Masyarakat Adat Potensi Ekowisata dan Dampaknya

mempertontonkan keindahan alam, tetapi juga mempertunjukkan kehidupan sosial budaya masyarakat sekitar yang dianggap unik dan menarik bagi para wisatawan. b. Dampak ekowisata terhadap ekonomi: Ekowisata yang semakin diminati oleh para wisatawan telah memberikan sumbangan yang besar terhadap sektor perekonomian pemerintah daerah juga masyarakat di sekitar tempat wisata. Menurut Sedarmayanti 2005 kegiatan ekowisata yang banyak menarik minat wisatawan telah memberikan sumbangan devisa untuk negara dan juga telah membuka kesempatan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Masyarakat tidak saja mendapatkan pekerjaan, tetapi juga dapat menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru yang menunjang kegiatan pariwisata. c. Dampak ekowisata terhadap lingkungan: Ekowisata sebagai kegiatan pariwisata yang menonjolkan kelestarian lingkungan menjadikan kegiatan ini lebih memperhatikan kondisi lingkungan daerah sekitar tempat wisata. Pemerintah daerah beserta aktor-aktor penunjang pariwisata lainnya berusaha melestarikan lingkungan dengan tujuan untuk menarik minat wisatawan. Keinginan wisatawan terhadap lingkungan hidup yang tenang, bersih dan jauh dari polusi menjadikan ekowisata banyak dipilih orang sebagai bentuk pariwisata yang diinginkan. Ekowisata sebagai kegiatan pariwisata yang bertanggung jawab juga menuntut adanya keterlibatan dari wisatawan untuk ikut melestarikan daerah yang dijadikan tujuan wisata. Konsep ekowisata secara tidak langsung juga dapat dijadikan jalan keluar mengenai permasalahan lingkungan yang selama ini menjadi perhatian orang banyak. Kegiatan pariwisata yang dulu hanya memikirkan keinginan dan kepuasan wisatawan tanpa memikirkan dampak yang dialami oleh lingkungan semakin lama semakin ditinggalkan. Oleh karena itu, ekowisata secara tidak langsung telah memberikan dampak positif terhadap lingkungan sekitar tempat wisata.

2.1.2 Masyarakat Adat

Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama Koentjaraningrat 1990. Masyarakat yang mendiami suatu daerah dan memiliki kebudayaan sendiri yang telah ada secara turun- temurun dinamakan masyarakat adat. Masyarakat adat adalah sekelompok orang yang memiliki jejak sejarah dengan masyarakat sebelumnya, yang berkembang di daerah mereka dan menganggap diri mereka berbeda dengan komunitas lain yang sekarang mendiami daerah tersebut. Mereka bukan merupakan bagian yang dominan dari masyarakat tetapi bertekad untuk memelihara, mengembangkan, dan mewariskan tradisi leluhur dan identitas etnik mereka kepada generasi selanjutnya sebagai dasar bagi kelangsungan keberadaan mereka sebagai suatu sukubangsa, sesuai dengan pola budaya, lembaga sosial dan sistem hukum mereka. Menurut UU No. 41 Tahun 1999 tentang kehutanan dan dirangkum oleh berbagai sumber menyebutkan bahwa masyarakat adat memiliki lima ciri yang berbeda dengan masyarakat biasa. Karakteristik masyarakat tersebut antara lain: 1 sekelompok orang yang membentuk masyarakat atau komunitas; 2 memiliki lokasi yang merupakan tempat tinggal mereka; 3 memiliki aturan dan hukum yang jelas; 4 kondisi kultural, budaya dan ekonomi yang khas sehingga berbeda dengan masyarakat lainnya; dan 5 berasal dari keturunan yang sama. Masyarakat lokal, terutama penduduk asli yang bermukim di kawasan wisata, menjadi salah satu pemain kunci dalam pariwisata, karena sesungguhnya merekalah yang akan menyediakan sebagian besar atraksi sekaligus menentukan kualitas produk wisata Damanik dan Weber 2006. Masyarakat lokal juga merupakan pemilik dari atraksi wisata yang dipertunjukkan untuk wisatawan. Air, tanah, hutan dan lanskap merupakan sumberdaya pariwisata milik masyarakat yang juga dikonsumsi oleh wisatawan. Masyarakat adat juga memiliki kearifan lokal, kebudayaan, tradisi, dan sistem religi yang dapat dijadikan landasan atau prinsip dalam perkembangan ekowisata.

2.1.3 Kearifan Lokal