Alokasi Waktu di Luar Kegiatan Mencari Nafkah

61 Berdasarkan tabel tersebut diatas, curahan kerja anggota rumahtangga pada kegiatan non usahatani adalah 2 786.21 jam per tahun. Curahan kerja suami pada kegiatan non usahatani rata-rata 806.31 jam per tahun atau 28.94 persen. Curahan kerja istri rata-rata 531.33 jam per tahun atau 19.07 persen. Sedangkan curahan kerja anak laki- laki cukup besar, rata-rata 1 030.39 jam atau 36.98 persen per tahun, sedangkan curahan kerja non usahatani anak wanita sebesar 418.18 jam per tahun atau 15.01 persen. Alokasi waktu kerja anak laki- laki non usahatani, sebagian besar adalah buruh atau bekerja diluar wilayah. Jenis pekerjaan diluar usahatani yang menjadi sumber mata pencaharian sebagian besar responden adalah di bidang jasa angkutan, buruh bangunan, tukang kayu, ketrampilan, dan pekerja pabrik. Kegiatan usaha produktif diluar usahatani yang dilakukan oleh istri untuk mendapatkan penghasilan tanpa meninggalkan kegiatan domistik urusan rumahtangga adalah membuka warung, buruhtani, buruh mencuci, dan pengolahan pangan serta kerajinan tangan. Peluang kerja non usahatani anak pria lebih tinggi daripada anak wanita karena kesempatan pendidikan anak pria rata-rata SMA dan anak wanita berpendidikan SMP. Jenis pilihan pekerjaan anak pria adalah buruh pabrik dan jasa angkutan, sedangkan anak wanita bekerja sebagai buruh pabrik, usaha pengolahan pangan tingkat rumahtangga, dan usaha ketrampilan. Kecenderungan alokasi waktu kegiatan domistik bagi wanita lebih tinggi daripada pria.

6.1.3. Alokasi Waktu di Luar Kegiatan Mencari Nafkah

Suatu unit usaha terkecil yang potensial untuk dikembangkan adalah rumahtangga. Susunan rumahtangga terdiri dari: suami, istri, dan anggota keluarga lainnya. Anggota rumahtangga masing- masing telah memiliki tugas, kewajiban, dan 62 keahlian yang tidak sama, hal ini ditentukan oleh latar belakang maupun akses terhadap fasilitas dasar kehidupan yang dimilikinya selama ini. Atas dasar adanya perbedaan kondisi masing- masing anggota keluarga tersebut maka besarnya alokasi waktu untuk bekerja di sektor publik, bekerja di rumahtangga maupun alokasi waktu untuk kegiatan yang bersifat leisure menjadi tidak sama. Gronau 1977, berpendapat bahwa bekerja di rumah dan leisure tidak dipengaruhi oleh variabel ekonomi dan komposisi agregat, antara kedua kegiatan tersebut saling mempengaruhi tingkah laku rumahtangga seperti tahapan curahan tenaga kerja, spesialisasi tugas dalam keluarga, dan tingkat kebutuhan akan anak. Bekerja di rumah adalah tidak berbeda dengan bekerja di sektor publik market, karena merupakan sesuatu yang bisa dikerjakandiganti oleh orang lain apabila bia ya yang dikeluarkan relatif lebih rendah. Adapun kegiatan yang bersifat leisure tidak mungkin diserahkan kepada orang lain. Dengan kata lain bahwa bekerja di rumah maupun bekerja di sektor publik dapat dianggap sebagai penggunaan waktu untuk menciptakan suatu barangjasa dan memiliki kemungkinan substitusi melalui pasar sedangkan kegiatan leisure kemungkinan substitusinya rendah poor substitution. Mangkuprawira 1984, mengelompokkan alokasi waktu anggota keluarga ke dalam enam jenis kegiatan yaitu: 1 mencari nafkah atau membantu mencari nafkah baik dalam bentuk upah bekerja pada orang lain maupun usaha sendiri untuk memperoleh penghasilan, 2 mengurus rumahtangga seperti: memasak, membersihkan rumah, menyiapkan makanan, mengasuh anak, mencuci, 3 kegiatan sosial seperti seperti: gotong royong, pengajian, rapat desa, arisan, organisasi sosial, 4 kegiatan pendidikan formal maupun non formal atau meningkatkan ketrampilan bekerja melalui pendidikan dan atau latihan untuk memelihara keluarga dan atau 63 mencari nafkah, 5 kegiatan pribadi seperti sholat, mengaji, makan, tidur, mandi, dan 6 waktu luang merupakan sisa waktu 24 jam dikurangi waktu untuk berbagai kegiatan dari 5 jenis kegiatan lainnya. Kegiatan tidak mencari nafkah yang dilakukan oleh anggota rumahtangga meliputi: pekerjaan rumahtangga, kegitan sosial, kegiatan pribadi, dan waktu istirahat. Rata-rata alokasi waktu anggota rumahtangga pada kegiatan tidak mencari nafkah dalam kurun waktu satu tahun adalah sebagai berikut: Tabel 14. Rata-Rata Alokasi Waktu Suami, Istri, dan Anak Aktivitas JamTahun No Anggota Rumahtangga ART Pekerjaan RT Sosial Pribadi Waktu luang 1 Suami 915 1562 1825 2520 2 Istri 2555 1440 1873 2160 3 Anak laki- laki 730 2190 1886 2555 4 Anak wanita 2190 1825 2117 2190 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pekerjaan rumahtangga sebagian besar dilakukan oleh istri dan anak wanita yang masih tinggal dalam satu rumah. Alokasi waktu kegiatan reproduktif lebih banyak dilakukan oleh wanita istri termasuk dalam mengurus anak dan mengelola konsumsi pangan bagi keluarga. Alokasi kegiatan sosial istri lebih banyak dibandingkan suami, antara lain arisan, kelompok yasinan dan kelompok wanita P 4 K Proyek Pembinaan Peningkatan Pendapatan Petani– Nelayan Kecil. Melalui kelompok tersebut pengembangan wawasan dan ketrampilan wanita dapat ditingkatkan. Kegiatan kelompok wanita dilakukan pada waktu luang setelah urusan rumahtangga. Pemanfaatan waktu luang diluar pekerjaan rumahtangga untuk menambah menambah pendapatan dan pengetahuan tentang pangan. Sedangkan alokasi suami untuk kegiatan sosial termasuk didalamnya perkumpulan kelompoktani, Sekolah Lapang Pemberantasan Hama Terpadu SLPHT, dan arisan. 64

6.2. Kontribusi Pendapatan Rumahtangga Petani Lahan Sawah

Dokumen yang terkait

Analisis Perhitutungan Biaya Sumberdaya Domestik Komoditi Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

2 102 247

Analisis Model Pengelolaan Usaha Padi Sawah Berdasarkan Kepemilikan Lahan ( Studi Kasus: Desa Sukamandi Hilir,Kec.Pagar Merbau,Kab.Deli Serdang )

0 58 112

Hubungan Tingkat Kosmopolitan Dengan Sikap Petani Padi Sawah Terhadap Kelompok Tani Di Kabupaten Deli Serdang. (Studi Hasil : Kelompok Tani Kampung Baru, Tani Jaya, Hotma Jaya, Desa Pasar Melintang, Kecamatan Lubuk Pakam)

3 44 87

Tinjauan Mengenai Peranan Perempuan dalam Ekonomi Rumahtangga di Sekitar Kawasan Industri (Studi Kasus : Desa Puspanegara Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor)

0 3 93

Faktor - faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani dalam Pemilihan Bentuk Produksi dan Analisis Ekonomi Rumahtangga Petani Tembakau, Studi Kasus : Petani Tembakau Kabupaten Temanggung

0 12 177

Dampak Program Prima Tani Terhadap Ekonomi Rumahtangga Petani Pada Agroekosistem Lahan Sawah Berbasis Padi:

0 6 378

Analisis curahan kerja rumahtangga petani lahan sawah di Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah

1 12 302

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONVERSI LAHAN SAWAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP SISTEM PENGHIDUPAN RUMAHTANGGA PETANI (STUDI KASUS: KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR).

0 0 12

PENGARUH PRODUKSI LAHAN SAWAH TERHADAP PERAN ISTRI PETANI DALAM PEREKONOMIAN RUMAHTANGGA (Kasus Desa Sendangmulyo Kecamatan Minggir Sleman)

0 0 10

ANALISIS DAYA DUKUNG USAHATANI PADI LAHAN IRIGASI TERHADAP KESEJAHTERAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI DI KABUPATEN LOMBOK BARAT JURNAL

0 0 15