Kerangka Pemikiran Konseptual KERANGKA PEMIKIRAN

34

3.2. Kerangka Pemikiran Konseptual

Rumahtangga pertanian adalah rumahtangga yang menghasilkan produk pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya dijual, ditukar atau untuk memperoleh pendapatan dan keuntungan atas resiko sendiri BPS, 1995. Dari batasan tersebut produksi usahatani merupakan sumber pendapatan tunai dan sumber ketersediaan pangan natura rumahtangga pertanian dalam mewujudkan ketahanan pangan. Ketahanan pangan di tingkat rumahtangga hakekatnya menunjukkan kemampuan rumahtangga memenuhi kecukupan pangan. Kemampuan tersebut dipengaruhi banyak faktor yang secara kompleks terkait dengan perubahan aspek perilaku produksi pangan, konsumsi, dan alokasi sumberdaya dalam rumahtangga. Sumberdaya rumahtangga yang digunakan untuk melakukan kegiatan produksi usahatani dipengaruhi oleh curahan kerja anggota rumahtangga berdasarkan karakteristik petani lahan sawah, yang meliputi: j umlah anggota rumahtangga, struktur umur, jenis kelamin , pendidikan, dan lapangan kerja . Berdasarkan karakteristik tersebut, anggota rumahtangga petani lahan sawah melakukan curahan kerja untuk melakukan proses produksi. Curahan kerja dipengaruhi oleh luas kepemilikan lahan, perubahan harga pupuk, dan harga jual komoditas tanaman yang dihasilkan. Adanya kebijakan tersebut, berpengaruh terhadap kegiatan produksi dalam rumahtangga untuk menghasilkan pendapatan. P endapatan yang diperoleh digunakan untuk konsumsi pangan dan non pangan. Rumahtangga tani merupakan kombinasi antara produsen dan konsumen. Rumahtangga tani sebagai produsen menghasilkan komoditas pangan yang sebagian dijual untuk memperoleh pendapatan dan sebagian dikonsumsi. Rumahtangga sebagai konsumen, diartikan anggota rumahtangga melakukan proses pengeluaran untuk memenuhi kebutuhannya. Bagi rumahtangga petani di pedesaan yang hanya menguasai faktor produksi tenaga kerja, pendapatan mereka ditentukan oleh besarnya kesempatan kerja yang dapat dimanfaatkan dan tingkat upah yang diterima. Kedua faktor ini merupakan fenomena dari pasar tenaga kerja di pedesaan. Kesempatan kerja pedesaan ditentukan oleh pola produksi pertanian, produksi barang dan jasa non 35 pertanian pedesaan, pertumbuhan angkatan kerja, dan mobilitas tenaga kerja pedesaan. Proses kegiatan produksi dan konsumsi rumahtangga digambarkan dalam kerangka pikir konseptual sebagai berikut: Gambar 4. Kerangka Pikir Konseptual Ekonomi Rumahtangga Petani Lahan Sawah Kesempatan kerja di sektor pertanian dipengaruhi oleh luasan lahan pertanian, produktivitas lahan, intensitas dan pola tanam serta teknologi yang digunakan. Penyediaan tenaga kerja antara lain dipengaruhi oleh tingkat upah, kenyamanan kerja, mobilitas tenaga kerja, dan tingkat sumberdaya manusia yang dimiliki. Kelembagaan pertanian pedesaan juga dapat berpengaruh pada pasar tenaga kerja pedesaan. Di negara berkembang tingkat upah ditentukan pula oleh kebutuhan dasar minimum regional yang besarnya ditentukan oleh tingkat harga bahan pangan utama dan tingkat perkembangan ekonomi. Pendapatan petani yang berasal dari usahatani merupakan selisih antara penerimaan dari usahataninya dengan biaya yang dikeluarkan. Penerimaan usahatani Produksi rumahtangga - Produksi Usahatani : Padi, Ubi Jalar, dan Ubi Kayu - Produksi Non Usahatani - Produksi Ternak Curahan Kerja Anggota Rumahtangga Pengaruh Kebijakan Input dan Output: - Penurunan Luas Lahan - Perubahan Harga Pupuk - Perubahan Harga Komoditas Padi, Ubi Jalar, dan Ubi Kayu Pendapatan Karakteristik Rumahtangga Petani Lahan Sawah - Jumlah Anggota Rumahtangga - Struktur Umur - Jenis Kelamin - Pendidikan - Lapangan Kerja Konsumsi Rumahtangga - Pengeluaran Pangan - Pengeluaran Non Pangan 36 rumahtangga ditentukan oleh jumlah produksi yang dihasilkan dan harga komoditas yang dihasilkan. Sedangkan biaya yang dikeluarkan tergantung pada harga maupun jumlah dan jenis input yang dipergunakan seperti benihbibit, pupuk, tenaga kerja, obat-obatan, dan harga lahan. Selama ini berbagai kebijakan pemerintah yang terkait dengan harga input dan output hampir tidak pernah dikaitkan memiliki pengaruh langsung terhadap konsumsi rumahtangga tani. Berbagai penelitian mengenai permintan pangan memposisikan rumahtangga tani sebagai konsumen murni atau produsen murni. Pendapatan rumahtangga pertanian ditentukan oleh tingkat upah sebagai penerimaan faktor produksi tenaga kerja, nilai sewa tanah sebagai penerimaan dan penguasaan aset produktif lahan pertanian, return to capital atau balas jasa barang modal yang dikuasai dan return to management sebagai penerimaan atas usahatani. Dengan demikian tingkat pendapatan rumahtangga pedesaan sangat dipengaruhi oleh tingkat penguasaan faktor produksi. Tingkat produktivitas tenaga kerja juga ditentukan oleh kualitas sumberdaya manusia. Di negara sedang berkembang kualitas sumberdaya manusia masih rendah, kesempatan kerja dan kesempatan berusaha diluar sektor pertanian terbatas maka kualitas hidup dan tingkat pendapatan sangat ditentukan oleh penguasaan aset produktif pertanian. Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya dengan spesifikasi menganalisis perilaku petani lahan sawah khususnya di Kabupaten Bogor dilihat dari aspek produksi dan gender dalam ekonomi rumahtangga petani lahan sawah. Pendekatan yang digunakan adalah kepemilikan lahan sawah sendiri yang diolah sendiri atau disewakan. Faktor lainnya yang mempengaruhi kegiatan ekonomi rumahtangga adalah peran istri dan curahan kerja anggota rumahtangga untuk memperoleh pendapatan dan pengeluaran untuk mengkonsumsi pangan dan non pangan, perubahan harga input dan output produksi serta keterlibatan peran suami dan istri dalam pengambilan keputusan untuk melakukan kegiatan produksi dan konsumsi. 37

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Penentuan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan dengan metode studi kasus unit rumahtangga petani lahan sawah. Pengambilan contoh dilakukan terhadap suami dan istri yang dianggap sebagai pengambil keputusan dan pencari nafkah utama dalam rumahtangga yang dijadikan responden. Alasan yang melatarbelakangi lokasi penelitian di Kabupaten Bogor, karena Bogor merupakan daerah pertanian dimana kontribusi sektor pertanian cukup tinggi namun berdasarkan analisis ketahanan pangan yang diukur dari curah hujan, PDRB, produksi padi, ubi jalar, dan ubi kayu di wilayah Kabupaten Bogor termasuk kurang tahan pangan. Selain itu lahan persawahan yang ada di Kabupaten Bogor, sebagian besar sudah berubah menjadi lokasi pemukiman dan pengembangan kegiatan ekonomi diluar sektor pertanian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai September 2004 untuk mengetahui kegiatan ekonomi rumahtangga petani lahan sawah dilihat dari faktor- faktor produksi dan gender yang mempengaruhi ekonomi rumahtangga petani lahan sawah.

4.2. Penentuan Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara ke semua responden dengan bant uan daftar pertanyaankuisioner, sedangkan data sekunder diperoleh dari BPS. Data yang dikumpulkan adalah: 1. Ciri-ciri rumahtangga meliputi susunan anggota rumahtangga yang terdiri dari suami, istri, anak, umur anggota rumahtangga, mata pencaharian suami, istri, dan anak berusia diatas 15 tahun atau sudah bekerja.

Dokumen yang terkait

Analisis Perhitutungan Biaya Sumberdaya Domestik Komoditi Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

2 102 247

Analisis Model Pengelolaan Usaha Padi Sawah Berdasarkan Kepemilikan Lahan ( Studi Kasus: Desa Sukamandi Hilir,Kec.Pagar Merbau,Kab.Deli Serdang )

0 58 112

Hubungan Tingkat Kosmopolitan Dengan Sikap Petani Padi Sawah Terhadap Kelompok Tani Di Kabupaten Deli Serdang. (Studi Hasil : Kelompok Tani Kampung Baru, Tani Jaya, Hotma Jaya, Desa Pasar Melintang, Kecamatan Lubuk Pakam)

3 44 87

Tinjauan Mengenai Peranan Perempuan dalam Ekonomi Rumahtangga di Sekitar Kawasan Industri (Studi Kasus : Desa Puspanegara Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor)

0 3 93

Faktor - faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani dalam Pemilihan Bentuk Produksi dan Analisis Ekonomi Rumahtangga Petani Tembakau, Studi Kasus : Petani Tembakau Kabupaten Temanggung

0 12 177

Dampak Program Prima Tani Terhadap Ekonomi Rumahtangga Petani Pada Agroekosistem Lahan Sawah Berbasis Padi:

0 6 378

Analisis curahan kerja rumahtangga petani lahan sawah di Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah

1 12 302

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONVERSI LAHAN SAWAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP SISTEM PENGHIDUPAN RUMAHTANGGA PETANI (STUDI KASUS: KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR).

0 0 12

PENGARUH PRODUKSI LAHAN SAWAH TERHADAP PERAN ISTRI PETANI DALAM PEREKONOMIAN RUMAHTANGGA (Kasus Desa Sendangmulyo Kecamatan Minggir Sleman)

0 0 10

ANALISIS DAYA DUKUNG USAHATANI PADI LAHAN IRIGASI TERHADAP KESEJAHTERAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI DI KABUPATEN LOMBOK BARAT JURNAL

0 0 15