Pendidikan Formal Mata Pencaharian

48 Sumber : Data Primer 2011 Gambar 4. Karakteristik Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi Berdasarkan Mata Pencaharian Sampingan Setelah Perluasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak Sebagian besar masyarakat kasepuhan memilih pekerjaan sampingan sebagai penyadap aren yaitu sebesar 27. Pekerjaan sampingan sebagai pedagang sebesar 10. Pekerjaan sebagai buruh rata-rata dilakukan masyarakat ketika menunggu musim panen tiba. Pekerjaan sampingan sebagai tukang ojeg sebesar 3. Selain itu, sebagian masyarakat kasepuhan ada juga memilih untuk bertahan terhadap pertanian tanpa mengandalkan pekerjaan sampingan yaitu sebesar 47.

5.2.4. Luas dan Kepemilikan Lahan

Lahan yang dimiliki Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi terbilang sempit dibawah 0,5 ha dengan porsi 100. Walaupun penguasaan lahan Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi di Kasepuhan Sinar Resmi relatif sempit akan tetapi mayoritas berstatus sebagai pemilik yakni sebanyak 97 sedangkan 3 sisanya sebagai penggarap. Persentase luas penguasaan lahan dapat dilihat pada Gambar 5. 27 10 13 3 47 Penyadap Aren Pedagang Buruh Ojeg Tidak Ada Pekerjaan Sampingan 49 Sumber : Data Primer 2011 Gambar 5. Karakteristik Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan

5.3. Gambaran Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi

Kasepuhan Sinar Resmi terletak di Desa Sirna Resmi, bersama dengan dua kasepuhan lainnya yakni Kasepuhan Cipta Mulya dan Kasepuhan Cipta Gelar yang saling terkait dan masih dalam satu keturunan. Kasepuhan Sinar Resmi dibentuk oleh para leluhur karuhun yang merupakan laskar Kerajaan Padjajaran yang mundur ke daerah Selatan karena kerajaan mereka berhasil dikuasai oleh Kasultanan Banten. Kasepuhan Sinar Resmi selalu berpindah-pindah sebelum di Desa Sirna Resmi saat ini. Hal ini didasarkan pada wangsit dari para karuhun yang disampaikan melalui Kepala Kasepuhan yaitu Abah untuk mencari lebak cawane lembah perawan yang diyakini akan memberikan kemakmuran bagi masyarakat kasepuhan. Kasepuhan Sinar Resmi telah berpindah-pindah selama 29 generasi dimulai sejak tahun 611 M. Namun hanya delapan generasi terakhir saja yang boleh diketahui oleh Incu Putu masyarakat adat, karena 21 generasi lainnya merupakan rahasia para leluhur yang tidak boleh diketahui oleh siapapun. Perpindahan Kasepuhan Sinar Resmi diawali dari perpindahan kampung gede dari Lebak Selatan ke Sukabumi Selatan, di Kampung Bojongcisono oleh Ki 97 3 Pemilik Lahan Penggarap

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman kumbang sungut panjang (coleoptera: cerambycidae) di kawasan Resort Salak 2 – Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS)

2 35 80

Manfaat Ekonomi Hasil Hutan Taman Nasional Gunung Halimun Bagi Masyarakat Desa Sirnarasa, Kecamatan Cisolok, Sukabumi

0 16 70

Struktur Penguasaan Tanah Masyarakat dan Upaya Membangun Kedaulatan Pangan (Kasus Kampung Sinar Resmi, Desa Sinar Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat)

1 13 176

Pengetahuan masyarakat tentang konservasi sumberdaya hutan: studi kasus pada masyarakat Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Sukabumi Jawa Barat

0 8 50

Kelembagaan Lokal Dalam Pemanfaatan Aren dan Peranan Hasil Gula Aren Bagi Pendapatan Rumahtangga Masyarakat Kasepuhan (Desa Sirna Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat)

0 20 196

Analisis konflik sumberdaya hutan di kawasan konservasi: studi Kasus Kampung Sinar Resmi, Desa Sirna Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat

0 21 260

Strategi nafkah masyarakat adat kasepuhan sinar resmi di Taman Nasional Gunung Halimun Salak

2 18 119

Analisis Stakeholders dan Ekonomi Pusat Konservasi Keanekaragaman Hayati (PKKH) Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) (Studi Kasus: Desa Puraseda dan Malasari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 28 109

Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Halimun Salak terhadap Masyarakat Kasepuhan Cipta Mulya

0 8 100

Keanekaragaman Jenis Paku Terestrial Di Kawasan Gunung Bunder Taman Nasional Gunung Halimun Salak (Tnghs) Bogor, Jawa Barat

3 10 42