59
VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI
LAHAN SAWAH
6.1. Curahan Tenaga Kerja Rumahtangga Petani Lahan Sawah
Alokasi waktu kerja dalam kegiatan ekonomi rumahtangga adalah kegiatan mencari nafkah untuk menghasilkan pendapatan berupa uang atau barang yang
dilakukan oleh anggota rumahtangga. Anggota rumahtangga terdiri dari suami, istri, dan anak yang melakukan curahan kerja untuk mendapatkan penghasilan yang akan
digunakan untuk konsumsi pangan dan non pangan bagi rumahtangga sebagai satu kesatuan. Curahan kerja anggota rumahtangga dalam mencari nafkah dilakukan pada
kegiatan usahatani dan diluar usahatani. Kegiatan diluar usahatani meliputi: berdagang, bekerja di bidang jasa atau industri.
6.1.1. Alokasi Waktu Kerja pada Usahatani
Alokasi waktu kerja anggota rumahtangga pada usahatani adalah jumlah jam kerja yang dicurahkan untuk melakukan kegiatan usahatani. Kegiatan usahatani
meliputi kegiatan di bidang pertanian atau pengelolaan sawah, dan peternakan. Curahan kerja anggota keluarga pada kegiatan usahatani adalah sebagai berikut:
Tabel 12. Rata-Rata Curahan Kerja Anggota Rumahtangga pada Usahatani No
Anggota Rumahtangga Rata-Rata Waktu Kerja
JamTahun 1
Suami 1 132.08
65.77 2
Isteri 200.37
11.65 3
Anak pria 368.79
21.43 4
Anak wanita 19.89
1.15 Jumlah
1 721.13 100.00
Dari tabel diatas terlihat bahwa rata-rata alokasi waktu kerja rumahtangga petani lahan sawah di desa sampel wilayah Kabupaten Bogor untuk kegiatan
usahatani adalah 1 721.13 jam per tahun. Rata-rata curahan kerja suami 1 132.08 jam
60
kerja per tahun atau 65.77 persen dari jumlah jam kerja keluarga, sedangkan jam kerja istri setahun adalah 200.37 jam atau 11.65 persen. Rata-rata alokasi jam kerja
anak laki- laki pada usahatani sebesar 368.79 jam setahun dan rata-rata jam kerja anak perempuan 19.89 jam per tahun. Hal ini disebabkan sebagian petani yang sudah
cukup tua menyerahkan pengolahan lahannya kepada anak laki- laki yang masih tinggal dalam satu rumah atau disewakan. Sedangkan pada anak wanita curahan kerja
pada usahatani lebih kecil karena hanya sebatas membantu kegiatan tanam dan panen. Pada umumnya curahan kerja anak pada usahatani sangat rendah disebabkan
anak-anak lebih memilih bekerja diluar kegiatan usahatani. Curahan kerja suami pada usahatani merupakan pilihan untuk mengelola
sumberdaya yang dimiliki berupa lahan dan peran suami sebagai pencari nafkah utama. Pendidikan suami rata-rata SD, hal tersebut menyebabkan keterbatasan
kesempatan kerja. Kesempatan kerja di sektor pertanian dan sektor jasa yang tidak menuntut banyak ketrampilan menjadi pilihan pekerjaan.
6.1.2. Alokasi Waktu Kerja Pada Non Usahatani
Alokasi waktu kerja pada non usahatani adalah curahan kerja untuk mencari nafkah selain usahatani. Curahan kerja non usahatani dilakukan sebagai upaya untuk
mencukupi penghasilan keluarga dan memenuhi kebutuhan konsumsi. Karena sempitnya penguasaan lahan dan kurangnya teknologi sehingga tidak mampu
menghasilkan produksi yang optimal. Curahan waktu kerja anggota keluarga diluar usahatani adalah sebagi berikut:
Tabel 13. Rata-Rata Curahan Kerja Anggota Rumahtangga pada Non Usahatani No
Anggota Rumahtangga Rata-rata waktu kerja
jamtahun 1
Suami 806.31
28.94 2
Istri 531.33
19.07 3
Anak Pria 1 030.39
36.98 4
Anak Wanita 418.18
15.01 Jumlah
2 786.21 100.00
61
Berdasarkan tabel tersebut diatas, curahan kerja anggota rumahtangga pada kegiatan non usahatani adalah 2 786.21 jam per tahun. Curahan kerja suami pada
kegiatan non usahatani rata-rata 806.31 jam per tahun atau 28.94 persen. Curahan kerja istri rata-rata 531.33 jam per tahun atau 19.07 persen. Sedangkan curahan kerja
anak laki- laki cukup besar, rata-rata 1 030.39 jam atau 36.98 persen per tahun, sedangkan curahan kerja non usahatani anak wanita sebesar 418.18 jam per tahun
atau 15.01 persen. Alokasi waktu kerja anak laki- laki non usahatani, sebagian besar adalah buruh atau bekerja diluar wilayah. Jenis pekerjaan diluar usahatani yang
menjadi sumber mata pencaharian sebagian besar responden adalah di bidang jasa angkutan, buruh bangunan, tukang kayu, ketrampilan, dan pekerja pabrik.
Kegiatan usaha produktif diluar usahatani yang dilakukan oleh istri untuk mendapatkan penghasilan tanpa meninggalkan kegiatan domistik urusan
rumahtangga adalah membuka warung, buruhtani, buruh mencuci, dan pengolahan pangan serta kerajinan tangan. Peluang kerja non usahatani anak pria lebih tinggi
daripada anak wanita karena kesempatan pendidikan anak pria rata-rata SMA dan anak wanita berpendidikan SMP. Jenis pilihan pekerjaan anak pria adalah buruh
pabrik dan jasa angkutan, sedangkan anak wanita bekerja sebagai buruh pabrik, usaha pengolahan pangan tingkat rumahtangga, dan usaha ketrampilan. Kecenderungan
alokasi waktu kegiatan domistik bagi wanita lebih tinggi daripada pria.
6.1.3. Alokasi Waktu di Luar Kegiatan Mencari Nafkah