i. Kader Pengaman Hutan Kader Pamhut
Berdasarkan Pasal 69 Undang – Undang Nomor 41 Tahun 1999
sebagaimana telah diubah menjadi Undang-undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Kehutanan, bahwa masyarakat dapat dilibatkan dalam pengawasan
hutan, maka pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2008 telah dibentuk dan dibina 100 orang kader pengaman hutan dengan rincian sebagai berikut :
a Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Hutan Lindung UPT-PHL Sumberjaya Wilayah Kerja Kecamatan Sumberjaya dengan penekanan pengawasan di
Register 45 B Bukit Rigis sebanyak 21 orang b Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Hutan Lindung UPT-PHL Waytenong
Kenali dengan wilayah Kecamatan Waytenong termasuk Register 44 B Waytenong Kenali sebanyak 9 orang
c Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Hutan Lindung UPT-PHL Bakhu Wilayah Kerja Kecamatan Bakhu termasuk Register 17 B Bukit Serarukuh
sebanyak 12 orang d Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Hutan Lindung UPT-PHL Giham
dengan wilayah kerja Kecamatan Sekincau dan sekitarnya termasuk sebagian Register 43 B Krui Utara dan sekitarnya sebanyak 12 orang
e Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Hutan Lindung UPT-PHL Sukau Wilayah kerja Kecamatan Sukau termasuk Sebagian Register 43 B Gunung
Pesagihdan Register 9 B Gunung Seminung dan Register 48 B Palakian sebanyak 10 orang.
f Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Terbatas UPT-PHP Pesisir Tengah dengan Wilayah Kecamatan Pesisir Tengah dan sekitarnya
termasuk HPT Pesisir Jalan Liwa Krui sebanyak 12 orang g Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Terbatas UPT-PHP
Pugung dengan Wilayah Kecamatan Pesisir Utara dan sekitarnya termasuk HPT Pesisir Lemong, Pugung dan sekitarnya. Sebanyak 11 orang
h Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Terbatas UPT-PHP Bengkunat dengan Wilayah Kecamatan Pesisir Selatan, Bengkunat dan
Bengkunat Belimbing dab sekitarnya termasuk HPT Pesisir Bengkunat dan sekitarnya sebanyak 13 orang
Tugas dan fungsi kelompok ini antara lain adalah : a. turut mensosialisasikan Undang-undang Nomor 41 tahun 1999 tentang
Kehutanan bersama Polisi Kehutanan; b. turut mengawasi dan melaporkan kepada pihak yang berwenang terhadap
setiap tindak pidana dan pelanggaran di bidang kehutanan c. melakukan upaya pengawasan hutan dan konservasi sumberdaya alam di
wilayahnya d. mencegah dan dapat melakukan tindakan menangkap tangan terhadap
pelaku tindak pidana di bidang kehutanan
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan TNBBS seluas lebih kurang 356.800 hektar ditetapkan berdasarkan Surat Pernyataan Menteri Pertanian
No,736MentanX1982 tanggal 14 Oktober 1982. Sebelumnya pada tahun 1935 kawasan ini ditetapkan sebagai Suaka Margasatwa melalui Besluit Van der
Gouverneur-General van Necerlandsch Indie No. 48 stbl dengan nama Sumatera Selatan I SS I. Secara administratif TNBBS terletak di 2 dua Provinsi dan 3
tiga Kabupaten, yaitu Kabupaten Tanggamus + 10.500 Ha dan Kabupaten Lampung Barat + 280.300 Ha, yang termasuk Provinsi Lampung serta
Kabupaten Kaur +66.000 Ha yang termasuk Provinsi Bengkulu. Cagar Alam Laut CAL-BBS dimasukkan dalam satu pengelolaan TNBBS tahun 1990 seluas
21.600 Ha berdasarkan SK. Menhhut No.71Kpts-II1990 tanggal 15 Februari 1990
Informal
Keberadaan kelembagaan kelompok masyarakat pengelola hutan dan Kelompok Hkm di seluruh Kecamatan di Kabupaten Lampung. Sampai dengan
taun 2008 telah terdapat 31 Kelompok Tani Hutan Kemasyarakatan dan pada tahun 2006 Kabupaten Lampung Barat mendapatkan penghargaan CBFM
Community Based Forest Management tingkat nasional
Anggaran Sektor Kehutanan
Pembangunan sektor kehutanan di Kabupaten Lampung Barat, pendanaannya dapat bersumber dari Anggaran Pembangunan dan Belanja
Negara dengan mekanisme tugas pembantuan, dekonsentrasi, maupun dana alokasi khusus. Sementara itu secara rutin kegiatan di sektor kehutanan
utamanya di dukung oleh Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah Kabupaten Lampung Barat APBD II. Berdasarkan dari Laporan Realisasi
Pelaksanaan Kegiatan
tahun 2002-2007
dalam Laporan
Keterangan
Pertanggungjawaban Bupati Lampung Barat Periode 2002-2007, pada Tabel 10
terlihat bahwa secara signifikan anggaran yang dialokasikan melalui pemerintah daerah kabupaten mengalami peningkatan.
Tabel 10. Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah APBD Kabupaten Lampung Barat sektor kehutanan
NO PROGRAM ANGGARAN
Rp.
TAHUN 2002 1
Peningkatan Sektor Kehutanan 180 725 000
2 Pemberdayaan masyarakat dan kelembagaan petani hutan
21 215 000 Jumlah
201 940 000 TAHUN 2003
1 Pengembangan sumberdaya sarana dan prasarana Kehutanan 65 000 000
2 Peningkatan produksi kehutanan
150 288 000 3
Peningkatan profesionalisme aparat 5 100 000
4 Pengembangan sarana dan prasarana organisasi
124 428 600 5
Pemberdayaan masyarakat dan kelembagaan petani hutan 36 850 000
6 Peningkatan koordinasi penyerasian dan pemantapan program
76 831 400 J u m l a h
458 498 000 TAHUN 2004
1 Pengembangan sumberdaya sarana dan prasarana kehutanan
15 400 000 2
Peningkatan produksi perikanan 44 097 950
3 Pengembangan agribisnis yang berorentasi kehutanan
191 563 950 4
Pemberdayaan masyarakat dan kelembagaan kehutanan 44 277 425
5 Perencanaan dan pengembangan informasi kehutanan
45 863 150 6
Pengembangan organisasi dan sarana prasarana 11 925 000
7 Pengembangan sumber- sumber PAD
1 013 800 J u m l a h
354 141 275
TAHUN 2005
1 Pengelolaan sarana dan prasarana kehutanan
694 395 800 2
Pengelolaan pengembangan sumberdaya kehutanan 62 416 500
3
Pengembangan organisasi, sarana prasarana dan kinerja aparat
19 579 800 J u m l a h
494 388 300 TAHUN 2006
1 Pengelolaan peningkatan produksi primer kehutanan
175 325 000 2
Pengelolaan sarana dan prasarana kehutanan 508 405 000
3 Pengawasan sumberdaya kehutanan
219 500 000 4
Pemberdayaan masyarakat dan konservasi sumberdaya kehutanan
263 542 000 5
Pengembangan dan sosialisasi produk hukum 49 000 000
J u m l a h 1 166 772 000
TAHUN 2007 1
Pelayanan administrasi perkantoran 170 312 000
2 Peningkatan sarana dan prasarana aparatur
123 478 000 3
Peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur 4
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
6 500 000 5
Program peningkatan kesadaran dan penegakan hukum dalam pendayagunaan sumber daya hutan
78 499 000 6
Program peningkatan kegiatan wawasan kehutanan 18 511 000
7 Program pengembangan budidaya kehutanan
1 180 658 000 8
Program pengembangan Hkm 167 811 000
9 Program pengembangan sistem perencanaan kehutanan
64 605 000 10
Program pengembangan dan pemberdayaan kelembagaan repong damar
221 500 000 11
Program pengembangan dan perlindungan hutan kota 57 073 000
J u m l a h 2 088 947 000
Sumber : Dinas Kehutanan, diolah penulis 2009
Sementara itu anggaran pembangunan di sektor kehutanan yang berasal dari Anggaran Pembangunan dan Belanja Negara APBN dapat diuraikan dalam
Tabel 10.
Tabel 10 Anggaran pembangunan dan belanja bidang perikanan yang berasal dari APBN
Tahun ProgramKegiatan Jenis Anggaran
Nilai Rp.
2003 GNRHL
Tugas Pembantuan
865 000 000 2004
GNRHL Tugas
Pembantuan 748 000 000
2005 a. GNRHL
Tugas Pembantuan 150 000 000
b. Dana Bidang Kehutanan Dana
Alokasi Khusus
950 000 000
2006 a. GNRHL
Tugas Pembantuan
1 000 000 000
b. Pengelolaan Lingkungan
Berbasis Masyarakat Tugas
Pembantuan 1 200 000
000
Dana Alokasi
Khusus 1 800 000
000
2007
a. Dana Bidang Kehutanan Dana
Alokasi Khusus
2 275 000 000
Tinjauan Program Terdahulu
Selama kurun waktu 2000 s.d 2007, Pemerintah Kabupaten Lampung Barat telah melaksanakan program pembangunan untuk sektor kehutanan
berupa : 1. Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Hutan
2. Rehabilitasi Hutan dan Lahan 3. Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan
Program pemanfaatan potensi sumber daya hutan dilaksanakan dengan kegiatan
berupa pengembangan
persuteraan alam
2002 – 2005,
pengembangan lebah madu 2003-2005, pengembangan damar mata kucing 2005-2007, pengembangan rotan manau 2006-2007, pengembangan hutan
koleksi bambu 2007-2008 dan pengembangan gaharu 2006. Kegiatan yang langsung melibatkan masyarakat adalah pengembangan persuteraan alam dan
pengembangan lebah madu. Pelaksanaan kegiatan ini berupa pelatihan dan pemberian bantuan untuk pembuatan kandang, bibit, pakan dan sebagainya.
Masyarakat yang
telah mendapatkan
pelatihan dan bantuan untuk
pengembangan persuteraan alam saat ini 2008 sudah tidak lagi mengusahakan sutera alam tersebut. Dari hasil pengamaatan, kendala yang mengakbiatkan
tidak berfungsinya pengembangan sutera alam adalah faktor pemasaran. Masyarakat sulit menjual kokon ulat sutera, sehingga beralih ke lain pekerjaan
yang lebih menjanjikan penghasilan. Kesulitan pemasaran kokon ulat sutera ini terjadi karena terbatasnya pasar pasar khusus dan juga adanya pemisahan
tugas pokok dan fungsi dinas terkait. Untuk pembinaan petani mulai dari proses pemeliharaan sampai menjadi kokon berada di Dinas Kehutanan tetapi ketika
sudah menjadi kokon maka pemasarannya berada di bawah Dinas Koperindag. Tidak adanya dinas yang secara utuh bertanggungjawab trhaap persuteraan
alam ini mengakibatkan sulitnya koordinasi sehingga petani ulat sutera merasa jera untuk memelihara ulat sutera. Kasus serupa terjadi pada pengembangan
lebah madu, hanya saja karena pasar dari madu lebih luas dan dapat dipasarkan langsung oleh peternak lebah madu, peternak lebah madu masih berjalan tanpa
adanya campur tangan pemerintah daerah. Untuk pengembangan rotan manau dan bambu tidak melibatkan langsung masyarakat. Kedua jenis tanaman ini pada
tahun pertama kegiatannya pembibitan kemudian dilanjutkan dengan penanaman pada tahun kedua. Penanaman dilakukan di Hutan Kawasan dengan
tujuan untuk rehabilitasi dan kebun koleksi yang pada akhirnya akan dijadikan obyek wisata.
Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan ditekankan pada Hutan Kemasyarakatan baik untuk kegiatan sosialisasi maupun pembinaan. Sampai
tahun 2008 terdapat 31 kelompok tani hutan kemasyarakatan dan pada tahun 2006, Kabupaten Lampung Barat mendapatkan penghargaan CBFM Community
Based Forest Management tingkat nasional bahkan di tahun 2007 salah satu PNS Dinas Kehutanan mendapatkan penghargaan untuk studi banding ke
Thailand karena prestasinya. Pada tahun 2005 terdapat penambahan program berupa Perencanaan
dan Pengembangan Hutan yang dipergunakan untuk kegiatan Pengkajian Potensi Hutan Damar dan Peluang Pengembangannya. Kegiatan ini
menghasilkan suatu kajian yang dititikberatkan pada perhitungan potensi hutan damar Kabupaten Lampung Barat. Hasil kajian ini belum memberikan manfaat
secara langsung kepada masyarakat karena hanya mengkaji potensi saja tidak ampai aspek pemasaran, manajemen dan sebagainya.
Dari hasil tinjauan terhadap program dan kegiatan terdahulu maka terdapat faktor-faktor yang menyebabkan tidak berhasilnya program atau
kegiatan antara lain : 1.
Program telah berlangsung lama namun terkendali dalam pelaksanaan kegiatannya.
2. Kurangnya koordinasi antar dinas yang terkait yaitu antara dinas yang
bertugas untuk pembinaan produksi dan yang bertugas untuk pembinaan pemasaran.
3. Adanya program atau kegiatan sesaat yang hanya untuk keperluan
tertentu. 4.
Untuk kegiatan yang berupa pendataan setelah selsesai namun tidak dimaksimalkan penggunaannya.
4. 6. Pembangunan Manusia di Kabupaten Lampung Barat
Di dalam kerangka pembangunan nasional, pembangunan daerah merupakan bagian yang integral, dalam arti ikut menentukan keberhasilan pembangunan nasional. Pada hakekatnya, tugas pokok pemerintah
dapat diringkas menjadi empat fungsi penting yaitu pelayanan services, pemberdayaan empowerment, dan pembangunan development serta fungsi pembina jaringan bisnis business networking. Pelayanan akan
menumbuhkan keadilan dalam masyarakat, pemberdayaan akan mendorong kemandirian masyarakat, dan pembangunan akan menciptakan kemakmuran dalam masyarakat, serta jaringan bisnis dimaksudkan untuk
mendorong pengembangan dunia usaha.
Dengan berlangsungnya otonomi daerah, maka pembangunan manusia di Kabupaten Lampung Barat mulai dilakukan sesuai Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Untuk itu maka
disusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD sebagai penjabaran dari Visi dan Misi Kabupaten Lampung Barat yang diperlukan sebagai penjabaran sasaran-sasaran pokok pembangunan yang
harus dicapai, arah kebijakan, program-program pembangunan dan kegiatan pokok pembangunan. Adapun Visi Pembangunan Kabupaten Lampung Barat adalah “Terwujudnya Masyarakat Lampung
Barat yang Cekatan Cerdas, Kreatif, Aman, Taqwa dan Andalan ”. Untuk memahami Visi Pembangunan
tersebut di atas maka dapat, dijabarkan sebagai berikut:
“Cekatan” : pengertian harfiahnya adalah lekas bekerja, mengerti, cepat dan mahir dalam melakukan sesuatu.
“Cekatan” : visi tersebut di atas merupakan akronim singkatan dari Cerdas, Kreatif, Aman, Taqwa dan Andalan, yang mempunyai makna:
Cerdas : Sempurna perkembangan akal budinya pandai, tajam
pikiran, sehat pertumbuhan tubuhnya, dan kuat Kreatif
: Memiliki daya cipta, mempunyai kemampuan untuk mencipta
Aman : Tidak
merasa takut
gelisah, khawatir,
dan sebagainya, tenteram, sentosa, lepas dari bahaya
Taqwa : Kesalehan hidup takut kepada Tuhan dan menjauhi
larangan-Nya Andalan : Mengandalkan, menaruh kepercayaan mempercayai
seseorang karena mempunyai keunggulan, nilai lebih.
Kunci keberhasilan dari visi tersebut adalah bagaimana terlaksananya pelayanan yang prima yang merupakan wujud nyata pemberian pelayanan
terbaik excellent service, bermutu dan berkualitas terhadap semua jenis pelayanan kepada masyarakat yang ada di Kabupaten Lampung Barat.
Dalam mencapai kondisi yang diharapkan sesuai dengan visi untuk mewujudkan
Masyarakat Lampung Barat yang “Cekatan”, maka diperlukan penegasan terhadap upaya-upaya umum yang akan dilaksanakan yang
ditetapkan dalam misi pembangunan Kabupaten Lampung Barat dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan, yaitu:
1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama dan kerukunan antar umat beragama, serta mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender.
2. Mengentaskan kemiskinan berbasiskan kegiatan ekonomi kerakyatan serta pembangunan yang berwawasan lingkungan dan kesinambungan.
3. Meningkatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan berkualitas dan terjangkau.
4. Meningkatkan kualitas pelayanan umum, jaringan transportasi dan komunikasi.
5. Meningkatkan kesadaran politik, hukum, dan demokratisasi guna menciptakan pemerintahan yang bersih dan baik good governance dan
mewujudkan keamanan, ketertiban dan kenyamanan. Misi menunjukkan tingginya komitmen Pemerintah Kabupaten Lampung
Barat untuk meningkatkan IPM, hal dapat dilihat pada misi ke-2 dan ke-3. Misi ke- 2 dan ke-3 diatas menekankan perlunya peningkatan ekonomi daya beli,
pendidikan dan kesehatan masyarakat. Indikator pembangunan manusia berupa angka IPM di Kabupaten
Lampung Barat sejak tahun 1999-2007 terus mengalami peningkatan walaupun tidak terlalu tinggi, hal menunjukkan bahwa pembangunan manusia di Kabupaten
Lampung Barat telah mengalami kemajuan.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Potensi Hutan
Luas Kabupaten Lampung Barat sebesar 495.040 Ha dan dari luas tersebut sekitar 323.643 ha atau 67,9 dari luas wilayah administratifnya adalah
merupakan kawasan hutan.. Berikut Kawasan hutan dan luasnya Tabel 12. Hutan Kabupaten Lampung Barat dari Hutan Suaka Alam TNBBS
sekitar 263.510 ha; Cagar Alam Laut TBBS seluas kurang lebih 21.600, Hutan Lindung HL sekitar 39.231,1 ha, Hutan Produksi Terbatas HPT seluas 33.358
ha, yang penyebarannya di wilayah pesisir barat., dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Kawasan Hutan Kabupaten Lampung Barat
No. Nama Kawasan
Luas Ha
1 Hutan Lindung
39.231,10
2 Hutan Produksi Terbatas
33.358,70
3 Taman Nasional Bukit Barisan Selatan 263.510
4 Taman Laut
6.555
5 Cagar Alam Laut
21.600
Jumlah
364.254,8
Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Lampung Barat dan Penulis 2007
Potensi hutan di Kabupaten Lampung Barat memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi tercatat 200 jenis pohon, 126 jenis anggrek alam, 15
jenis bambu, 17 jenis rotan, 44 jenis tumbuhan bawah termasuk 2 jenis tumbuhan bawah langka yaitu bunga Bangkai Raksasa, Bunga Bangkai
Jangkunga dan Bunga Raflesia Raflesia sp, 425 jenis burung, 51 jenis ikan, 59 jenis herpetofauna dan 98 jenis mamalia termasuk mamalia kharismatik dan
terancam punah seperti Harimau Sumatera Panthera tigris sumatrae, Tapir, Gajah Sumatera, dan Badak Sumatera Dicerorhinus sumatrensis. Selain
kekayaan flora dan fauna Hutan di Kabupaten Lampung Barat memiliki keindahan alam yang sangat menarik. Terdapat : 4 danau, 4 air terjun, 7 gua