46
diidentifikasi endogen dan eksogen atau M. Notasi tersebut diformulasikan sebagai berikut: K – M
≥ G – 1
Model yang dibangun dalam penelitian ini merupakan model persamaan simultan yang terdiri dari persamaan struktural dan persamaan identitas. Dalam
penelitian ini jumlah total persamaan G adalah 19 yang terdiri dari 12 persamaan struktural dan 7 persamaan identitas. Model terdiri dari 19 variabel endogen, dan 48
variabel eksogen, sehingga total variabel dalam model K adalah 67 variabel. Jumlah variabel eksogen dan endogen yang dimasukkan kedalam persamaan tertentu M
dalam model adalah 7. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa setiap persamaan adalah over identified. Karena K = 67 dan G = 19 persamaan, Variabel terbanyak dari
semua persamaan yang ada hanya 7 variabel sehingga K – M G – 1 adalah
67 – 7 19 – 1.
Dari identifikasi model yang telah dikemukakan di atas bahwa keseluruhan persamaan model perilaku rumahtangga petani adalah over identified, maka
pendugaan model perilaku rumahtangga petani dilakukan dengan metode Two Stage Least Squares
2 SLS. Penggunaan metode 2 SLS lebih efisien jika digunakan pada data sampel kecil dan adanya respesifikasi model untuk alternatif analisis simulasi
kebijakan. Pengolahan data menggunakan program komputer SAS Statistical Analysis System
versi 6.12.
4.6. Validasi Model
Validasi model dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah suatu model cukup baik valid digunakan untuk analisis simulasi. Validasi model yang
dilakukan dalam studi ini meggunakan kriteria statistik, yaitu RMSE Root Mean Squares Error
, RMSPE Root Mean Squares Percent Error dan U-Theil Theil’s
47
Inequality Coefficient . Kriteria-kriteria tersebut dirumuskan sebaga i berikut:
Pindyck and Rubinfield, 1998. RMSE =
2
Ai -
Pi n
1 Σ
RMSPE =
{ }
Ai Ai
- Pi
n 1
100
2
Σ
U =
2 2
Ai n
1 Pi
n 1
Ai -
Pi n
1 Σ
+ Σ
Σ
dimana: n = jumlah observasi
Pi = nilai pendugaan model predicted
Ai = nilai pengamatan contoh actual
Statistik RMSPE digunakan untuk mengukur tingkat penyimpangan nilai hasil pendugaan variabel-variabel endogen dari nilai aktual. Variabel endogen
tersebut dalam ukuran relatif persen, atau mengukur kedekatan nilai dugaan tersebut dengan nilai aktualnya. Sementara itu statistik U digunakan untuk mengetahui
kemampuan model untuk analisis simulasi peramalan. Nilai koefisien Theil U berkisar antara 1 dan 0. Jika U=0 maka pendugaan model sempurna, jika U=1 maka
pendugaan model naif. Pada dasarnya makin kecil nilai RMSPE dan U-Theil’s maka pendugaan model semakin baik.
4.7. Simulasi Model
Skenario simulasi pada model ekonomi rumahtangga petani lahan sawah dilakukan untuk mengetahui dampak perubahan terhadap:
1. Penurunan luas lahan sawah sebesar 25 persen. 2. Penurunan harga Urea sebesar 15 persen.
3. Kenaikan harga Urea sebesar 52 persen.
48
4. Kenaikan harga gabah 33 persen, harga ubi jalar naik 20 persen, dan harga ubi kayu naik 50 persen.
5. Kombinasi perubahan harga pupuk Urea sebesar 17 persen, TSP sebesar 14 persen dan harga komoditas padi, ubi jalar, dan ubi kayu.
Skenario yang digunakan untuk simulasi model terdiri dari: 1 penurunan luas lahan sawah sebesar 25 persen yang dihitung berdasarkan kecenderungan
pengurangan areal sawah di wilayah Kabupaten Bogor untuk lahan perumahan, 2 penurunan harga Urea sebesar 15 persen, dengan asumsi Urea merupakan pupuk
bersubsidi dengan harga eceran tertinggi HET sebesar Rp. 1 050 dan harga tersebut dapat sampai ditingkat petani melalui pengawasan penyaluran pupuk model SPPB
Sistem Penyaluran Pupuk Bersubsidi, 3 kenaikan harga Urea sebesar 52 persen, dapat terjadi jika tidak ada pupuk bersubsidi, 4 kenaikan harga jual komoditas padi
sebesar 33 persen, serta kenaikan harga rata-rata ubi jalar dan ubi kayu di pasar, dan 5 kenaikan harga Urea sebesar 17 persen dan harga TSP naik sebesar 14 persen.
Kenaikan harga jual padi tersebut sesuai dengan Instruksi Presiden RI Nomor 2 Tahun 2005, yang menyatakan bahwa harga pembelian gabah kering panen sebesar
Rp.1 330 per kilogram, sedangkan harga jual gabah petani rata-rata selama ini seharga Rp.1 000 per kilogram. Alasan kenaikan harga Urea sebesar 17 persen,
apabila subsidi pupuk dicabut dengan pertimbangan keterbatasan anggaran pemerintah dan kenaikan harga pupuk dunia yang mengalami peningkatan dari US
94ton 2002 menjadi US 190 per ton 2005. Sehingga harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah untuk pupuk Urea sebesar Rp. 1 400 per kilogram dan TSP
sebesar Rp. 1 816 per kilogram.
49
4.8. Definisi Operasional