Ikhtisar PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP

wisatawan yang tidak sesuai dengan kebudayaan dan kebiasaan sekitar memiliki kemungkinan yang sangat kecil dikarenakan responden yakin akan prinsip masing-masing yang masih sangat menjunjung tinggi norma yang ada. Sikap responden akan tergolong “rendah” apabila responden diam saja dan bahkan mengikuti ketika wisatawan bertindak sesuatu yang tidak sesuai dengan peraturan dan kebiasaan masyarakat setempat. Hal ini seperti yang diutarakan oleh salah satu responden DAS35 tahun. “… kalau kami mengikuti tingkah laku wisatawan yang buruk, itu tidak akan mungkin. Hal ini dikarenakan masyarakat setempat masih menjunjung tinggi norma- norma yang dilestarikan selama ini …” Berdasarkan data pada Tabel 5, dapat disimpulkan bahwa sikap yang akan ditunjukkan masyarakat setempat apabila terdapat wisatawan yang melanggar mitos dan norma yang ada sudah cukup tegas karena sebagian besar masyarakat akan memberikan teguran terhadap wisatawan yang melanggar mitos dan norma. Hal ini cukup memperlihatkan bahwa masyarakat sudah menganggap pelanggaran mitos dan norma itu merupakan hal yang penting untuk ditegakkan.

5.4 Ikhtisar

Pengembangan suatu kawasan menjadi kawasan ekowisata akan memberikan banyak dampak. Dampak tersebut disebabkan masuknya pengaruh dari luar ke dalam lingkungan masyarakat setempat. Dampak positif merupakan hasil yang diharapkan dari pengembangan kawasan ini, akan tetapi dampak negatif juga memiliki kemungkinan untuk muncul apabila masyarakat sekitar tidak siap dan tidak memiliki penangkal dampak negatif tersebut. Norma dan mitos dapat dijadikan salah satu cara untuk mencegah dampak negatif dari kegiatan ekowisata. Tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap mitos dan norma akan menentukan keberlangsungan mitos dan norma tersebut sebagai landasan konsep “Ekowisata Islami”. Berdasarkan data yang ada, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Masyarakat Kampung Batusuhunan sangat menghargai dan menghormati segala norma-norma dan mitos-mitos yang ada di Kampung Batusuhunan dan juga Curug Cigangsa. Norma-norma dan mitos-mitos sudah ada sejak jaman leluhur dan semakin dilestarikan ketika Curug Cigangsa dibuka menjadi kawasan ekowisata. Hal ini disebabkan masyarakat lokal tidak menginginkan terjadinya perubahan budaya akibat datangnya wisatawan. 2. Tingkatan usia dan jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan terhadap mitos dan norma. Hal ini dikarenakan seluruh masyarakat Kampung Batusuhunan sangat memahami dan mengetahui norma- norma dan mitos-mitos yang ada di Kampung Batusuhunan dan Curug Cigangsa. Norma-norma dan mitos yang sudah ada sejak jaman dahulu dijadikan pedoman dalam bertingkah laku sehari-hari, dan juga sebagai pedoman dalam pengembangan dan pelaksanan kegiatan ekowisata di Curug Cigangsa. 3. Pengembangan kawasan ekowisata menyebabkan ada kemungkinan munculnya dampak negatif bagi masyarakat dan lokasi ekowisata. Dampak negatif sebisa mungkin harus dihindari. Hal ini menjadikan 100 persen responden menjawab akan mencari cara untuk meminimalisir dampak negatif yang berkemungkinan muncul dari pengeembangan ekowisata di Kampung Batusuhunan. 4. Sikap yang ditunjukkan masyarakat terhadap pelanggaran mitos dan norma cukup berbeda berdasarkan jenis kelamin dan tingkat usia. Responden yang berasal dari golongan usia muda akan memberikan sikap yang “tinggi” apabila terdapat wisatawan yang melanggar norma dan mitos yang terdapat di Kampung Batusuhunan dan Curug Cigangsa. Sikap yang “tinggi” ditunjukkan dengan pemberian sanksi terhadap wisatawan yang melanggar mitos dan norma. Pada golongan usia menengah dan tua, hasil data di lapangan menunjukkan bahwa golongan usia ini akan memberikan sikap yang “sedang”wajar terhadap wisatawan yang melanggar mitos dan norma yang ada. Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, sebanyak 6,7 persen responden pria menjawab akan memberikan sikap yang “tinggi”, dan sebanyak 93,3 persen menjawab akan memberikan sikap “sedang”. Pada responden wanita, sebanyak 100 persen responden menjawab akan menunjukkan sikap yang “sedang”wajar terhadap wisatawan yang melanggar mitos dan norma.

BAB VI PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP