Penjabaran Faktor Internal dan Eksternal

3. masyarakat:Optimalisasi hasil hutan non kayu Regulasi dan Dukungan pemerintah pusat :GNRHL, Hkm serta dukungan LSM dan dunia internasional terhadap kelestarian hutan tinggi : Proyek pemberdayaan,Carbon, CDM THREATS 1. 2. 3. Tinggginya intensitas gangguan hutan : penebangan liar, perambahan pemukiman, satwa liar,perburuan liar, Kondisi sosial:pendidikan, laju pertumbuhan penduduk, ketersediaan lahan dan ekonomi miskin Rawan konflik pemanfaatan dan kepentingan : konflik masyarakat dengan masyarakat, masyarakat dengan negara Pada dasarnya sangat baik untuk memperhitungkan sebanyak mungkin faktor, namun jumlah perbandingan berpasangan dalam AHP akan meningkat secara eksponensial dengan jumlah faktor. Oleh karena itu, untuk menjaga agar perbandingan berpasangan tidak terlalui banyak, peneliti hanya menggunakan tiga faktor pada masing-masing kategori SWOT.

5.5.3 Penjabaran Faktor Internal dan Eksternal

Kekuatan Strength S1 Potensi dan keragaman luas tutupan hutan, keragamanhayati, ekowisata dan jasa lingkungan  Hutan Kabupaten Lampung Barat luasnya 323.000 lebih lengkap dengan Hutan Lindung, Hutan Produksi Terbatas, Taman Nasional, CAL, Repong Damar, Hutan Marga dengan Kekayaan Hayati berupa flora dan fauna yang beranekaragam : Badak ,Harimau Sumatera, Kelelawar dsb; Air Terjun yang indah, Danau Suoh yang mengagumkan, Danau Ranau yang elok; Adat istiadat masyarakat hutan Repong Damar yang ramah.  Taman Nasional Bukit Barisan Selatan yang membentang menyusuri Kecamatan Bengkunat Belimbing di arah selatan hingga Kecamatan Lemong di perbatasan Propinsi Bengkulu. TNBBS merupakan daerah suaka yang telah ditetapkan sebagai salah satu dari warisan dunia World Heritage. Keberadaan TNBBS ini menjamin tersedianya suplai air tawar yang mengalir menjadi 92 sungai dengan debit air rata-rata 58.86 m 3 detik.  Potensi hasil hutan non kayu : Damar Mata Kucing, Rotan, madu, Sutera, S2 Adanya kelembagaan formal informal yang mendukung Partisipasi Masyarakat yang besar  Lembaga informal yang relevan dengan pengembangan kehutanan di Lampung Barat antara lain adalah kelompok-kelompok masyarakat petani hutan yang terbagi menjadi HKm dsb. Menurut Laporan Tahunan Dinas Kehutanan 2006, di Kabupaten Lampung Barat tercatat ada 31 kelompok Hkm yang telah mendapat izin pengelolaan hutan. Kelompok tersebut mempunyai hak mengelola hutan untuk diambil hasilnya dengan jumlah 1 kelompok selama 30 tahun, 5 kelompok selama 25 tahun dan sebanyak 25 kelompok selama 5 tahun  Kelompok Kader Pengaman Hutan berjumlah 100 orang Dinas Kehutanan dan SDA Kabupaten Lampung Barat. S3 Dukungan pemerintah daerah yang besar dan adanya kelembagaan formal yang mendukung  Komitmen Bupati Kabupaten Lampung Barat menyatakan bahwa Kabupaten Lampung Barat sebagai Kabupaten Konservasi  Dinas Kehutanan, yang berdasarkan Perda Kabupaten Lampung Barat No. 19 tahun 2004 bertugas untuk melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas otonomi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan di bidang kehutanan Kelemahan Weaknesses W1 Pengembangan kehutanan belum optimal dan terpadu Lemahnya kemitraan, koordinasi dan komunikasi antar lembaga  Sektor kehutanan yang baru dikembangkan baru Hutan Lindung dan Hutan Produksi Terbatas yang masih menjadi lahan tak terpakai namun open acces  Belum ada sinergisitas antar sektoral baik antar dinas maupun instansi vertikal : Dinas Kehutanan dengan TNBBS, Dinas Kehutanan dengan Dinas Terkait, Dinas Kehutanan dengan Polri, TNI, dan Kejaksaan belum optimal kerjasama dan koordinasi dari aspek penegakkan hukum  Usaha pengembangandiversifikasi hasil hutan non kayu belum optimal dikembangkan,. W2 Rendahnya Kuantitas dan Kualitas SDM dan Rendahnya sarana dan prasarana kehutanan Rendahnya pengawasan dan penegakan hukum W3 Ketergantungan terhadap hutan yang tinggi PAD bersumber dari hutan dan sosial budaya masyarakat banyak yang mengandalkan dari hutan  Luas lahan yang dapat dibudidayakan hanya 32,1 sehingga ketergantungan terhadap hutan tinggi  Belum lagi hampir 60 petani mampunyai kebun di Hutan Kawasan Peluang Opportunities O1 Peluang Ekowisata dan Jasa Lingkungan  Kunjungan wisatawan di TNBBS 1190 orang per tahun dan terus meningkat dan kunjungan ke wisata alam di Liwa dan sekitarnya meski relatif rendah namun peningkatan cukup signifikan dari sekitar 1000 sampai 2000 pengunjung. O2 Diversifikasi usaha  Optimalisasi kegiatan hasil hutan non kayu :Madu, Damar O3 Dukungan Pemerintah Pusat dan Dunia Internasional terhadap kelestarian hutan dan Adanya Program kegiatan kehutanan pusat  Program Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan GNRHL telah dilaksanakan sejak tahun 2003 sampai dengan 2008 ini. Ancaman Threats T1 Gangguan hutan dan Degradasi lingkungan SDA: illegal logging, perambahan  Masih terdapat kegiatan penebangan liar, perambahan dari tahun 2000 sampai 2003 meningkat tajam kemudian 2004 – 2005 masih tinggi namun 2006 turun drastis karena pemerintah daerah Kabupaten Lampung Barat sedang gencar-gencarnya melaksanakan Inpres nomor 4 tahun 2005 tentang Percepatan Pemberantasan Illegal Logging , Namun tahun 2007 meski tidak tinggi namun sudah meningkat kembali.  Masih adanya pengusahaan hasil hutan yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku seperti membeli kayu masyarakat yang tidak memiliki Izin Pemanfaatan Kayu Tanah Masyarakat IPKTM .  Masih berjalannya aktifitas penebangan liar dan tidak terkendali di hutan lindung maupun hutan kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Menurut Dinas Kehutanan Kabupaten Lampung Barat, pada  tahun 2007 terjadi 10 kasus penebangan liar yang terpantau dengan volume kayu hasil tebangan setidaknya mencapai 80 m 3 . T2 Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat yang sebagian besar miskin dan berpendidikan rendah  Kurang lebih 38 Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Lampung Barat dan 70nya menetap di Sekitar Kawasan Hutan  Pendidikan masyarakat sekitar hutan masih rendah  Berdasarkan Data Statistik Indonesia BPS, 2008, diketahui angka melek huruf pada umur di atas 15 tahun yaitu : 91.65 2003, 93.08 2004, dan 92.85 pada tahun 2005.  Peningkatan pendidik masyarakat akan berpengaruh terhadap peningkatan pola hidup sehat  Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk terbuka terhadap paradigma konservasi T3 Adanya konflik kepentingan pemanfaatan SDA  Masih berlangsungnya konflik masyarakat dengan negara seputar tata batas, masyarakat dengan masyarakat lain, masyarakat dengan satwa, kabupaten dengan kabupaten lain, kabupaten dengan pusat.  Maraknya kasus tanah adat yang diklaim oleh suatu masyarakat namun tidak diakui oleh masyarakat lain.

5.5.4 Evaluasi Faktor-faktor keputusan