1. Bupati Kabupaten Lampung Barat
Analisis faktor SWOT untuk Bupati menunjukkan bahwa potensi luas hutan, keanekaragaman hayati, ekowisata dan jasa lingkungan yang besar S1
sebagai kekuatan yang paling penting dalam kebijakan pengelolaan hutan berbasis ekologi, ekonomi dan sosial budaya di Kabupaten Lampung Barat
dengan nilai prioritas 0,400 Lampiran 11. Faktor peluang dirasakan sama pentingnya oleh stake holders ialah permintaan ekowisata dan jasa lingkungan
yang sangat menjanjikan O1, diversifikasi usaha yang terbuka lebar O2 dan investasi dan kepedulian pemerintah pusat dan dunia internasional terhadap
pelestarian hutan dengan nilai 0,333. Faktor kelemahan yang paling berpengaruh dirasakan oleh stakeholders ialah SDM, Sarana dan Prasarana yang belum
memadai dan jauh dari kelayakan 0,493. Rasio polisi kehutanan dan luas hutan 1 : 8000 Hektar Satu polisi kehutanan mengawasi dan menjaga hutan lebih dari
8000 hektar, belum dari kualitas penegakkan hukum yang rendah kasus dari 2002 s.d 2007 hanya sebagian kecil yang sampai P21 atau vonis pengadilan
diikuti sarana dan prasarana yang minim untuk mendukung petugas maupun untuk mendukung kegiatan ekowisata shelter, diikuti ketergantungan terhadap
hutan yang tinggi 0,311 serta kebelumterpaduan pengelolaan hutan akibat tidak adanya koordinasi dengan sektor lain yang berhubungan dengan sektor
kehutanan W1 dengan nilai 0,0,196. Tiga ancaman yang sama pentingnya ialah gangguan hutan berupa penebangan liar, perambahan, perburuan liar yang
cukup tinggi T1, jumlah penduduk yang sebagian besar di sekitar kawasan hutan dan dengan ekonomi miskin, selain itu konflik pemanfaatan hutan dan SDA
antar kabupaten, antar masyarakat dengan masyarakat, masyarakat dengan negaraT3 dengan nilai prioritas 0,493, 0,311 dan 0,196.
Analisis silang oleh Bupati menunjukkan pengaruh faktor kekuatan yang paling dominan dengan nilai prioritas 0,31, diikuti peluang dengan nilai 0,28,
kelemahan dan ancaman memiliki nilai prioritas 0,21. Meskipun
analisis menyarankan bahwa Kekuatan dan peluang yang paling signifikan, namun
stakeholders ini merasa bahwa ancaman T1 berupa gangguan hutan :penebangan liar, perambahan hutan juga cukup penting dengan faktor
kelemahan belum terpadunya pengelolaan hutan.
2. Bappeda Kabupaten Lampung Barat