5. Analisis Kebijakan merupakan aktivitas menciptakan pengetahuan tentang
dan dalam proses pembuatan kebijakan. Dalam menciptakan pengetahuan tersebut, analisis kebijakan meneliti sebab, akibat, dan kinerja kebijakan dan
program publik Dunn. 1999. 6. EkososiosistemEkologi, Ekonomi dan Sosial Budaya adalah suatu
pendekatan sistem
pengambilan keputusan
yang memadukan
keseimbangan dalam aspek ekologilingkungan, ekonomi dan sosial-budaya sehingga kebijakan yang diteapkan dapat berkelanjutan. Menurut Ollagnon
H. 1989, ekososiosistem merupakan hasil dari gabungan sistem ekonomi, sosial dan ekologi yangdisajikan sebagai basis untuk pengembangan sistem
manajemen 7. Strategi Agroforestry, merupakan strategi mengoptimalkan penggunaan
zona pemanfaatan dalam kawasan konservasi TNBBS, Hutan Produksi Terbatas HPT dan Hutan Lindung dengan tujuan meningkatkan
penghasilan dari kegiatan mengkombinasikan antara tanaman pangan musiman dengan tanaman pohon-pohonan dengan menggunakan prinsip
pengelolaan yang sesuai dengan prinsip dan karakteristik budaya
masyarakat sekitar. 8. Ekowisata, sebagai aktivitas perjalanan yang tidak mengganggu atau
mengkontaminasi daerah alami dengan tujuan khusus dari belajar, menikmati dan mengamati suasana alam hewan dan tumbuhan liar dan
juga manifestasi dari budaya setempat baik yang lalu maupun sekarang yang ditemui di daerah tersebut Minca, et.al.2000 dalam Nurul Fajri.2006.
9. Strategi Ekowisata, merupakan strategi mengoptimalkan penggunaan zona
pemanfaatan dalam kawasan hutan konservasiTNBBS dan Hutan Lindung Gunung Pesagih dengan tujuan meningkatkan penghasilan masyarakat
sekitar melalui kegiatan wisata alam yang diiringi prinsip kelestarian. 10. Menurut Prof. Endang Suhendang dalam tulisannya Kemelut dalam
Pengurusan Hutan.Sejarah Panjang Kesenjangan antara Konsep Pemikiran dan Kenyataan bahwa ada 4 permasalahan dasar dalam pengelolaan hutan
di Indonesia : a. Merebaknya budaya dan praktek KKN dalam birokrasi pemerintahan,
legislatif dan yudikatif serta pelaku usaha dan masyarakat b. Terdapat perbedaan yang sangat besar dalam cara pandang persepsi,
pemahaman an kepentingan terhadap hutan.
c. Ketidaktepatan isi, ketidakkonsistenan aturan satu sama lain serta ketidaklengkapan
peraturan perundag-undangan
dalam bidang
kehutanan dan bidang lain yang berhubungan dengan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan
d. Penyelenggaraan pengurusanmanajemen Perencanaan, pengelolaan, pengawasan yang belum sepenuhnya melibatkan pihak-pihak yang
berhubungan dan berkepentingan terhadap hutan dan manfaatnya multi stakeholders dalam pengelolaan hutan yaitu pemerintah, masyarakat
dan pelaku usaha.
11. Strategi Kelembagaan Pengelolaan Hutan
Arti Penting Kelembagaan. Pengelolaan kelembagaan dalam pengelolaan sumberdaya hutan sangatlah penting. Kelembagaan yang baik akan
menentukan keberhasilan suatu kegiatan pengelolaan hutan yang dilakukan oleh pemerintah, swasta ataupun masyarakat.
Kelembagaan adalah suatu gugus aturan rule of conduct formal hukum kontrak, sistem politik organisasi, pasar dan sebaginya serta informasl
norma, kondisi, tradisi, sistem nilai, agama, tren sosial dan sebagainya yang memfasilitasi koordinasi dan hubungan antara individu ataupun
kelompok Kherallah and Kristen 2001 dalam Fauzi 204. Secara lebih spesifik, Douglas North, ahli ekonomi kelembagaan menyatakan bahwa
institusi lebih pasti terjadi pada hubungan antar manusia serta mempengaruhi perilaku dan outcomes seperti keragaan ekonomi, efisiensi
dan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Dalam perspektif ekonomi kelembagaan baru New Instirutisonal EconomicNIE dalam Fauzi 2004
misalnya melihat bahwa kelembagaan beroperasi baik pada level makro maupun mikro. Pada tingkat makro, kelembagaan merupakan rules 0f the
game yang mempengaruhi perilaku dan keragaan dari para pelaku ekonomi, dimana organisasi dibentuk dan biaya transaksi coase 1937
secara embedded ada di dalamnya. Douglas North, dengan faham Neo classical Economy dan institutional economy melihat bahwa kelembagaan
tidak bisa terlepas dari konsep biaya transaksi transaction costs yang dicetuskan pertama kali oleh Coase tahun 1937. Dengan demikian
kelembagaan tidak
lain adalah
transacsation minimazing
arrangementkesepakatan yang meminimasi biaya transaksi.
BAB. IV KEADAAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT
4. 1. Kondisi Wilayah