54
bagi istri. Sedangkan pendidikan anak yang termasuk angkatan kerja rata-rata berpendidikan SMA, sebanyak 40.04 persen anak pria dan 34.48 persen anak wanita.
4.17 8.33
0 0 20.83
16.67 0 0
54.17 70.83
15.14 28.75
12.5 4.17
34.48 26.67
8.33 40.04
34.48
0 0 10.34
10.1 10
20 30
40 50
60 70
80
jumlah penduduk
Tdk Sekolah TT SD
SD SMP
SMA PT
Tingkat Pendidikan Persentase Tingkat Pendidikan
Anggota Rumahtangga Responden
Suami Istri
Anak laki Anak perempuan
Sumber: data diolah
Gambar 6. Grafik Karakteristik Tingkat Pendidikan Anggota Rumahtangga Petani Kecenderungan bahwa tingkat pendidikan wanita lebih rendah daripada pria
menunjukkan adanya ketidakadilan gender. Faktor yang mempengaruhi adalah sosial budaya masyarakat setempat, bahwa wanita hanya mengurus rumahtangga sehingga
tidak perlu pendidikan tinggi. Faktor ini ditunjukkan dari data responden pada Gambar 6. Keluarga yang mempunyai pendapatan cukup dan mempunyai
pengalaman luas memberi kesempatan kepada anaknya untuk keluar dari desa setempat untuk sekolah atau kursus ketrampilan.
5.4 Faktor Sosial Budaya Masyarakat dengan Pendekatan Gender
Kondisi sosial budaya dalam kegiatan ekonomi rumahtangga petani mempengaruhi kegiatan produksi dan konsumsi. Keterlibatan peran suami dan istri
dalam kegiatan produksi usahatani dan pengelolaan aktivitas ekonomi rumahtangga dapat dilihat melalui pola pengambilan keputusan dan pembagian kerja dalam urusan
55
domistik atau rumahtangga. Metode yang digunakan dengan cara jajak pendapat dan analisis gender yang meliputi persepsi tentang pembagian kerja dalam rumahtangga,
pengambilan keputusan usahatani, kegiatan rumahtangga yang menyangkut pengaturan menu serta pengelolaan konsumsi. Hal ini ditunjukkan pada Tabel 9
sebagai berikut: Tabel 9. Aspek Sosial Budaya dengan Pendekatan Gender
Persentase Pengambil Keputusan Kegiatan Pengambilan
Keputusan Suami
Istri Suami + Istri
Keputusan pola tanam V
62.50 V
6.25 V
31.25 Saat tanam dan saat panen
V 68.75
V V
31.25 Penentuan jenis tanam
V 68.75
V V
31.25 Keputusan panen
V 76.00
V V
24.00 Penentuan harga
V 77.68
V V
22.32 Pengaturan menu
V 12.50
V 81.25
V 6.25
Uang makan V
83.48 V
V 16.52
Urusan rumahtangga V
19.20 V
47.32 V
33.48 Pembagian tugas rumahtangga
Ada pembagian 62.50
Tidak ada 37.50
Pengelola uang makan V
21.88 V
65.18 V
12.94
Berdasarkan data tersebut, kontribusi wanita dalam pengelolaan usahatani masih rendah, hanya sebanyak 6.25 persen wanita yang mempunyai peran dalam
pengambilan keputusan untuk mulai tanam. Sebagian besar pengambilan keputusan dalam pengelolaan usahatani menjadi tanggung jawab suami. Dalam hal ini terlihat
jelas adanya perbedaan peran antar pria dan wanita. Responden wanita lebih ditempatkan pada penanganan kegiatan rumahtangga seperti pengaturan menu,
penanggung jawab urusan rumahtangga maupun mengelola uang makan. Pembagian peran ini terlihat jelas karena wanita sedikit sekali terlibat dalam pengambilan
keputusan dalam pengelolaan usahatani, sedangkan pria juga sedikit terlibat dalam urusan rumahtangga yang menjadi tanggung jawab wanita.
56
5.5. Kondisi Ketahanan Pangan Wilayah