Persamaan Konsumsi Hasil Pendugaan Para meter dan Elastisitas pada Model Ekonomi

83 Tabel 26. Hasil Dugaan Parameter dan Elastisitas Persamaan Pendapatan Keluarga pada Non Usahatani Variabel Parameter Dugaan t – hitung Prob T Elastisitas INTERCEP -2163491 -1.67 0.1032 - PDKU -0.31 -3.87 0.0004 a -0.24 CKKN 617.25 3.60 0.0008 c 0.32 IPD 0.48 1.21 0.2328 - KP 1.15 4.27 0.0001 a 0.72 KN 0.95 1.93 0.0606 c 0.51 R 2 = 0.72 F hitung = 22.32 Probabilitas F = 0.01 x 10 -2 Keterangan : a berbeda nyata pada taraf uji a = 1 persen c berbeda nyata pada taraf uji a = 10 persen Nilai probabilitas pendapatan keluarga pada usahatani nyata dan tandanya negatif, sesuai yang diharapkan, artinya dengan meningkatnya pendapatan keluarga dari kegiatan usahatani maka lebih banyak curahan waktu yang digunakan untuk usahatani dan mengurangi curahan kerja non usahatani sehingga total pendapatan keluarga non usahatani makin menurun. Nilai elastisitas curahan kerja keluarga non usahatani, konsumsi pangan dan non pangan inelastis dan berpengaruh positif. Perubahan konsumsi pangan dan non pangan kurang memberikan respon terhadap peningkatan pendapatan keluarga yang berasal dari non usahatani, namun terdapat kecenderungan untuk meningkatkan konsumsi pangan dan non pangan dengan meningkatkan curahan kerja non usahatani untuk memperoleh pendapatan.

7.2.6. Persamaan Konsumsi

Persamaan konsumsi ekonomi rumahtangga petani berdasarkan konsep Teori Ekonomi Klasik yang dikemukakan oleh Engel dengan pendekatan efek substitusi dan efek pendapatan. Tujuannya adalah untuk memperoleh minimalisasi biaya dan kepuasan maksimum. Minimalisasi biaya disebabkan oleh kendala anggaran yaitu besarnya pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usahatani dan non usahatani. Sedangkan kepuasan maksimum terkendala oleh faktor biaya sehingga dilakukan 84 subsitusi terhadap berbagai jenis kebutuhan atau pengeluaran konsumsi yang merupakan kebutuhan pokok dan komplementer. Konsumsi pangan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi sedangkan non pangan dan investasi pendidikan merupakan kebutuhan penunjang untuk memperoleh kepuasan dengan melakukan pilihan berdasarkan biaya yang dikeluarkan dan stratifikasi kebutuhan rumahtangga. 7.2.6.1. Konsumsi Pangan Nilai dugaan parameter dan elastisitas pada persamaan konsumsi pangan dapat dilihat pada Tabel 27. Pendugaan parameter konsumsi pangan, menunjukkan bahwa keseluruhan tanda dugaan parameter variabel penjelas sesuai dengan yang diharapkan. Tabel 27. Hasil Dugaan Parameter dan Elastisitas pada Persamaan Konsumsi Pangan Variabel Parameter Dugaan t – hitung Prob T Elastisitas INTERCEP 6937.07 0.01 0.99 - PDKU 0.06 1.98 0.05 c 0.001 PDKN 0.12 2.76 0.008 b 0.20 JAS -484295 -3.67 0.0007 b -0.20 JAR 997405 5.47 0.0001 a 1.38 KN -0.54 -2.19 0.03 b -0.46 R 2 = 76 F hitung = 27.42 Probabilitas F = 0.01 x 10 -2 Keterangan : a berbeda nyata pada taraf uji a = 1 persen b berbeda nyata pada taraf uji a = 5 persen c berbeda nyata pada taraf uji a = 10 persen Koefisien determinasi menunjukkan nilai 0.76, berarti keragaman konsumsi pangan sebesar tujuh puluh enam persen dapat dijelaskan oleh variabel pendapatan keluarga usahatani, pendapatan keluarga no n usahatani, jumlah anak sekolah, jumlah anggota rumahtangga dan konsumsi non pangan. Variabel jumlah anggota rumahtangga bersifat elastis dan pengaruhnya positif terhadap perubahan konsumsi pangan. Peningkatan konsumsi pangan dan non pangan anggota rumahtangga berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan yang bersumber dari kegiatan uasahatani dan non usahatani, namun sifat perubahan kurang elastis. Sebagian 85 masyarakat merasa masih dapat memenuhi kecukupan pangan meskipun nilai gizi pangannya belum sesuai standar. Berdasarkan analisis deskriptif terhadap peran gender dalam ketahanan pangan rumahtangga menunjukkan bahwa pengaturan konsumsi pangan, pengeluaran untuk pangan, dan pengaturan menu keluarga lebih banyak dilakukan oleh wanita. Besarnya konsumsi bahan pangan dipengaruhi oleh pendapatan total keluarga dan jumlah anggota rumahtangga. Sedangkan kualitas dan mutu bahan pangan yang dikonsumsi dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan istri atau suami semakin semakin baik mutu pangan yang dapat dipilih. Pengaturan konsumsi pangan merupakan dominasi peran wanita. Keterlibatan anak wanita dewasa yang berada dalam satu rumah mempunyai peran dalam penentuan pangan yang dikonsumsi. 7.2.6.2.Konsumsi Non Pangan Hasil pendugaan parameter dan elastisitas persamaan konsumsi non pangan seperti terlihat pada Tabel 28. Tabel 28. Hasil Dugaan Parameter dan Elastisitas Persamaan Konsumsi Non Pangan Variabel Parameter Dugaan t – hitung Prob T Elastisitas INTERCEP 515365 1.36 0.1793 - PDSU 0.04 1.37 0.1781 d 0.04 PDSN 0.08 1.94 0.0590 c 0.05 EAL 27312 2.19 0.0338 b 0.05 EAP 11943 0.86 0.3929 - JAR 403440 4.53 0.0001 a 0.66 R 2 = 0.56 F hitung = 10.47 Probabilitas F = 0.01 x 10 -2 Keterangan : a berbeda nyata pada taraf uji a = 1 persen b berbeda nyata pada taraf uji a = 5 persen c berbeda nyata pada taraf uji a = 10 persen d berbeda nyata pada taraf uji a = 20 persen Koefisien determinasi konsumsi non pangan menunjukkan nilai 0.56, berarti keragaman konsumsi non panga n sebesar 56 persen dapat dijelaskan oleh variabel 86 pendapatan suami usahatani, pendapatan istri usahatani, pendapatan suami non usahatani, pendapatan istri non usahatani, pendidikan suami, pendidikan istri, pendidikan anak pria dan jumlah anggota rumahtangga. Variabel variabel pendapatan suami dari usahatani, pendapatan suami non usahatani, pendidikan anak laki- laki dan jumlah anggota rimahtangga memberikan respon positif dan signifikan terhadap perubahan konsumsi non pangan, namun bersifat inelastis. Model persamaan konsumsi di atas menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan konsumsi non pangan masih bersumber dan menjadi tanggung jawab suami. Kecenderungan bahwa meningkatnya pendidikan anak laki- laki akan mempengaruhi pengeluaran konsumsi non pangan yang digunakan untuk menunjang peningkatan pendidikan. Adanya perbedaan tingkat pendidikan, yang lebih mengutamakan anak laki- laki lebih tinggi daripada anak perempuan. 7.2.6.3. Investasi Pendidikan Hasil pendugaan parameter dan elastisitas persamaan konsumsi non pangan seperti terlihat pada Tabel 29. Tabel 29. Hasil Dugaan Parameter dan Elastisitas Persamaan Investasi Pendidikan. Variabel Parameter Dugaan t – hitung Prob T Elastisitas INTERCEP -1343797 -5.16 0.0001 - PDTK 0.47 6.99 0.0001 a 3.79 JAS 289546 5.18 0.0001 a 0.38 KP -0.56 -6.19 0.0001 a -1.78 TAB -0.48 -7.42 0.0001 a -0.53 ES 65813 2.25 0.0294 b 0.43 R 2 = 0.84 F hitung = 43.38 Probabilitas F = 0.01 x 10 -2 Keterangan : a berbeda nyata pada taraf uji a = 1 persen b berbeda nyata pada taraf uji a = 5 persen Koefisien determinasi investasi pendidikan menunjukkan nilai 0.84, berarti keragaman persamaan investasi pendidikan sebesar 84 persen dapat dijelaskan oleh variabel pendapatan total keluarga, jumlah anak sekolah, konsumsi pangan, tabungan, pendidikan istri dan pendidikan suami. Nilai variabel pendapatan total keluarga, 87 jumlahanak sekolah, konsumsi pangan, tabungan dan pendidikan suami signifikan dan tandanya sesuai yang diharapkan. Variabel konsumsi pangan sifatnya elastis dan berpengaruh negatif terhadap investasi pendidikan. Kondisi rata-rata masyarakat akan mengurangi alokasi untuk pengeluaran pangan dan tabungan untuk meningkatkan pendidikan anggota rumaht angga. Variabel pendidikan suami inelastis dan berpengaruh positif terhadap investasi pendidikan. Tingkat pendidikan suami sebagai kepala rumahtangga akan mempengaruhi cara pengambilan keputusan dan bertindak untuk mengutamakan pendidikan anggota rumahtangga anak untuk dijadikan sebagai panutan. 88

VIII. DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN HARGA INPUT DAN OUTPUT USAHATANI TERHADAP EKONOMI

Dokumen yang terkait

Analisis Perhitutungan Biaya Sumberdaya Domestik Komoditi Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

2 102 247

Analisis Model Pengelolaan Usaha Padi Sawah Berdasarkan Kepemilikan Lahan ( Studi Kasus: Desa Sukamandi Hilir,Kec.Pagar Merbau,Kab.Deli Serdang )

0 58 112

Hubungan Tingkat Kosmopolitan Dengan Sikap Petani Padi Sawah Terhadap Kelompok Tani Di Kabupaten Deli Serdang. (Studi Hasil : Kelompok Tani Kampung Baru, Tani Jaya, Hotma Jaya, Desa Pasar Melintang, Kecamatan Lubuk Pakam)

3 44 87

Tinjauan Mengenai Peranan Perempuan dalam Ekonomi Rumahtangga di Sekitar Kawasan Industri (Studi Kasus : Desa Puspanegara Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor)

0 3 93

Faktor - faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani dalam Pemilihan Bentuk Produksi dan Analisis Ekonomi Rumahtangga Petani Tembakau, Studi Kasus : Petani Tembakau Kabupaten Temanggung

0 12 177

Dampak Program Prima Tani Terhadap Ekonomi Rumahtangga Petani Pada Agroekosistem Lahan Sawah Berbasis Padi:

0 6 378

Analisis curahan kerja rumahtangga petani lahan sawah di Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah

1 12 302

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONVERSI LAHAN SAWAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP SISTEM PENGHIDUPAN RUMAHTANGGA PETANI (STUDI KASUS: KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR).

0 0 12

PENGARUH PRODUKSI LAHAN SAWAH TERHADAP PERAN ISTRI PETANI DALAM PEREKONOMIAN RUMAHTANGGA (Kasus Desa Sendangmulyo Kecamatan Minggir Sleman)

0 0 10

ANALISIS DAYA DUKUNG USAHATANI PADI LAHAN IRIGASI TERHADAP KESEJAHTERAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI DI KABUPATEN LOMBOK BARAT JURNAL

0 0 15