70
menunjukan kontradiksi antara persepsi masyarakat yang menganggap keberadaan hutan penting dengan cara mereka dalam bertani huma, sawah dan talun yang
cenderung merusak hutan.
7.2. Persepsi Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi terhadap Keberadaan
Taman Nasional Gunung Halimun Salak
Persepsi Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi terhadap peranan pihak TNGHS dalam pengelolaan dan perlindungan kawasan hutan memiliki tingkat
persepsi yang baik dengan nilai Skala Likert sebesar 3,4 Tabel 16. Perluasan kawasan TNGHS telah meningkatkan peranan TNGHS dalam membina
Masyarakat Kasepuhan. Salah satunya adalah dengan program MKK yang melibatkan masyarakat dalam pengelolaan kawasan konservasi. Pada
perkembangannya, Masyarakat Kasepuhan menganggap MKK sebagai sebuah pendekatan yang perlu dikembangkan dalam menjaga hutan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sekitar hutan.
Tabel 16. Persepsi Masyarakat
Kasepuhan Sinar
Resmi terhadap
Keberadaan Taman Nasional Gunung Halimun Salak
No Pernyataan
Jawababan Responden Skala
Tingkat STS TS
KS S SS Likert
Persepsi 1
TNGHS sangat berperan dalam
perlindungan kawasaan hutan
- 0,6
- 2,8
- 3,4 Cukup
Baik
2 Pengelolaan hutan
menjadi tanggung jawab TNGHS
- 0,66 - 2,66
- 3,32 Cukup
Baik 3
TNGHS berperan dalam membina
Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi
- 0,33 - 3,33
- 3,66 Baik
Keterangan: SS=Sangat Setuju S=Setuju KS=Kurang Setuju TS=Tidak Setuju STS=Sangat Tidak Setuju
Skala Likert 1-1,8 Sangat Buruk; 1,81-2,6 Buruk; 2,61-3,24 Cukup Baik; 3,41-4,20 Baik; 4,21-5,00Sangat Baik
Sumber : Data Primer 2011
71
7.3. Persepsi Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi terhadap Perluasan
Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak
Tabel 17 menunjukan persepsi Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi atas perluasan kawasan TNGHS. Setiap indikator persepsi pada Tabel 17 menjelaskan
Tabel 17. Persepsi Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi terhadap Perluasan Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak
No Pernyataan
Jawababan Responden Skala
Tingkat STS TS KS S
SS Likert
Persepsi 1
Saya tahu mengenai kegiatan perluasan
kawasan TNGHS -
- -
4 -
4 Baik
2 Saya memahami akan
kegiatan perluasan kawasan TNGHS
- - 2,4 0,8
- 3,2 Cukup
Baik 3
Saya menerima kegiatan perluasan kawasan
TNGHS -
2 -
- -
2 Buruk
4 Perluasan kawasan
TNGHS membawa dampak yang positif
bagi Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi
- 1,8 - 0,4
- 2,2 Buruk
5 Perluasan kawasan
TNGHS membawa dampak negatif bagi
Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi
- 0,2 - 3,6
- 3,8 Baik
6 Komunikasi terjalin
secara baik antara masyarakat dan Pihak
TNGHS terkait dengan perluasan kawasan
- 1,8 - 0,4
- 2,2 Buruk
7 Masyarakat merubah
sistem pertanian ladang berpindah menjadi
pertanian menetap -
2 -
- -
2 Buruk
8 Masyarakat menerima
bantuan dari pemerintah berupa bibit padi
- 2
- -
- 2 Buruk
Keterangan: SS=Sangat Setuju S=Setuju KS=Kurang Setuju TS=Tidak Setuju STS=Sangat Tidak Setuju
Skala Likert 1-1,8 Sangat Buruk; 1,81-2,6 Buruk; 2,61-3,24 Cukup Baik; 3,41-4,20 Baik; 4,21-5,00Sangat Baik
Sumber : Data Primer 2011
72
bagaimana pandangan Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi baik atau buruk terhadap kebijakan perluasan kawasan TNGHS.
Masyarakat Kasepuhan mengetahui akan kegiatan perluasan kawasan TNGHS. Adapun kegiatan perluasan kawasan TNGHS belum sepenuhnya
dipahami oleh Masyarakat Kasepuhan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang tidak mengerti akan isi dan makna dari SK Menteri Kehutanan
No. 175Kpts-I2003. Masyarakat hanya tahu bahwa sejak berlakunya SK tersebut, Masyarakat Kasepuhan dilarang menebang pohon di kawasan hutan
perluasan. Jika mereka melanggar maka mereka akan dikenai sanksi. Menurut Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi, perluasan kawasan TNGHS
menjadi ancaman bagi mereka. Oleh karena itu, mereka tidak menerima akan keputusan tersebut. Mereka menganggap telah ada aturan adat tentang
pengelolaan sumberdaya hutan. Aturan tersebut diantaranya mensyaratkan ijin sesepuh adat untuk penebangan kayu. Mereka juga mempunyai aturan tradisi
dalam memulai bertani atau membuka lahan huma. Aturan adat membagi hutan menjadi hutan tutupan, titipan, dan garapan. Aturan tersebut berguna untuk
melindungi hutan. Selanjutnya Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi juga berpandangan
bahwa perluasan kawasan TNGHS membawa dampak yang buruk terhadap keberlanjutan adat dan kehidupan mereka. Beberapa warga pernah ditangkap oleh
petugas TNGHS karena menebang kayu. Menurut mereka kayu tersebut adalah hasil tanaman sendiri. Masyarakat Kasepuhan dengan Pihak TNGHS telah
beberapa kali melaksanakan pertemuan. Namun pertemuan tersebut tidak
73
membawa hasil yang baik bagi kedua belah pihak. Pihak TNGHS dan Masyarakat Kasepuhan sering bersitegang terutama terkait perluasan TNGHS.
Perluasan kawasan TNGHS tidak mampu mengubah kebiasaan Masyarakat Kasepuhan dalam sistem pertanian. Masyarakat Kasepuhan masih
tetap mempertahankan adat istiadat dalam membuka lahan huma. Hal itu menjadi suatu tradisi dan kewajiban bagi setiap Masyarakat Kasepuhan. Jika mereka tidak
melakukan hal tersebut, maka mereka akan terkena kemalangan kabendon. Pemerintah telah memberikan bantuan bibit tanaman padi sebagai salah
satu cara agar Masyarakat Kasepuhan tidak menebang pohon atau hanya menanam pada areal yang sudah pernah digarap tidak melaksanakan ladang
berpindah. Masyarakat menolak bantuan bibit padi tersebut karena mereka masih mempertahankan padi varietas lokal. Hal ini dikarenakan beras varietas lokal lebih
tahan lama jika disimpan di dalam leuit. Kondisi tersebut menunjukan bahwa Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi masih melaksanakan sistem pertanian ladang
berpindah.
VIII. STRATEGI ADAPTASI KELEMBAGAAN LOKAL SISTEM PERTANIAN AKIBAT PERLUASAN KAWASAN TAMAN NASIONAL