia macrophylla Blume Melastomataceae 3 Huru Actinodaphne procera Nees Lauraceae 4 Jirak Symplocos fasciculata Zoll. Symplocaceae 5 Kapinango Dysoxylum densiflorum Miq. Meliaceae 6 Ki ara Ficus calophylla Blume Moraceae 7 Ki dage Bruinsmia styracoides Boerl. et Kds Styracaceae 8 Ki haji Dysoxylum macrocarpum Blume Meliaceae 9 Ki leho Saurauaia bracteosa DC. Actinidiaceae 10 Ki seurem petang Decaspermum fruticosum Forst Myrtaceae 11 Ki Walen Ficus ribes Reinw. Moraceae 12 Ki wates Eurya acuminata DC. Ternstroemiaceae 13 Kokopian Morinda tomentosa Heyne Rubiaceae 14 Lame Alstonia scholaris L. R. Br. Apocynaceae 15 Manggu leuweung Garcinia celebica L. Clusiaceae 16 Mareme Glochidion borneense Mull. Arg. Boerl. Euphorbiaceae 17 Nangsi Villebrunea rubescens Blume Urticaceae 18 Pasang batu Lithocarpus pseudomoluccus Blume Rehder Fagaceae 19 Pulus Laportea stimulans Miq. Urticaceae 20 Randu leuwueng Bombax valetonii Hochr Bombaceae 21 Rasamala Altingia excelsa Noronha Hamamelidaceae 22 Seuseureuhan Piper aduncum L. Piperaceae Kebun Bambu 1 Bambu andong Gigantochloa pseudoarundiaceae Steudel Widjaja Gramineae 2 Bambu Betung Dendrocalamus asper Schult. Backer ex Heyne Gramineae 3 Bambu Hijau Bambusa vulgaris Schrad. Gramineae 4 Bambu hitam Gigantochloa atroviolacea Widjaja Gramineae 5 Bambu krisik Bambusa tuldoides Munro Gramineae 6 Bambu Tali Gigantochloa apus Bl.Ex Schult. f.Kurz. Gramineae 7 Alpukat Persea americana Mill Lauraceae 8 Durian Durio zibethinus Murr. Malvaceae 9 Hanjuang Cordyline fruticosa Goepp. Liliaceae 10 Jambu air Syzigium aqueum Alston Myrtaceae 11 Jambu biji Psidium guajava L. Myrtaceae 12 Jeruk Citrus sp. L. Rutaceae 13 Kayu Afrika Maesopsis eminii Engl. Rhamnaceae 14 Kecapi Sandoricum koetjape Merrill Meliaceae 15 Kemang Mangifera kemanga Blume Anacardiaceae 16 Ketapang Terminalia cattapa L. Combretaceae 17 Kibangkong Turpinia sphaerocarpa Hassk Staphylaceae 18 Kluih Artocarpus incisa L. Moraceae 19 Kopi Coffea robusta L. Linden. Rubiaceae 20 Limus Mangifera foetida Lour. Anacardiaceae 21 Macaranga Macaranga sp. Euphorbiaceae 22 Mahoni Swietenia mahagony Jacq. Meliaceae 23 Mangga Mangifera indica Blume Anacardiaceae 24 Mindi Melia azedarach L. Meliaceae 25 Nangka Artocarpus heterophyllus Lamk. Moraceae 26 Pete Parkia speciosa Hassk. Leguminosae 27 Pisang Musa spp. Musaceae 28 Rambutan Nephelium lappaceum L. Sapindaceae 29 Randu Ceiba pentandra Gaertn. Malvaceae 30 Salam Syzygium polyanthum Miq. Myrtaceae 31 Sengon Paraserianthes falcataria L. I. Nielsen Leguminosae 32 Sirsak Annona muricata L. Annonaceae 33 Sukun Artocarpur altilis Parkinson Fosberg Moraceae 34 Teh Camellia sinensis L Ternstroemiaceae 35 Waru lengis Hibiscus tiliaceus L. Sterculiaceae Lampiran 1 Lanjutan Kebun Campuran 1 Alkesah Pouteria campechiana H.B. K Baehni Sapotaceae 2 Alpukat Persea americana Mill Lauraceae 3 Aren Arenga pinnata Merrill. Palmae 4 Bisoro Ficus hispida Linn. Moraceae 5 Buah naga Hylocereus polyrhizus Britton Rose Cactaceae 6 Cengkeh Syzygium aromaticum L. Merrill Perry Myrtaceae 7 Cherykersen Muntingia calabura L. Tiliaceae 8 Diefentachia Beras tumpah Dieffentachia sp. Araceae 9 Duku Lansium domesticum Jack Meliaceae 10 Durian Durio zibethinus Murr. Malvaceae 11 Ficus Ficus benjamina L. Urticaceae 12 Hanjuang Cordyline fruticosa Goepp. Liliaceae 13 Jambu air Syzigium aqueum Alston Myrtaceae 14 Jambu biji Psidium guajava L. Myrtaceae 15 Jati Tectona grandis Linn. f. Verbenaceae 16 Jengkol Pithecellobium jiringa Jack Prain Leguminosae 17 Kayu afrika Maesopsis eminii Engl. Rhamnaceae 18 Kecapi Sandoricum koetjape Merrill Meliaceae 19 Kelapa Cocos nucifera L. Palmae 20 Kemang Mangifera kemanga Blume Anacardiaceae 21 Kemiri Aleurites moluccana Willd. Euphorbiaceae 22 Ki sampang Evodia aromatica Pers. Lauraceae 23 Kokosan Lansium aquaeum Jack Kosterm. Meliaceae 24 Kopi Coffea spp. Rubiaceae 25 Kupa gowok Syzygium polycephalum Miq. Merr. Perry Myrtaceae 26 Lamepulai Alstonia scholaris R. Br. Apocynaceae 27 Lengkeng Dimocarpus longan Lour. Sapindaceae 28 Leunca Solanum nigrum Linn. Solanaceae 29 Mahoni Swietenia mahagony Jacq. Meliaceae 30 Mangga Mangifera indica Blume Anacardiaceae 31 Manggis Garcinia mangostana L. Clusiaceae 32 Melinjo Gnetum gnemon L. Gnetaceae 33 Mengkudu Morinda citrifolia L. Rubiaceae 34 Menteng Baccaurea motleyana Muell. Arg. Euphorbiaceae 35 Mindi Melia azedarach L. Meliaceae 36 Nanas Ananas comosus Merrill. Bromeliaceae 37 Nangka Artocarpus heterophyllus Lamk. Moraceae 38 Pepaya Carica papaya L. Caricaceae 39 Petai cina Leucaena leucocephala Lam. de Wit. Leguminosae 40 Pete Parkia speciosa Hassk. Leguminosae 41 Picung kluwek Pangium edule Reinw. Bixaceae 42 Pinang Areca catechu L. Palmae 43 Pisang Musa spp. Musaceae 44 Rambutan Nephelium lappaceum L. Sapindaceae 45 Randu Ceiba pentandra Gaertn. Malvaceae 46 Salam Syzygium polyanthum Miq. Myrtaceae 47 Sawo Achras zapota L. Sapotaceae 48 Sengon Paraserianthes falcataria L. I. Nielsen Leguminosae 49 Singkong Manihot esculenta Crantz. Euphorbiaceae 50 Sukun Artocarpur altilis Parkinson Fosberg Moraceae 51 Waru Hibiscus tiliaceus Linn. Malvaceae Pekarangan 1 Akasia Acacia mangium Willd Leguminosae 2 Alkesah Pouteria campechiana H.B. K Baehni Sapotaceae 3 Alpukat Persea americana Mill Lauraceae 4 Araucaria Araucaria cunninghamii Sweet Coniferae 5 Asam Tamarindus indica L. Leguminosae 6 Bauhenia Bauhinia purpurea L. Leguminosae 7 Belimbing Averrhoa carambola L. Geraniaceae 8 Belimbing wuluh Averhoa bilimbi L. Geraniaceae 9 Beringin Ficus benjamina L. Urticaceae 10 Bintangur Calophyllum inophyllum L. Guttiferae 11 Bunga sepatu Hibiscus rosa-sinensis L. Malvaceae 12 Cemara Casuarina equisetifolia L. Casuarinaceae Lampiran 1 Lanjutan 13 Cengkeh Syzygium aromaticum L. Merrill Perry Myrtaceae 14 Kersen Muntingia calabura L. Tiliaceae 15 Delima Punica granatum L. Lythraceae 16 Dracaena Dracaena massangeana Hort. Ex E. Morr Liliaceae 17 Durian Durio zibethinus Murr. Malvaceae 18 Gandaria Bouea macrophylla Griff. Anacardiaceae 19 Gmelina Gmelina arborea Roxb. Verbenaceae 20 Glodogan tiang Polyalthia longifolia Benth. Hook. F. ex Hook. F. Annonaceae 21 Jambu air Syzigium aqueum Alston Myrtaceae 22 Jambu biji Psidium guajava L. Myrtaceae 23 Jambu bol Syzygium malaccense L. Merrill Perry. Myrtaceae 24 Jarak Jatropha sp. Euphorbiaceae 25 Jati Tectona grandis Linn. f. Verbenaceae 26 Jengkol Pithecellobium jiringa Jack Prain Leguminosae 27 Jeruk Citrus spp. Rutaceae 28 Jeruk bali Citrus maxima Merrill. Rutaceae 29 Jeruk limau Citrus hystrix DC. Rutaceae 30 Jeruk Pacitan Citrus sinensis Osbeck. Rutaceae 31 Jeruk pontianak Citrus nobilis Lour. var. microcarpa Hassk. Rutaceae 32 Kakao Theobroma cacao L. Sterculiaceae 33 Kamboja Plumeria rubra L. Apocynaceae 34 Kanyere Bridelia glauca Blume Euphorbiaceae 35 Karet kerbau Ficus elastica Nois ex Blume Moraceae 36 Kayu afrika Maesopsis eminii Engl. Rhamnaceae 37 Kecapi Sandoricum koetjape Merrill Meliaceae 38 Kedondong Spondias dulcis Forst. f Anacardiaceae 39 Kelapa Cocos nucifera L. Palmae 40 Kelengkeng Dimocarpus longan Lour. Sapindaceae 41 Kemang Mangifera kemanga Blume Anacardiaceae 42 Kemiri AleuritEs moluccana Willd. Euphorbiaceae 43 Kepel Stelechocarpus burakol Hook. f. Thoms. Annonaceae 44 Kesumba Bixa arborea Huber Bixaceae 45 Khaya Khaya senegalensis A. Juss. Meliaceae 46 Ki Acret Spathodea campanulata Beauv. Bignoniaceae 47 Kiara Munut Ficus virens Dryand. Urticaceae 48 Kokosan Lansium aquaeum Jack Kosterm. Meliaceae 49 Kopi Coffea spp. Rubiaceae 50 Kupa Syzygium polycephalum Miq. Merr. Perry Myrtaceae 51 Kweni Mangifera odorata Griff. Anacardiaceae 52 Langsat Lansium domesticum Jack Meliaceae 53 Limus Mangifera foetida Lour. Anacardiaceae 54 Mahkota dewa Phaleria macrocarpa Boerl. Thymelaeaceae 55 Mahoni Swietenia mahagony Jacq. Meliaceae 56 Mangga Mangifera indica Blume Anacardiaceae 57 Manggis Garcinia mangostana L. Clusiaceae 58 Mareme Glochidion arborescens Blume Euphorbiaceae 59 Matoa Pometia pinnata Forst. Sapindaceae 60 Melati Jasminum sambac Soland. Olecaceae 61 Melinjo Gnetum gnemon L. Gnetaceae 62 Mengkudu Morinda citrifolia L. Rubiaceae 63 Menteng Baccaurea motleyana Muell. Arg. Euphorbiaceae 64 Mindi Melia azedarach L. Meliaceae 65 Nangka Artocarpus heterophyllus Lamk. Moraceae 66 Nusa indah Mussaenda sp. Rubiaceae 67 Pakis Cycas rumphii Miq. Cycadaceae 68 Pala Myristica fragans Houtt . Myristicaceae 69 Palem botol Mascarena lagenicaulis L.H. Baiey Palmae 70 Palem ekor tupai Wodyetia bifurcata A. Irvine Palmae 71 Palem putri Veitchia merrillii Becc. H.E. Moore Palmae 72 Palem raja Roystonea regia O.F. Cook Palmae 73 Pepaya Carica papaya L. Caricaceae 74 Petai Parkia speciosa Hassk. Leguminosae 75 Petai china Leucaena leucocephala Lam. de Wit. Leguminosae 76 Picung Pangium edule Reinw. Bixaceae 77 Pinang Areca catechu L. Palmae 78 Pinisilin Jatropha multifida L. Euphorbiaceae 79 Pinus Pinus merkusii Jungh. De Vriese Coniferae 80 Pisang Musa x paradisiaca L, pro spec,; C. Jeffrey Musaceae 81 Pisang kipas Ravenala madagascariensis J.F. Gmel. Scitamineae 82 Pisitan Dysoxylum nutans Miq. Meliaceae Lampiran 1 Lanjutan 83 Rambutan Nephelium lappaceum L. Sapindaceae 84 Randu Ceiba pentandra Gaertn. Malvaceae 85 Rendang Carissa carandas L. Apocynaceae 86 Salam Syzygium polyanthum Miq. Myrtaceae 87 Sapu tangan Maniltoa grandiflora Scheff. Leguminosae 88 Sawo Achras zapota L. Sapotaceae 89 Sengon Paraserianthes falcataria L. I. Nielsen Leguminosae 90 Sikat botol Callistemon citrinus Domin Myrtaceae 91 Sirsak Annona muricata L. Annonaceae 92 Sukun Artocarpur altilis Parkinson Fosberg Moraceae RTH Publik Area Sentul City 1 Akasia Acacia mangium Willd Leguminosae 2 Bauhenia Bauhinia purpurea L. Leguminosae 3 Dadap merah Erythrina crista-galli Linn. Leguminosae 4 Gmelina Gmelina arborea Roxb. Verbenaceae 5 karet Hevea brasiliensis Muell.Arg. Euphorbiaceae 6 Mahoni Swietenia mahagony Jacq. Meliaceae 7 Pinus Pinus merkusii Jungh. De Vriese Coniferae 8 Sengon Paraserianthes falcataria L. I. Nielsen Leguminosae 9 Spatodea Spathodea campanulata Beauv. Bignoniaceae 10 Trembesi Samanea saman Merrill Leguminosae 11 Pinang Areca catechu L. Palmae 12 Bambu Kuning Bambusa vulgaris Nees. Gramineae 13 Manggis Garcinia mangostana L. Clusiaceae 14 Kelapa Cocos nucifera L. Palmae 15 Palem Raja Roystonea regia O.F. Cook Palmae Lampiran 2. Hasil analisis vegetasi pada hutan alam di kawasan hutan TWA Gunung Pancar No Jenis K indha KR F FR D m 2 ha DR INP Semai 1 Morinda tomentosa 2250 29,03 0,3 30,00 59,03 2 Astronia macrophylla 1750 22,58 0,2 20,00 42,58 3 Laportea stimulans 1750 22,58 0,2 20,00 42,58 4 Piper aduncum 1250 16,13 0,2 20,00 36,13 5 Ficus ribes 750 9,68 0,1 10,00 19,68 Jumlah 7750 100 1 100 200 Pancang 1 Laportea stimulans 720 52,94 0,4 28,57 2,43 74,25 155,7 6 2 Astronia macrophylla 240 17,65 0,2 14,29 0,37 11,43 43,36 3 Piper aduncum 160 11,76 0,3 21,43 0,08 2,50 35,70 4 Bruinsmia styracoides 80 5,88 0,2 14,29 0,19 5,81 25,98 5 Decaspermum fruticosum 80 5,88 0,2 14,29 0,10 3,07 23,24 6 Ficus ribes 80 5,88 0,1 7,14 0,10 2,93 15,96 Jumlah 1360 100 1,4 100 3,27 100 300 Tiang 1 Decaspermum fruticosum 20 33,33 0,2 33,33 0,35 30,97 97,63 2 Laportea stimulans 20 33,33 0,2 33,33 0,31 27,36 94,03 3 Saurauaia bracteosa 10 16,67 0,1 16,67 0,24 20,83 54,17 4 Lithocarpus pseudomoluccus 10 16,67 0,1 16,67 0,24 20,83 54,17 Jumlah 60 100 0,6 100 1,14 100 300 Pohon 1 Decaspermum fruticosum 13 15,63 0,4 13,79 2,81 27,13 56,55 2 Dysoxylum densiflorum 5 6,25 0,2 6,90 2,51 24,25 37,40 3 Garcinia celebica 10 12,50 0,2 6,90 1,26 12,17 31,57 4 Symplocos fasciculata 10 12,50 0,4 13,79 0,54 5,21 31,50 5 Dysoxylum macrocarpum 8 9,38 0,3 10,34 0,97 9,39 29,11 6 Bombax valetonii 8 9,38 0,3 10,34 0,50 4,82 24,54 7 Altingia excelsa 5 6,25 0,2 6,90 0,37 3,59 16,73 8 Ficus calophylla 5 6,25 0,2 6,90 0,26 2,54 15,69 9 Actinodaphne procera 3 3,13 0,1 3,45 0,30 2,87 9,44 10 Lithocarpus pseudomoluccus 3 3,13 0,1 3,45 0,25 2,46 9,03 11 Neonauclea lanceolata 3 3,13 0,1 3,45 0,13 1,28 7,85 12 Laportea stimulans 3 3,13 0,1 3,45 0,13 1,28 7,85 13 Alstonia scholaris 3 3,13 0,1 3,45 0,11 1,09 7,66 14 Glochidion borneense 3 3,13 0,1 3,45 0,10 0,96 7,53 15 Villebrunea rubescens 3 3,13 0,1 3,45 0,10 0,96 7,53 Jumlah 80 100 2,9 100 10,36 100 300 Lampiran 3. Hasil analisis vegetasi pada kebun bambu di Hulu DAS Kali Bekasi No Jenis K indha KR F FR D m 2 ha DR INP Atas 1 Gigantochloa apus 3560 76,39 0,73 21,57 9,90 49,59 147,55 2 Gigantochloa pseudoarundiaceae 540 11,59 0,20 5,88 3,61 18,09 35,56 3 Musa spp, 80 1,72 0,47 13,73 0,94 4,69 20,14 4 Swietenia mahagony 53 1,14 0,33 9,80 0,29 1,43 12,38 5 Turpinia sphaerocarpa 13 0,29 0,13 3,92 1,38 6,93 11,14 6 Maesopsis eminii 20 0,43 0,20 5,88 0,96 4,82 11,13 7 Coffea robusta 33 0,72 0,27 7,84 0,06 0,28 8,84 8 Dendrocalamus asper 107 2,29 0,07 1,96 0,69 3,46 7,71 9 Parkia speciosa 13 0,29 0,13 3,92 0,38 1,92 6,12 10 Artocarpus incisa 7 0,14 0,07 1,96 0,75 3,75 5,85 11 Bambusa vulgaris 107 2,29 0,07 1,96 0,21 1,03 5,28 12 Cordyline fruticosa 13 0,29 0,13 3,92 0,01 0,04 4,25 13 Gigantochloa atroviolacea 60 1,29 0,07 1,96 0,18 0,89 4,13 14 Mangifera kemanga 7 0,14 0,07 1,96 0,40 1,98 4,09 15 Sandoricum koetjape 7 0,14 0,07 1,96 0,05 0,26 2,37 16 Nephelium lappaceum 7 0,14 0,07 1,96 0,05 0,26 2,37 17 Syzygium polyanthum 7 0,14 0,07 1,96 0,05 0,24 2,35 18 Annona muricata 7 0,14 0,07 1,96 0,04 0,21 2,32 19 Terminalia cattapa 7 0,14 0,07 1,96 0,02 0,08 2,19 20 Persea americana 7 0,14 0,07 1,96 0,01 0,03 2,13 21 Camellia sinensis 7 0,14 0,07 1,96 0,00 0,02 2,13 Jumlah 4660 100,00 3,40 100,00 19,96 100,00 300,00 Tengah 1 Musa spp. 687 0,87 6,66 18,76 23,21 34,79 76,77 2 Gigantochloa apus 1293 0,40 2,09 35,34 10,71 10,93 56,98 3 Gigantochloa pseudoarundiaceae 740 0,27 4,46 20,22 7,14 23,33 50,69 4 Bambusa tuldoides 587 0,27 0,29 16,03 7,14 1,52 24,69 5 Nephelium lappaceum 87 0,40 1,52 2,37 10,71 7,94 21,03 6 Paraserianthes falcataria 27 0,20 2,03 0,73 5,36 10,62 16,70 7 Swietenia mahagony 33 0,20 0,16 0,91 5,36 0,84 7,11 8 Mangifera indica 20 0,13 0,41 0,55 3,57 2,16 6,28 9 Ceiba pentandra 20 0,13 0,24 0,55 3,57 1,24 5,36 10 Persea americana 20 0,07 0,54 0,55 1,79 2,80 5,13 11 Citrus sp, 20 0,13 0,15 0,55 3,57 0,80 4,92 12 Psidium guajava 20 0,13 0,05 0,55 3,57 0,27 4,39 13 Artocarpur altilis 7 0,07 0,18 0,18 1,79 0,93 2,89 14 Coffea robusta 7 0,07 0,17 0,18 1,79 0,89 2,85 15 Artocarpus heterophyllus 27 0,07 0,03 0,73 1,79 0,18 2,69 16 Mangifera foetida 27 0,07 0,03 0,73 1,79 0,15 2,67 17 Melia azedarach 13 0,07 0,08 0,36 1,79 0,41 2,56 18 Annona muricata 13 0,07 0,01 0,36 1,79 0,04 2,19 19 Syzigium aqueum 7 0,07 0,02 0,18 1,79 0,11 2,08 20 Artocarpus incisa 7 0,07 0,01 0,18 1,79 0,05 2,02 Jumlah 3660 3,73 19,13 100 100 100 300 Bawah 1 Gigantochloa apus 3780 79,97 0,10178 57,79 10,18 57,79 195,55 2 Dendrocalamus asper 527 11,14 0,04501 25,55 4,50 25,55 62,25 3 Musa spp, 100 2,12 0,00681 3,86 0,68 3,86 9,85 4 Bambusa vulgaris 220 4,65 0,00450 2,56 0,45 2,56 9,77 5 Macaranga sp, 13 0,28 0,00496 2,82 0,50 2,82 5,92 6 Mangifera foetida 7 0,14 0,00309 1,75 0,31 1,75 3,65 7 Artocarpus heterophyllus 7 0,14 0,00306 1,74 0,31 1,74 3,62 8 Melia azedarach 7 0,14 0,00282 1,60 0,28 1,60 3,34 Lampiran 3 Lanjutan 9 Hibiscus tiliaceus 7 0,14 0,00267 1,52 0,27 1,52 3,18 10 Durio zibethinus 13 0,28 0,00070 0,40 0,07 0,40 1,08 11 Nephelium lappaceum 20 0,42 0,00033 0,19 0,03 0,19 0,80 12 Coffea robusta 13 0,28 0,00027 0,15 0,03 0,15 0,59 13 Persea americana 7 0,14 0,00006 0,04 0,01 0,04 0,21 14 Cordyline fruticosa 7 0,14 0,00005 0,03 0,00 0,03 0,19 Jumlah 4727 100,00 0,17613 100,00 17,61 100,00 300,00 Wilayah Kota 1 Bambusa tuldoides 5353 81,61 0,02 61,36 2,40 61,36 204,33 2 Bambusa vulgaris 1207 18,39 0,02 38,64 1,51 38,64 95,67 Jumlah 6560 100,00 0,04 100,00 3,91 100,00 300,00 Keterangan: hanya vegetasi dengan tinggi 1,5m Lampiran 4. Hasil analisis vegetasi pada kebun campuran di Hulu DAS Kali Bekasi Bagian Atas No Nama Ilmiah K indha KR F FR D m 2 ha DR INP Semai 1 Lansium domesticum 2500 53,33 0,250 28,57 81,90 2 Mangifera kemanga 625 13,33 0,125 14,29 27,62 3 Musa spp. 625 13,33 0,125 14,29 27,62 4 Ficus hispida 313 6,67 0,125 14,29 20,95 5 Coffea sp. 313 6,67 0,125 14,29 20,95 6 Nephelium lappaceum 313 6,67 0,125 14,29 20,95 Jumlah 4688 100 0,875 100 200 Pancang 1 Musa spp. 100 11,11 0,250 14,29 0,47 21,12 46,52 2 Lansium domesticum 100 11,11 0,250 14,29 0,24 10,81 36,21 3 Pangium edule 100 11,11 0,125 7,14 0,36 16,47 34,72 4 Melia azedarach 100 11,11 0,125 7,14 0,31 14,22 32,47 5 Maesopsis eminii 150 16,67 0,125 7,14 0,15 6,61 30,42 6 Coffea sp. 100 11,11 0,250 14,29 0,03 1,52 26,92 7 Baccaurea motleyana 50 5,56 0,125 7,14 0,26 11,97 24,67 8 Durio zibethinus 50 5,56 0,125 7,14 0,19 8,73 21,42 9 Evodia aromatica 50 5,56 0,125 7,14 0,13 5,79 18,48 10 Aleurites moluccana 50 5,56 0,125 7,14 0,05 2,06 14,76 11 Sandoricum koetjape 50 5,56 0,125 7,14 0,02 0,71 13,41 Jumlah 900 100 1,750 100 2,20 100 300 Tiang 1 Musa spp. 150 46,15 0,625 26,32 1,97 45,00 117,47 2 Maesopsis eminii 25 7,69 0,250 10,53 0,57 13,04 31,26 3 Evodia aromatica 25 7,69 0,250 10,53 0,23 5,20 23,42 4 Lansium aquaeum 25 7,69 0,250 10,53 0,21 4,72 22,94 5 Mangifera kemanga 13 3,85 0,125 5,26 0,28 6,34 15,45 6 Durio zibethinus 13 3,85 0,125 5,26 0,25 5,75 14,86 7 Nephelium lappaceum 13 3,85 0,125 5,26 0,22 5,12 14,23 8 Melia azedarach 13 3,85 0,125 5,26 0,16 3,62 12,73 9 Artocarpus heterophyllus 13 3,85 0,125 5,26 0,13 3,02 12,13 10 Hibiscus tiliaceus 13 3,85 0,125 5,26 0,13 2,87 11,98 11 Syzygium polycephalum 13 3,85 0,125 5,26 0,12 2,77 11,88 12 Garcinia mangostana 13 3,85 0,125 5,26 0,11 2,57 11,68 Jumlah 325 100 2,375 100 4,37 100 300 Pohon 1 Pangium edule 19 18,2 0,500 16 4,96 50,75 84,93 2 Durio zibethinus 13 12,1 0,375 12 0,99 10,09 34,21 3 Musa spp, 13 12,1 0,375 12 0,47 4,79 28,92 4 Lansium aquaeum 13 12,1 0,250 8 0,55 5,59 25,71 5 Evodia aromatica 9 9,1 0,250 8 0,47 4,77 21,86 6 Syzygium polyanthum 6 6,1 0,125 4 0,23 2,39 12,45 7 Arenga pinnata 3 3,0 0,125 4 0,39 4,01 11,04 8 Parkia speciosa 3 3,0 0,125 4 0,34 3,53 10,56 9 Baccaurea motleyana 3 3,0 0,125 4 0,26 2,70 9,73 10 Cocos nucifera 3 3,0 0,125 4 0,21 2,15 9,18 11 Pithecellobium jiringa 3 3,0 0,125 4 0,20 2,00 9,03 12 Alstonia scholaris 3 3,0 0,125 4 0,19 1,97 9,00 13 Lansium domesticum 3 3,0 0,125 4 0,17 1,72 8,75 14 Maesopsis eminii 3 3,0 0,125 4 0,12 1,23 8,26 15 Swietenia mahagony 3 3,0 0,125 4 0,11 1,16 8,19 16 Sandoricum koetjape 3 3,0 0,125 4 0,11 1,15 8,18 Jumlah 103 100 3,125 100 9,78 100,00 300,00 Lampiran 5. Hasil analisis vegetasi pada kebun campuran di Hulu DAS Kali Bekasi Bagian Tengah No Nama Ilmiah K indha KR F FR D m 2 ha DR INP Semai 1 Coffea sp, 10000 56 0,29 16,67 72,67 2 Paraserianthes falcataria 2857 16 0,29 16,67 32,67 3 Hylocereus polyrhizus 1071 6 0,14 8,33 14,33 4 Persea americana 714 4 0,14 8,33 12,33 5 Musa spp, 714 4 0,14 8,33 12,33 6 Nephelium lappaceum 714 4 0,14 8,33 12,33 7 Manihot esculenta 714 4 0,14 8,33 12,33 8 Psidium guajava 357 2 0,14 8,33 10,33 9 Cocos nucifera 357 2 0,14 8,33 10,33 10 Mangifera indica 357 2 0,14 8,33 10,33 Jumlah 17857 100 1,71 100,00 200,00 Pancang 1 Musa spp. 971 39,53 0,71 25 3,86 59,46 124,00 2 Paraserianthes falcataria 514 20,93 0,29 10 0,68 10,42 41,35 3 Manihot esculenta 229 9,30 0,43 15 0,03 0,47 24,77 4 Mangifera indica 171 6,98 0,29 10 0,48 7,33 24,30 5 Syzigium aqueum 114 4,65 0,14 5 0,39 5,96 15,61 6 Psidium guajava 57 2,33 0,14 5 0,43 6,64 13,97 7 Durio zibethinus 57 2,33 0,14 5 0,29 4,54 11,86 8 Coffea sp, 114 4,65 0,14 5 0,01 0,20 9,85 9 Artocarpur altilis 57 2,33 0,14 5 0,15 2,33 9,65 10 Tectona grandis 57 2,33 0,14 5 0,12 1,87 9,20 11 Nephelium lappaceum 57 2,33 0,14 5 0,04 0,62 7,95 12 Muntingia calabura 57 2,33 0,14 5 0,01 0,16 7,48 Jumlah 2457 100,00 2,86 100 6,49 100,00 300,00 Tiang 1 Musa spp 300 55,26 1,00 38,89 4,71 53,50 147,65 2 Paraserianthes falcataria 129 23,68 0,57 22,22 2,21 25,16 71,06 3 Nephelium lappaceum 43 7,89 0,43 16,67 0,85 9,64 34,20 4 Artocarpur altilis 29 5,26 0,14 5,56 0,46 5,27 16,09 5 Cocos nucifera 14 2,63 0,14 5,56 0,22 2,50 10,69 6 Lansium domesticum 14 2,63 0,14 5,56 0,20 2,25 10,44 7 Parkia specios 14 2,63 0,14 5,56 0,15 1,69 9,87 Jumlah 543 100,00 2,57 100,00 8,80 100,00 300,00 Pohon 1 Paraserianthes falcataria 46 25,00 0,57 14,81 2,82 30,47 70,29 2 Nephelium lappaceum 46 25,00 0,71 18,52 1,92 20,71 64,23 3 Musa spp, 36 19,23 0,57 14,81 1,42 15,36 49,41 4 Cocos nucifera 21 11,54 0,57 14,81 1,30 14,01 40,36 5 Durio zibethinus 7 3,85 0,29 7,41 0,46 5,02 16,27 6 Artocarpus heterophyllus 7 3,85 0,29 7,41 0,29 3,09 14,34 7 Evodia aromatica 4 1,92 0,14 3,70 0,30 3,24 8,86 8 Melia azedarach 4 1,92 0,14 3,70 0,22 2,41 8,03 9 Gnetum gnemon 4 1,92 0,14 3,70 0,15 1,64 7,27 10 Artocarpur altilis 4 1,92 0,14 3,70 0,15 1,63 7,26 11 Syzigium aqueum 4 1,92 0,14 3,70 0,11 1,21 6,84 12 Parkia speciosa 4 1,92 0,14 3,70 0,11 1,21 6,84 Jumlah 186 100,00 3,86 100,00 9,26 100,00 300,00 Lampiran 6. Hasil analisis vegetasi pada kebun campuran di Hulu DAS Kali Bekasi Bagian Bawah No Nama Ilmiah K indha KR F FR D m 2 ha DR INP Semai 1 Musa spp, 833 18,75 0,33 18,75 37,50 2 Nephelium lappaceum 833 18,75 0,33 18,75 37,50 3 Coffea spp. 556 12,50 0,22 12,50 25,00 4 Persea americana 278 6,25 0,11 6,25 12,50 5 Dieffentachia sp, 278 6,25 0,11 6,25 12,50 6 Maesopsis eminii 278 6,25 0,11 6,25 12,50 7 Solanum nigrum 278 6,25 0,11 6,25 12,50 8 Mangifera indica 278 6,25 0,11 6,25 12,50 9 Baccaurea motleyana 278 6,25 0,11 6,25 12,50 10 Ananas comosus 278 6,25 0,11 6,25 12,50 11 Manihot esculenta 278 6,25 0,11 6,25 12,50 Jumlah 4444 100,00 1,78 100,00 200,00 Pancang 1 Musa spp. 444 15,38 0,67 18,75 2,38 48,00 82,14 2 Nephelium lappaceum 267 9,23 0,44 12,50 0,35 7,04 28,77 3 Coffea spp. 311 10,77 0,11 3,13 0,54 10,88 24,77 4 Manihot esculenta 356 12,31 0,33 9,38 0,08 1,54 23,22 5 Maesopsis eminii 267 9,23 0,33 9,38 0,22 4,50 23,11 6 Melia azedarach 311 10,77 0,22 6,25 0,30 6,00 23,02 7 Morinda citrifolia 133 4,62 0,22 6,25 0,35 7,15 18,02 8 Psidium guajava 222 7,69 0,11 3,13 0,15 2,95 13,77 9 Dimocarpus longan 44 1,54 0,11 3,13 0,26 5,21 9,88 10 Artocarpus heterophyllus 89 3,08 0,11 3,13 0,09 1,86 8,06 11 Areca catechu 89 3,08 0,11 3,13 0,07 1,33 7,53 12 Cordyline fruticosa 89 3,08 0,11 3,13 0,02 0,40 6,60 13 Ficus benjamina 44 1,54 0,11 3,13 0,08 1,69 6,36 14 Leucaena leucocephala 44 1,54 0,11 3,13 0,03 0,55 5,22 15 Persea americana 44 1,54 0,11 3,13 0,02 0,31 4,97 16 Pouteria campechiana 44 1,54 0,11 3,13 0,01 0,28 4,95 17 Achras zapota 44 1,54 0,11 3,13 0,01 0,23 4,89 18 Syzigium aqueum 44 1,54 0,11 3,13 0,00 0,07 4,73 Jumlah 2889 100,00 3,56 100,00 4,95 100,00 300,00 Tiang 1 Musa spp. 289 49,06 0,78 26,92 4,75 47,79 123,77 2 Nephelium lappaceum 44 7,55 0,33 11,54 0,80 8,01 27,10 3 Durio zibethinus 33 5,66 0,33 11,54 0,52 5,28 22,47 4 Gnetum gnemon 33 5,66 0,33 11,54 0,44 4,42 21,61 5 Maesopsis eminii 33 5,66 0,22 7,69 0,75 7,54 20,89 6 Baccaurea motleyana 44 7,55 0,11 3,85 0,69 6,95 18,34 7 Artocarpus heterophyllus 22 3,77 0,22 7,69 0,42 4,27 15,74 8 Carica papaya 33 5,66 0,11 3,85 0,59 5,96 15,46 9 Paraserianthes falcataria 22 3,77 0,11 3,85 0,37 3,70 11,32 10 Morinda citrifolia 11 1,89 0,11 3,85 0,28 2,84 8,58 11 Pithecellobium jiringa 11 1,89 0,11 3,85 0,22 2,25 7,98 12 Coffea sp. 11 1,89 0,11 3,85 0,10 1,00 6,74 Jumlah 589 100,00 2,89 100,00 9,94 100,00 300,00 Pohon 1 Musa spp, 44 20,00 0,33 6,98 2,04 14,00 40,98 2 Baccaurea motleyana 31 13,75 0,56 11,63 2,18 14,98 40,36 3 Nephelium lappaceum 28 12,50 0,44 9,30 2,34 16,10 37,91 4 Maesopsis eminii 25 11,25 0,44 9,30 1,71 11,72 32,28 5 Durio zibethinus 17 7,50 0,56 11,63 0,86 5,94 25,07 6 Sandoricum koetjape 11 5,00 0,44 9,30 1,23 8,42 22,72 7 Cocos nucifera 14 6,25 0,22 4,65 1,07 7,37 18,27 8 Paraserianthes falcataria 11 5,00 0,33 6,98 0,65 4,48 16,46 9 Lansium domesticum 6 2,50 0,22 4,65 0,35 2,41 9,56 10 Pithecellobium jiringa 6 2,50 0,22 4,65 0,35 2,39 9,55 Lampiran 6 Lanjutan 11 Artocarpus heterophyllus 6 2,50 0,22 4,65 0,24 1,65 8,80 12 Syzygium aromaticum 8 3,75 0,11 2,33 0,32 2,20 8,28 13 Syzygium polycephalum 3 1,25 0,11 2,33 0,38 2,64 6,22 14 Mangifera kemanga 3 1,25 0,11 2,33 0,30 2,06 5,64 15 Parkia speciosa 3 1,25 0,11 2,33 0,17 1,15 4,73 16 Garcinia mangostana 3 1,25 0,11 2,33 0,14 0,99 4,57 17 Melia azedarach 3 1,25 0,11 2,33 0,12 0,81 4,38 18 Ceiba pentandra 3 1,25 0,11 2,33 0,10 0,67 4,24 Jumlah 222 100,00 4,78 100,00 14,55 100,00 300,00 Lampiran 7. Hasil analisis vegetasi pada pekarangan di Hulu DAS Kali Bekasi No Nama Ilmiah K indha KR F FR D m 2 ha DR INP Atas 1 Musa x paradisiaca 192 25,60 0,75 7,20 2,68 21,01 53,81 2 Mangifera indica 54 7,20 0,83 8,00 0,52 4,07 19,27 3 Psidium guajava 60 8,00 0,75 7,20 0,48 3,78 18,98 4 Artocarpur altilis 18 2,40 0,25 2,40 1,54 12,07 16,87 5 Parkia speciosa 27 3,60 0,58 5,60 0,64 5,01 14,21 6 Cocos nucifera 12 1,60 0,25 2,40 1,25 9,78 13,78 7 Syzigium aqueum 30 4,00 0,33 3,20 0,43 3,34 10,54 8 Coffea robusta 39 5,20 0,42 4,00 0,13 1,00 10,20 9 Artocarpus heterophyllus 21 2,80 0,42 4,00 0,34 2,68 9,48 10 Gmelina arborea 27 3,60 0,33 3,20 0,32 2,48 9,28 11 Nephelium lappaceum 21 2,80 0,33 3,20 0,40 3,14 9,14 12 Ceiba pentandra 12 1,60 0,25 2,40 0,60 4,71 8,71 13 Swietenia mahagony 15 2,00 0,42 4,00 0,32 2,48 8,48 14 Citrus sinensis 21 2,80 0,33 3,20 0,09 0,70 6,70 15 Paraserianthes falcataria 12 1,60 0,25 2,40 0,31 2,44 6,44 16 Mangifera foetida 15 2,00 0,33 3,20 0,10 0,80 6,00 17 Spondias dulcis 6 0,80 0,17 1,60 0,39 3,05 5,45 18 Pangium edule 6 0,80 0,17 1,60 0,39 3,04 5,44 19 Theobroma cacao 15 2,00 0,25 2,40 0,10 0,78 5,18 20 Gnetum gnemon 12 1,60 0,25 2,40 0,14 1,08 5,08 21 Morinda citrifolia 12 1,60 0,25 2,40 0,07 0,57 4,57 22 Persea americana 12 1,60 0,25 2,40 0,05 0,38 4,38 23 Ficus virens 3 0,40 0,08 0,80 0,25 1,99 3,19 24 Leucaena leucocephala 6 0,80 0,17 1,60 0,10 0,75 3,15 25 Jatropha sp, 9 1,20 0,17 1,60 0,04 0,29 3,09 26 Syzygium polyanthum 9 1,20 0,17 1,60 0,02 0,13 2,93 27 Durio zibethinus 6 0,80 0,17 1,60 0,05 0,35 2,75 28 Glochidion arborescens 12 1,60 0,08 0,80 0,04 0,28 2,68 29 AleuritEs moluccana 3 0,40 0,08 0,80 0,18 1,42 2,62 30 Dysoxylum nutans 3 0,40 0,08 0,80 0,18 1,39 2,59 31 Spathodea campanulata 6 0,80 0,08 0,80 0,12 0,92 2,52 32 Melia azedarach 6 0,80 0,08 0,80 0,10 0,77 2,37 33 Baccaurea motleyana 3 0,40 0,08 0,80 0,09 0,70 1,90 34 Lansium aquaeum 3 0,40 0,08 0,80 0,09 0,68 1,88 35 Dimocarpus longan 6 0,80 0,08 0,80 0,03 0,24 1,84 36 Citrus maxima 3 0,40 0,08 0,80 0,07 0,57 1,77 37 Citrus sp, 6 0,80 0,08 0,80 0,01 0,09 1,69 38 Jatropha multifida 6 0,80 0,08 0,80 0,00 0,04 1,64 39 Carica papaya 3 0,40 0,08 0,80 0,05 0,42 1,62 40 Pometia pinnata 3 0,40 0,08 0,80 0,02 0,19 1,39 41 Mangifera odorata 3 0,40 0,08 0,80 0,02 0,14 1,34 42 Averrhoa carambola 3 0,40 0,08 0,80 0,01 0,12 1,32 43 Tamarindus indica 3 0,40 0,08 0,80 0,01 0,07 1,27 44 Annona muricata 3 0,40 0,08 0,80 0,01 0,07 1,27 45 Syzygium aromaticum 3 0,40 0,08 0,80 0,00 0,01 1,21 Jumlah 752 100,00 10,42 100,00 12,75 100,00 300,00 Tengah 1 Nephelium lappaceum 101 14,38 0,82 9,57 2,67 19,23 43,18 2 Musa x paradisiaca 118 16,88 0,36 4,26 2,69 19,33 40,46 3 Glochidion arborescens 61 8,75 0,64 7,45 1,28 9,17 25,37 4 Myristica Fragans 44 6,25 0,55 6,38 1,44 10,34 22,97 5 Jatropha sp, 44 6,25 0,64 7,45 0,38 2,76 16,46 6 Dimocarpus longan 22 3,13 0,36 4,26 1,23 8,82 16,20 7 Averhoa bilimbi 26 3,75 0,36 4,26 0,68 4,90 12,91 8 Psidium guajava 31 4,38 0,27 3,19 0,22 1,58 9,14 9 Garcinia mangostana 18 2,50 0,27 3,19 0,33 2,40 8,09 10 Citrus maxima 18 2,50 0,27 3,19 0,06 0,43 6,12 11 Syzygium polycephalum 26 3,75 0,09 1,06 0,12 0,87 5,68 12 Bouea macrophylla 9 1,25 0,18 2,13 0,24 1,72 5,09 Lampiran 7 Lanjutan 13 Persea americana 9 1,25 0,18 2,13 0,14 0,99 4,36 14 Pouteria campechiana 9 1,25 0,18 2,13 0,10 0,70 4,08 15 Lansium aquaeum 9 1,25 0,18 2,13 0,09 0,66 4,04 16 Tamarindus indica 9 1,25 0,18 2,13 0,08 0,56 3,94 17 Annona muricata 9 1,25 0,18 2,13 0,07 0,50 3,88 18 Leucaena leucocephala 9 1,25 0,18 2,13 0,06 0,45 3,83 19 Artocarpus heterophyllus 9 1,25 0,18 2,13 0,02 0,18 3,56 20 Mangifera indica 4 0,63 0,09 1,06 0,23 1,62 3,31 21 Citrus hystrix 9 1,25 0,09 1,06 0,12 0,87 3,18 22 Cocos nucifera 4 0,63 0,09 1,06 0,21 1,48 3,17 23 Artocarpur altilis 4 0,63 0,09 1,06 0,20 1,42 3,11 24 Carica papaya 4 0,63 0,09 1,06 0,18 1,31 3,00 25 Mangifera foetida 4 0,63 0,09 1,06 0,14 0,98 2,67 26 Gnetum gnemon 4 0,63 0,09 1,06 0,13 0,97 2,66 27 Durio zibethinus 4 0,63 0,09 1,06 0,11 0,82 2,51 28 Sandoricum koetjape 4 0,63 0,09 1,06 0,11 0,80 2,49 29 Bridelia glauca 4 0,63 0,09 1,06 0,08 0,58 2,27 30 Coffea robusta 4 0,63 0,09 1,06 0,08 0,56 2,25 31 Mangifera kemanga 4 0,63 0,09 1,06 0,07 0,48 2,17 32 Syzygium polyanthum 4 0,63 0,09 1,06 0,05 0,39 2,08 33 Citrus sp, 4 0,63 0,09 1,06 0,05 0,37 2,06 34 Averrhoa carambola 4 0,63 0,09 1,06 0,04 0,27 1,96 35 Syzigium aqueum 4 0,63 0,09 1,06 0,04 0,26 1,95 36 Parkia speciosa 4 0,63 0,09 1,06 0,03 0,25 1,94 37 Theobroma cacao 4 0,63 0,09 1,06 0,03 0,19 1,88 38 Casuarina equisetifolia 4 0,63 0,09 1,06 0,02 0,16 1,85 39 Mussaenda sp, 4 0,63 0,09 1,06 0,02 0,16 1,85 40 Achras zapota 4 0,63 0,09 1,06 0,02 0,15 1,84 41 Baccaurea motleyana 4 0,63 0,09 1,06 0,02 0,11 1,80 42 Citrus nobilis var.microcarpa 4 0,63 0,09 1,06 0,01 0,07 1,76 43 Spondias dulcis 4 0,63 0,09 1,06 0,01 0,04 1,73 44 Tectona grandis 4 0,63 0,09 1,06 0,01 0,04 1,73 45 Areca catechu 4 0,63 0,09 1,06 0,01 0,04 1,73 46 Jatropha multifida 4 0,63 0,09 1,06 0,00 0,02 1,71 Jumlah 701 100,00 8,55 100,00 13,91 100,00 300,00 Bawah 1 Musa x paradisiaca 185 26,67 0,58 7,45 3,86 28,03 62,14 2 Nephelium lappaceum 68 9,78 0,67 8,51 2,84 20,61 38,90 3 Syzygium malaccense 74 10,67 0,75 9,57 1,56 11,35 31,60 4 Garcinia mangostana 31 4,44 0,50 6,38 0,52 3,75 14,58 5 Ficus virens 22 3,11 0,25 3,19 1,08 7,87 14,17 6 Carica papaya 37 5,33 0,42 5,32 0,20 1,45 12,10 7 Parkia speciosa 15 2,22 0,33 4,26 0,68 4,93 11,41 8 Sandoricum koetjape 28 4,00 0,33 4,26 0,04 0,29 8,54 9 Pouteria campechiana 18 2,67 0,25 3,19 0,37 2,67 8,53 10 Annona muricata 18 2,67 0,25 3,19 0,14 1,05 6,91 11 Psidium guajava 18 2,67 0,17 2,13 0,24 1,72 6,52 12 Syzygium polyanthum 18 2,67 0,25 3,19 0,07 0,51 6,37 13 Mussaenda sp, 9 1,33 0,25 3,19 0,18 1,32 5,85 14 Theobroma cacao 6 0,89 0,17 2,13 0,34 2,44 5,46 15 Glochidion arborescens 6 0,89 0,08 1,06 0,44 3,18 5,13 16 Pithecellobium jiringa 12 1,78 0,17 2,13 0,16 1,13 5,03 17 Persea americana 9 1,33 0,25 3,19 0,03 0,25 4,78 18 Averhoa bilimbi 12 1,78 0,17 2,13 0,06 0,44 4,34 19 Averrhoa carambola 12 1,78 0,17 2,13 0,04 0,27 4,18 20 Cocos nucifera 12 1,78 0,17 2,13 0,03 0,23 4,14 21 Jatropha sp, 9 1,33 0,17 2,13 0,06 0,41 3,87 22 Baccaurea motleyana 9 1,33 0,17 2,13 0,05 0,37 3,83 23 Lansium aquaeum 6 0,89 0,17 2,13 0,10 0,70 3,71 24 Areca catechu 6 0,89 0,08 1,06 0,15 1,10 3,05 25 Artocarpus heterophyllus 3 0,44 0,08 1,06 0,16 1,14 2,65 26 Bauhinia purpurea 9 1,33 0,08 1,06 0,02 0,18 2,58 Lampiran 7 Lanjutan 27 Phaleria macrocarpa 3 0,44 0,08 1,06 0,10 0,75 2,25 28 Muntingia calabura 6 0,89 0,08 1,06 0,04 0,26 2,22 29 Gnetum gnemon 3 0,44 0,08 1,06 0,06 0,47 1,97 30 Durio zibethinus 3 0,44 0,08 1,06 0,05 0,35 1,86 31 Syzigium aqueum 3 0,44 0,08 1,06 0,05 0,34 1,85 32 Dimocarpus longan 3 0,44 0,08 1,06 0,03 0,24 1,75 33 Coffea robusta 3 0,44 0,08 1,06 0,02 0,11 1,62 34 Mangifera indica 3 0,44 0,08 1,06 0,00 0,03 1,54 35 Citrus sp, 3 0,44 0,08 1,06 0,00 0,02 1,53 36 Carissa carandas 3 0,44 0,08 1,06 0,00 0,02 1,52 37 Pometia pinnata 3 0,44 0,08 1,06 0,00 0,01 1,52 Jumlah 693 100,00 7,83 100,00 13,77 100,00 300,00 Wilayah Kota 1 Mangifera indica 37 8,08 0,75 8,49 1,10 13,95 30,52 2 Roystonea regia 57 12,28 0,33 3,77 1,14 14,38 30,43 3 Pinus merkusii 30 6,59 0,33 3,77 1,25 15,89 26,25 4 Areca catechu 64 13,77 0,25 2,83 0,48 6,11 22,71 5 Veitchia merrillii 59 12,87 0,17 1,89 0,22 2,76 17,52 6 Casuarina equisetifolia 24 5,09 0,67 7,55 0,26 3,28 15,91 7 Nephelium lappaceum 17 3,59 0,58 6,60 0,08 1,06 11,26 8 Wodyetia bifurcata 12 2,69 0,33 3,77 0,25 3,13 9,60 9 Syzigium aqueum 12 2,69 0,33 3,77 0,18 2,28 8,75 10 Dracaena massangeana 14 2,99 0,25 2,83 0,23 2,89 8,71 11 Cocos nucifera 7 1,50 0,25 2,83 0,27 3,38 7,71 12 Citrus sp, 12 2,69 0,33 3,77 0,07 0,84 7,31 13 Ficus elastica 12 2,69 0,08 0,94 0,26 3,29 6,93 14 Hibiscus rosa-sinensis 4 0,90 0,17 1,89 0,24 3,06 5,84 15 Ravenala madagascariensis 6 1,20 0,08 0,94 0,29 3,65 5,80 16 Achras zapota 8 1,80 0,25 2,83 0,08 0,97 5,60 17 Bauhinia purpurea 8 1,80 0,08 0,94 0,18 2,25 4,99 18 Musa x paradisiaca 6 1,20 0,25 2,83 0,05 0,68 4,71 19 Khaya senegalensis 3 0,60 0,08 0,94 0,25 3,11 4,65 20 Artocarpus heterophyllus 4 0,90 0,25 2,83 0,06 0,82 4,55 21 Averrhoa carambola 4 0,90 0,25 2,83 0,06 0,70 4,43 22 Maesopsis eminii 1 0,30 0,08 0,94 0,22 2,78 4,03 23 Spondias dulcis 4 0,90 0,25 2,83 0,01 0,16 3,89 24 Mascarena lagenicaulis 3 0,60 0,08 0,94 0,17 2,10 3,65 25 Ficus benjamina 7 1,50 0,08 0,94 0,09 1,20 3,64 26 Annona muricata 7 1,50 0,17 1,89 0,00 0,05 3,44 27 Bixa arborea 4 0,90 0,17 1,89 0,03 0,36 3,14 28 Psidium guajava 3 0,60 0,17 1,89 0,03 0,34 2,83 29 Durio zibethinus 3 0,60 0,17 1,89 0,02 0,27 2,76 30 Phaleria macrocarpa 3 0,60 0,17 1,89 0,00 0,02 2,50 31 Acacia mangium 1 0,30 0,08 0,94 0,09 1,14 2,38 32 Calophyllum inophyllum 1 0,30 0,08 0,94 0,06 0,79 2,03 33 Parkia speciosa 1 0,30 0,08 0,94 0,04 0,52 1,77 34 Jasminum sambac 3 0,60 0,08 0,94 0,01 0,10 1,64 35 Dimocarpus longan 3 0,60 0,08 0,94 0,00 0,05 1,60 36 Leucaena leucocephala 1 0,30 0,08 0,94 0,03 0,32 1,56 37 Callistemon citrinus 1 0,30 0,08 0,94 0,02 0,31 1,55 38 Cycas rumphii 1 0,30 0,08 0,94 0,02 0,23 1,48 39 Citrus maxima 1 0,30 0,08 0,94 0,02 0,20 1,44 40 Maniltoa grandiflora 1 0,30 0,08 0,94 0,01 0,14 1,39 41 Stelechocarpus burakol 1 0,30 0,08 0,94 0,01 0,14 1,38 42 Araucaria cunninghamii 1 0,30 0,08 0,94 0,01 0,09 1,33 43 Punica granatum 1 0,30 0,08 0,94 0,01 0,08 1,32 44 Lansium domesticum 1 0,30 0,08 0,94 0,00 0,05 1,29 45 Syzygium malaccense 1 0,30 0,08 0,94 0,00 0,04 1,29 46 Plumeria rubra 1 0,30 0,08 0,94 0,00 0,03 1,27 47 Polyalthia longifolia 1 0,30 0,08 0,94 0,00 0,01 1,26 Jumlah 462 100,00 8,83 100,00 7,89 100,00 300,00 ABSTRACT WAHYU CATUR ADINUGROHO. Analysing of Tree Carbon Stock on Green Open Space Area in The Upstream of Kali Bekasi Watershed. Under supervision of ANDRY INDRAWAN, SUPRIYANTO, and HADI SUSILO ARIFIN The upstream of Kali Bekasi watershed condition plays an important role on the management of Kali Bekasi watershed, Jakarta and Bogor District. The presence of vegetation cover in sufficient area in the Permanent Green Open Space of upstream of Kali Bekasi watershed is crucial in maintaining environmental quality. CO 2 sequestration by the presence of vegetation in a landscape is substantial mitigation of climate change. It creates a low carbon society that is needed to get appreciation in environmental services. The objective of study was to analyze structure and species diveristy of stands, to analyze changes of the permanent green open space in upstream of Kali Bekasi watershed, its carbon stocks and their correlation. Observation plots amounting to 161 plots were established in the study site, which were laid out on the upstream of watershed, representing upper, middle and lower parts of the site. Estimation of carbon stocks was calculated by using non-destructive sampling method, using the existing allometric equations. The results of vegetation analysis showed that the level of Shannon-index was low until medium, 0,63 and 3,36 respectively. These species were identified to have high carbon sinks, which is potential to increase carbon stocks and biodiversity conservation. Stand structure in the agroforestry system in the upstream of Kali Bekasi watershed was found closely to natural forest structure. The upstream of Kali Bekasi watershed has 1,63x10 6 tons carbon stock total equivalent 5,97x10 6 tons of CO 2 uptake. Green open space in a private area mix-garden, home garden, bamboo garden most contributed to the total carbon stocks although the average carbon stock was lower than in pine forest and natural forest. The changes in permanent green open space area have the greatest influence on total carbon stocks. Carbon stocks were highly related to the basal areas, but stand density and species diversity has lower correlation to carbon stocks. Keywords: CO 2 sequestration, correlation, diversity, permanent green open space, stand structure I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kondisi lingkungan kadang diabaikan dalam mencapai kemajuan pembangunan suatu wilayah. Jumlah penduduk yang semakin meningkat, kemajuan tekhnologi, pertumbuhan ekonomi dan faktor-faktor kebijakan mendorong terjadinya degradasi lingkungan. Terdegradasinya kondisi lingkungan ini tentu saja akhirnya akan menimbulkan dampak yang sangat merugikan bagi manusia. Terjadinya banjir, longsor dan puting beliung pada suatu wilayah di Indonesia sudah menjadi berita rutin yang sering kita dengar sebagai salah satu dampak terdegradasinya kondisi lingkungan terlepas dari faktor cuaca ekstrim yang terjadi. Begitu juga halnya dengan apa yang terjadi pada DAS Kali Bekasi. Tutupan lahan pada DAS Kali Bekasi telah mengalami perubahan, keberadaan lahan yang tertutupi oleh vegetasi pohon pada kawasan DAS ini telah mengalami pengurangan. Taman Wisata Alam Gunung Pancar yang merupakan kawasan hutan yang terdapat di DAS Kali Bekasi sebagian dari kawasannya telah berupa lahan terbuka dan ladang pertanian masyarakat, selain itu perkebunan karet di bagian hulu telah hilang menjadi daerah permukiman dan lapangan golf, luas kawasan DAS yang berupa penutupan hutan hanya tersisa 4. Kondisi ini tentu saja memberikan dampak pada berubahnya aliran sungai dan naiknya debit air pada aliran sungai di DAS Kali Bekasi BPDAS Citarum - Ciliwung, 2009. Kali Bekasi merupakan salah satu dari tiga sungai utama yang berperan menimbulkan banjir di Jakarta selain Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, 2007 sehingga DAS Kali Bekasi menjadi prioritas pengelolaan DAS I bersama 7 DAS lainnya Citarum, Ciliwung, Cisadane, Cipunagara, Ciujung, Kali Angke-Pesanggrahan, Sunter dari 24 DAS yang menjadi wilayah kerja BPDAS Citarum-Ciliwung Berdasarkan uraian tersebut di atas maka sangat diperlukan penerapan prinsip-prinsip manajemen lanskap yang berawawasan lingkungan dalam mencapai pembangunan yang berkelanjutan pada kawasan DAS Kali Bekasi. Pembangunan berkelanjutan akan dapat dicapai dengan memperhatikan 3 prinsip yaitu kesejahteraan masyarakat, lingkungan dan ekonomi. Pembangunan berkelanjutan harus memperhatikan tatanan lanskap yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, serta pada saat yang sama juga menjaga kondisi ekologis yang ada atau meningkatkan kualitas lingkungan. Keberadaan Ruang Terbuka Hijau RTH dengan luasan yang mencukupi pada suatu tatanan lanskap menjadi salah satu faktor kunci terjaganya kualitas lingkungan suatu lanskap. RTH pada suatu lanskap dapat berupa RTH permanen yaitu taman, pekarangan, kebun campuran dan hutan yang dominan ditumbuhi tanaman tahunan serta RTH non permanen berupa sawah, tegalan yang dominan ditumbuhi tanaman semusim. Secara ekologis, vegetasi yang ada pada RTH juga berfungsi sebagai pengendali iklim. Tanaman seluas 1 ha dapat menyerap karbondioksida sebanyak 900 kghari, menyaring debu sampai 85, memproduksi oksigen sebanyak 600kghari serta dapat menurunkan suhu sampai 4 o C Joachim et al. yang diacu oleh Frick Suskiyatno, 1998. Peran vegetasi sebagai penyerap karbondioksida menjadi bagian penting saat ini dalam rangka mengatasi pemanasan global yang disebabkan meningkatnya kadar gas rumah kaca terutama karbondioksida di atmosfer. Sehingga keberadaan vegetasi yang mampu menyerap karbondioksida dalam suatu lanskap ini diperlukan untuk menciptakan masyarakat rendah karbon low carbon society serta perlu mendapat apresiasi sebagai salah satu jasa lingkungan. Penghargaan harus diberikan kepada masyarakat atas kearifannya menjaga keberadaan vegetasi di lingkungan tersebut. Praktek jasa lingkungan ini merupakan salah satu realisasi ekonomi yang dapat dikembangkan untuk menciptakan harmonisasi pembangunan yang berbasis DAS. Dikemukakan bahwa harmonisasi pembangunan yang berbasis DAS pada lanskap perdesaan dapat dicapai dengan mengaplikasikan konsep triple bottom line benefit, yakni lingkungan, ekonomi dan masyarakat Arifin et al., 2008. Guna mengaplikasikan penyimpanan karbon Carbon stock sebagai salah satu jasa lingkungan dan mendorong terciptanya masyarakat rendah karbon tersebut maka diperlukan kajian cadangan karbon yang tersimpan pada lanskap tersebut, yaitu menganaliasa perubahan RTH yang terjadi, mengetahui cadangan karbon yang ada saat ini dan melihat korelasi cadangan karbon dengan struktur komunitas vegetasi yang ada. Pada penelitian ini analisis cadangan karbon pohon dilakukan pada RTH permanen mengingat bahwa jumlah cadangan karbon pada