tetapi tumbuhan umumnya mempunyai beberapa jaringan yang banyak karbon dan beberapa jaringan lagi sedikit karbon, dengan konsentrasi karbon rata-rata
sekitar 45-50 yang telah diterima secara umum Chan, 1982. Jumlah karbon yang disimpan di dalam pohon atau hutan dapat dihitung jika diketahui jumlah
biomassa atau jaringan hidup tumbuhan di hutan tersebut dan memberlakukan suatu faktor konversi.
2.4 Biomassa dan Cadangan Karbon Pohon
Komponen cadangan karbon terbesar dalam vegetasi berasal dari biomassa pohon Tresnawan Rosalina, 2002; Onrizal, 2004; Rusolono, 2006; Langi,
2007; Widyasari, 2010 sehingga penetapan besarnya biomassa pohon yang menempati suatu hamparan tegakan adalah bagian paling penting dalam
penghitungan potensi karbon Tabel 1. Tabel 1. Komponen biomassa pada berbagai tipe ekosistem
Tipe Ekosistem Biomassa tonha
C-stok
Pohon Tumbuhan
bawah Serasah
Nekromas
Pohon tCHa
Autor Hutan Primer
Htn tropis dataran Rendah
348,02 0,83
6,36 11,74
Tresnawan Rosalina 2002
Hutan 1 th setelah penebangan Htn
tropis dataran rendah
221,39 0,92
6,70 119,13
Tresnawan Rosalina
2002
Hutan 3 th setelah penebangan Htn
tropis dataran rendah
189,26 1,09
5,34 116,68
Tresnawan Rosalina
2002
Agroforestry 84,56
0,73 7,05
42,28 Rusolono 2006
Kebun campuran 78,06
0,68 5,7
39,03 Rusolono 2006
Hutan Rakyat Cempaka murni
504,8 6,9
15,8 158,39
Langi 2007
Hutan Rakyat Cempaka
campuran 142,9
18,05 2,5
52,60 Langi
2007 Hutan Kerangas
874,87 4,45
12,16 169,2
Onrizal 2004
Hutan Gambut 4 th setelah terbakar
69,15 11,11
7,03 64,37
Widyasari 2010
Hutan sekunder bekas kebakaran
dan pembalakan 36,83
2,42 3,77
22,64 Adinugroho
2006
Biomassa dinyatakan dalam satuan bobot kering. Biomassa pohon umumnya ditaksir secara tidak langsung dengan menggunakan persamaan
alometrik biomassa pohon, yang menyatakan hubungan antara dimensi tertentu dari pohon misalnya diameter atau tinggi pohon dengan nilai biomassa total
pohonnya. Metode penyusunan persamaan alometrik biomassa dijelaskan oleh banyak penulis, diantaranya dalam MacDicken 1997 ; Hairiah et al. 2001 ;
JIFPRO 2001 ; Snowdon et al. 2002. Beberapa penulis Brown et al., 1989; Brown 1997; Hairiah et al., 1999 menganjurkan digunakannya beberapa
persamaan alometrik biomassa pohon yang lebih umum dan dipakai untuk zone iklim yang lebih luas, apabila belum tersedia persamaan alometrik yang lebih
spesifik. Penentuan biomassa pohon dari beberapa jenis pohon dapat digunakan
beberapa persamaan alometrik spesifik yang telah tersedia Hairiah et al. 2001, atau menggunakan persamaan yang menyertakan peubah diameter dan nilai
kerapatan kayu sebagaimana disarankan Ketterings et al. 2001 dan Chave et al. 2005. Tabel 3 menyatakan beberapa persamaan yang dapat dipakai untuk
penaksiran biomassa pohon.
2.5 Pendugaan Cadangan Karbon Pohon
Untuk menduga biomassa pohon yang hidup, diameter seluruh pohon diukur dan dikonversi ke dalam biomassa dan perkiraan karbon yaitu 50 dari bobot
biomassa. Biomassa pohon yang hidup diduga dengan menggunakan persamaan regresi alometrik biomassa. Persamaan yang berlaku umum untuk pendugaan
seluruh hutan dunia telah tersedia dan beberapa khusus dibuat untuk spesies tertentu.
Terdapat perbedaan keperluan inventarisasi karbon pada tahap awal penetapan garis dasar atau baseline dan tahap monitoring. Dalam tahap awal,
sebagian besar gudang karbon yang relevan perlu dihitung dalam kondisi ada atau tanpa proyek, tetapi dalam tahap monitoring hanya gudang karbon tertentu saja
yang diukur dan dijadikan sebagai petunjuk atau model yang dapat dipakai Brown, 1999. Sathaye et al. 1997 mengusulkan urutan prioritas gudang karbon
yang perlu dimonitor dengan mempertimbangkan tingkat atau besarnya pengaruh, laju perubahan persediaan karbon, dan arah perubahan persediaan karbon positif