1. Tata tertib atau peraturan Sebagaimana telah di jelaskan sebelumnya bahwa tata tertib sangat
penting dalam mewujudkan sekolah efektif melalui penciptaan disiplin belajar.
22
2. Hukuman Hukuman dapat dilaksanakan secara verbal dan non verbal pukulan,
cubitan dan sebagainya dan dilakukan segera sesudah tingkah laku yang tidak diharapkan perbuatan salah dihentikan. Yang bersifat verbal dapat
berupa sindiran atau ancaman, hal ini merupakan salah satau bentuk hukuman tetapi sifatnya tidak mendidik.
23
3. Penghargaan Sekolah yang efektif menyadari bahwa pemberian penghargaan jauh
lebih penting ketimbang menghukum atau menyalahkan perserta didik. Hal ini dinilai sebagai suatu stategi motivasi yang penting untuk
mengingkatkan citra diri self-image peserta didik serta megembangkan iklim yang bersahabat dan supportif.
24
Dari pemaparan diatas maka dapat dipahami bahwa unsur-unsur kedisiplinan dilakukan untuk membiasakan sikap disiplin siswa tumbuh dalam
dirinya. Tata tertib, hukuman dan penghargaan merupakan cara yang diharapkan dapat membantu guru untuk menciptakan generasi yang hidup
dalam sikap disiplin. Namun yang harus dipertimbangkan seorang guru adalah ketika memberikan hukuman pada siswanya. Seringkali hukuman dianggap
cara yang paling ampuh untuk menegur siswa yang lalai tanpa memikirkan dampak buruk bagi siswanya. Guru seharusnya mempertimbangkan unsur-
22
E. Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta : Remaja Rosdakarya, 2012, h. 79
23
Nur‟aeni, Intervensi Dini Bagi Anak Bermasalah, Jakarta : PT Rineka Cipta, 1997, h. 139
24
Mulyasa, op. cit., h. 78
unsur kedisiplinan dengan matang sehingga tidak salah mengambil keputusan dalam mendisiplinkan siswanya.
7. Sumber-sumber Pelanggaran Disiplin
Kita sudah sependapat tentang satu asumsi yang menyatakan bahwa semua tingkah laku individu merupakan upaya untuk mencapai tujuan yaitu
pemenuhan kebutuhan. Pengenalan terhadap kebutuhan peserta didik secara baik merupakan andil yang besar bagi pengendalian disiplin.
Maslow mengemukakan teori Hierarki kebutuhan manusia yang dapat digambarkan sebagai berikut : 1 Kebutuhan fisik manusia merupakan
kebutuhan dasar bagi kelangsungan hidupnya seperti makan, minum, perlindungan, fisik, sex, dan sebagainya. 2 Kebutuhan akan rasa aman
baik fisik, dan perasaan keamanan terhadap masa depan yang dihadapinya. 3 Kebutuhan akan cinta kasih, mencintai orang lain dan dicintai orang
lain, penerimaan, pembenaran, dan cinta kasih orang lain pada dirinya. 4 Kebutuhan akan penghargaan dan untuk dikenal orang lain, merasa
berguna bagi orang lain, mempunyai pengaruh terhadap orang lain. 5 Kebutuhan akan pengetahuan dan pemahaman, terhadap berbagai hal agar
individu dapatmengambil berbagai keputusan yang bijaksana terhadap beberapa hal dalam menghadapi dunianya secara efektif. 6 Kebutuhan
akan keindahan dan aktualisasi diri yang merupakan kebutuhan untuk pengalaman mengaktualisasikan dirinya dalam dunia nyata secara
langsung agar dari pengalaman ia akan lebih kreatif, toleran, dan spontan
25
. Dari penjelasan di atas maka dapat di pahami bahwa pelanggaran disiplin
dapat terjadi akibat tidak tercapinya pemenuhan kebutuhan manusia. Manusia yang tidak mampu memenuhi kebutuhannya cenderung akan melakukan
tindakan-tindakan yang melanggar peraturan demi memperoleh yang diinginkannya. Begitupun dalam pendidikan banyak guru yang kurang
menyadari bahwa peserta didik memiliki hal-hak tertentu di dalam lingkungan sekolah. Misalnya hak menyelesaikan pendidikan sebaik-baiknya, hak
persamaan kedudukan atau tidak dibeda-bedakan, dan hak mengemukaan
25
Martinis Yamin, Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta : Gaung Persada Press Jakarta,2011, h. 49
pendapat dalam belajar. Kebutuhan dan hak adalah faktor yang menentukan tingkat kedisiplinan siswa dalam belajar. Jika salah satu kebutuhan dan hak
siswa tidak diperoleh maka siswa akan cenderung melakukan hal-hal yang dianggap melanggar ketentuan yang telah diberlakukan. Oleh karena itu guru
perlu mempertimbangkan dalam menentukan program disiplin yang sesuai dengan tingkat kemampuan dan latar belakang kondisi para siswa.
Bila kebutuhan ini tidak lagi dapat dipenuhi melalui cara-cara yang sudah biasa dalam masyarakat, maka akan terjadi ketidak seimbangan pada diri
individu, dan yang bersangkutan akan berusaha mencapainya dengan cara- cara lain yang sering kurang bisa diterima masyarakat. Mungkin pula
pelanggaran disiplin di sekolah bersumber pada lingkungan sekolah itu sendiri.
Misalnya: 1 Kepemimpinan guru atau kepala sekolah yang otoriter yang menyebabkan
sikap siswa yang agresif ingin berontak akibat kekangan dan perlakuan yang tidak manusiawi
2 Kurang diperhatikannya kelompok minoritas baik yang berada di atas rata- rata maupun yang berada di bawah rata-rata dalamberbagai aspek yang
ada hubungannya dengan kehidupan disekolah. 3 Siswa kurang dilibatkan dan diikutsertakan dalam tanggung sekolah.
4 Latar belakang kehidupan keluarga. 5 Sekolah kurang mengadakan kerja sama dan saling melepas tanggung
jawab.
26
sekolah erat hubungannya dengan kerajianan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam
mengajar dengan melaksanakan tata tertib. Kedisiplinan pegawai karyawan dalam pekerjaan administrasi dan kebersihanketeraturan kelas, gedung
26
Sri Minarti, Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri, Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2011, h. 193.