III. METODOLOGI KAJIAN
3.1 Kerangka Pemikiran
Hutan yang merupakan salah satu dari sumber daya alam mempunyai berbagai manfaat yaitu ekologi, ekonomi dan sosial budaya. Manfaat sosial dari
hutan ialah sebagai hak masyarakat sekitar hutan, estitika, dan budaya. Manfaat ekonomi ialah hasil hutan kayu dan non kayu, kebutuhan lahan dan penyerapan
tenaga kerja. Sedangkan manfaat ekologi dari hutan ialah keanekaragaman hayati, satwa dan habitatnya, iklim, pengatur tata air dan pencegah erosi.
Untuk mendapat manfaatnya, hutan harus dikelola. Pengelolaan hutan tergantung pada fungsi dan status suatu hutan. Namun, bentuk pengelolaan
hutan harus memperhatikan juga stakeholders di sekitarnya karena mempunyai kepentingan masing-masing terhadap hutan. Jika tidak, maka suatu saat
kepentingan yang berbeda-beda tersebut akan bersinggungan sehingga akan menimbulkan konflik. Bila konflik ini berlangsung terus, maka akan merugikan
stakeholders dan hutan sendiri. Meskipun saat ini bentuk pengelolaan hutan telah menghasilkan hal-hal
positif, tetapi ada beberapa hal yang menjadi masalah yaitu tentang keseimbangan antara ekologi, ekonomi dan sosial budaya dalam pengelolaan
hutan di Kabupaten Lampung Barat. Strategi dan Keberlanjutan adalah kata kunci dalam upaya pengelolaan
hutan di Kabupaten Lampung Barat. Keberlanjutan juga merupakan pernyataan ideal di mana masyarakat hidup untuk menikmati kebutuhan mereka yang ramah
lingkungan dan berkeadilan sosial. Dalam prakteknya, keberlanjutan lebih pada proses penerimaan, pengimplementasian dan pengembangan strategi, institusi
dan tekonologi yang sesuai untuk memajukan masyarakat menuju kondisi ynag ideal Suaedi.2007.
. Aspek ekologi ditekankan pada faktor-faktor kesesuaian peruntukan dan daya dukung lingkungan yang mencirikan kondisi ekologi suatu kawasan
berdasarkan biogeofisik, sosial, ekonomi dari sumber daya dan lingkungan di kawasan tersebut. Aspek ekologi terkait pula dengan aspek sosial ekonomi dan
sosial budaya masyarakat sebagai pelaku dan pengguna pemanfaat kawasan.
Kebijakan pengelolaan berbasis ekologi, ekonomi dan sosial-budaya juga mengintegrasikan aspek kelembagaan. Kebijakan pengelolaan dan program
yang sebelumnya telah ditetapkan baik oleh pemerintah daerah maupun lembaga pengelola kawasan hutan, dievaluasi dan yang bagus terus
ditingkatkan, yang tidak dialihkan ke program lain sehingga hasilnya nanti merupakan konsep atau desain pengelolaan hutan di Kabupaten Lampung Barat
yang secara teknis memungkinkan, secara ekonomi menguntungkan, sosial dapat dipertanggungjawabkan dan secara ekologi berkelanjutan.
Berdasarkan latar belakang, permasalahan dan pemetaan masalah pengelolaan hutan, maka sebelum kerusakan ekosistem dan sumber daya di
Kawasan Hutan di Kabupaten Lampung Barat berlanjut, langkah yang harus dilakukan adalah membuat suatu kebijakan pengelolaan hutan secara terpadu,
komprehensif yang dapat mengakomodir berbagai kepentingan pemanfaatan dari berbagai sektor dan stakeholder melalui kebijakan yang penulis sebut dengan
Konsep Pengelolaan Hutan Berkelanjutan yang berbasis ekologi, ekonomi dan sosial budaya.
Secara skematik, Kerangka Pemikiran Kajian dapat digambarkan dalam kerangka pemikiran Gambar 3. Sebagai berikut:
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Analisis Kebijakan Pengelolaan Hutan
Berkelanjutan di Kabupaten Lampung Barat Kriteria
Keberlanjutan Stakeholders
Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Tantangan SWOT AHP
KONDISI SEKARANG KAWASAN HUTAN
Kriteria Keberlanjutan
EKonomi
Kriteria Keberlanjutan
Ekologi
Kebijakan Pemerintah Dokumen Pusat
UU No. 411999 Kehutanan dan UU No. 32 2004 ttg
Pemerintahan Daerah
Alternatif Strategi AHP
Strategi Kebijakan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan Terpilih dan Perancangan Program
Masalah Ekologi
Masalah Ekonomi
-
PDRB,
-
Diversifikasi,
-
PAD
Masalah Sosial Budaya
- Akses Masyarakat
3.2 Lokasi dan Waktu Kajian