24
Aprianto 2008 melakukan penelitian yang berjudul “Komparasi Tradisional Masyarakat Adat Kasepuhan Cibedug Dengan Aturan Formal
Pengelolaan Taman Nasional Gunung Halimun Salak”. Berdasarkan hasil
penelitian, kearifan tradisional masyarakat adat membagi pengelolaan hutan atas perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan hutan. Masyarakat Kasepuhan
membagi hutan atas hutan tutupan, hutan titipan, dan hutan garapan. Pengelolaan hutan dengan memanfaatkan kearifan tradisional merupakan bentuk pengelolaan
hutan yang bijak. Permasalahan adanya masyarakat adat dalam Taman Nasional adalah bagaimana memperlakukan masyarakat adat secara terintregasi dalam
pengelolaan Taman Nasional. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan pengelolaan hutan oleh Masyarakat Kasepuhan dengan pihak TNGHS. Perbedaan tersebut
terjadi dalam pengelolaan hutan di lahan garapan. Masyarakat Kasepuhan membersihkan hutan untuk digunakan sebagai lahan garapan dengan membakar
dan menebang kayu. Kayu yang ditebang digunakan untuk kebutuhan membangun rumah dan kayu bakar. Kegiatan ini bagi Masyarakat Adat
merupakan adat-istiadat. Tetapi Pihak TNGHS menganggap kegiatan tersebut melanggar hukum konservasi.
2.9. Kebaruan Penelitian
Penelitian ini memiliki persamaan dan juga kebaruan dibandingkan penelitian Suharni 2010, Nurhaeni 2009 dan Amandha 2006. Persamaan
penelitian ini dengan penelitian Suharni 2010 yaitu dalam penggunaan metode analisis pendapatan dan analisis persepsi, sedangkan perbedaannya terletak pada
rumusan masalah dan kajian pendapatan, dimana penelitian Suharni 2010 menganalisis dampak rencana pembangunan HTPK Hutan Tanaman Pola
25
Kemitraan terhadap kondisi sosial ekonomi. Adapun penelitian ini menganalisis dampak perluasan kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak TNGHS
terhadap kondisi sosial ekonomi. Selain itu, Penelitian Suharni 2010 hanya mengkaji pendapatan sebelum rencana pembangunan HTPK. Adapun penelitian
ini mengkaji pendapatan sebelum dan sesudah perluasan kawasan TNGHS. Adapun penelitian Nurhaeni 2009 menganalisis implikasi penunjukan
kawasan konservasi dengan metode analisis deskriptif terkait perubahan akses masyarakat terhadap pengelolaan hutan. Persamaan penelitian ini dengan
penelitian Nurhaeni 2009 yaitu dalam rumusan masalah yaitu mengkaji dampak perluasan kawasan TNGHS. Perbedaan antara penelitian ini dan penelitian
Nurhaeni 2009 adalah dalam metode analisis dan pemilihan lokasi. Adapun penelitian ini dengan penelitian Amandha 2006 memiliki
persamaan yaitu rumusan masalah yang mengkaji dampak perluasan kawasan TNGHS. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Amandha 2006 terletak
pada analisis pendapatan dan pemilihan objek penelitian. Penelitian Amandha 2006 hanya mengkaji pendapatan masyarakat setelah terjadi perluasan kawasan
TNGHS dan objek penelitian yang dipilih adalah masyarakat lokal. Adapun penelitian ini mengkaji pendapatan sebelum dan sesudah perluasan kawasan
TNGHS serta objek penelitian yang dipilih adalah masyarakat adat. Selanjutnya, penelitian Aprianto 2008 mengkaji komparasi kearifan
lokal Masyarakat Kasepuhan dengan aturan formal Pihak TNGHS. Adapun penelitian ini mengkaji pendapatan sebelum dan sesudah perluasan kawasan
TNGHS. Persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 1.
26
Tabel 1. Persamaan dan Perbedaan antara Penelitian “Analisis Dampak
Perluasan Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak TNGHS
terhadap Kondisi
Sosial Ekonomi
Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi dengan Penelitian Sebelumnya
Penelitian Sebelumnya Persamaan
Perbedaan 1.
Suharni 2010 Metode analisis
pendapatan dan metode analisis persepsi
Rumusan masalah dan pemilihan lokasi
2. Nurhaeni 2009
Rumusan masalah Metode analisis dan
pemilihan lokasi 3.
Amandha 2006 Rumusan masalah
Metode analisis dan pemilihan lokasi
4. Aprianto 2006
Objek penelitian Rumusan masalah
Sumber : Penulis 2011
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.