1. Hubungan antara karakteristik masyarakat dengan harapan masyarakat
terhadap pengembangan ekowisata menunjukkan bahwa sebagian besar responden baik berdasarkan jenis kelamin maupun tingkat usia memiliki
harapan yang tinggi dalam aspek ekonomi mengingat kondisi ekonomi masyarakat Kampung Batusuhunan yang rendah dibandingkan dengan
kondisi ekonomi masyarakat kampung-kampung lainnya di Kelurahan Surade.
2. Hubungan antara sikap masyarakat dengan harapan masyarakat terhadap
pengembangan kawasan ekowisata menunjukkan bahwa sikap responden yang akan menunjukkan sikap sedang merupakan responden yang memiliki
harapan paling tinggi terhadap bidang ekonomi kemudian baru disusul dengan bidang ekologi dan sosial budaya. Responden yang akan
menunjukkan sikap tinggi juga memiliki harapan paling besar pada bidang ekonomi dibandingkan dengan bidang ekologi maupun sosial budaya.
3. Hubungan antara harapan masyarakat dengan persepsi masyarakat terhadap
pengembangan ekowisata menunjukkan bahwa responden yang setuju dengan pengembangan kawasan merupakan responden yang memiliki
harapan tinggi dalam bidang ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa motif utama
masyarakat menyetujui
ide pengembangan
dikarenakan mengingingkan peningkatan dalam bidang ekonomi.
BAB VIII PENUTUP
8.1 Kesimpulan
Ekowisata Islami yang ditawarkan di Curug Cigangsa dikembangkan dan dikelola berdasarkan mitos dan norma yang dipercaya dan dianut masyarakat
setempat. Norma dan mitos tersebut sejalan dengan aturan-aturan yang diajarkan oleh agama Islam. Dengan adanya mitos dan norma maka terbangun tata
aturanpedoman dalam mengelola ekowisata. Mitos, norma dan aturan adat lokal yang berbasis Islam dianggap dapat menjadi penangkal dampak negatif yang
mungkin hadir seiring dengan hadirnya wisatawan ke lokasi tersebut. Tingkat pengetahuan responden terhadap mitos dan norma baik berdasarkan jenis kelamin
maupun tingkat usia sangat tinggi. Hal ini dikarenakan responden merupakan masyarakat asli sehingga sudah sangat mengenal mitos dan norma yang terdapat
di Kampung Batusuhunan dan dapat menegakkan mitos dan norma tersebut pada wisatawan. Sikap yang ditunjukkan responden terhadap wisatawan yang
melanggar mitos dan norma terbagi menjadi dua sikap, yaitu sikap “sedang” dan “tinggi”. Berdasarkan jenis kelamin, sikap responden pria lebih “tinggi”
dibandingkan responden wanita, hal ini disebabkan responden pria memiliki tingkat ketakutan yang lebih tinggi akan masuknya dampak negatif di Kampung
Batusuhunan. Berdasarkan tingkat usia, responden yang berasal dari golongan usia muda akan menunjukkan sikap “tinggi”, sedangkan responden yang berasal
dari go longan usia tua dan menengah akan menunjukkan sikap “sedang”. Hal ini
disebabkan responden yang berasal dari golongan usia menengah dan tua lebih yakin akan pengaruh konsep “Ekowisata Islami” sebagai penyaring kemungkinan
dampak negatif dari ekowisata. Tingkat pengetahuan yang tinggi dan sikap yang cukup tegas menunjukkan bahwa masyarakat sudah sangat memahami dan
mengenal mitos dan norma yang ada sehingga dapat menegakkan mitos dan norma tersebut ketika ada wisatawan yang melanggar. Sikap yang ditunjukkan
responden terhadap kemungkinan munculnya dampak negatif juga sangat positif. Seluruh responden menjawab akan mencari cara untuk meminimalisir
kemungkinan munculnya dampak negatif dari ekowisata. Hal ini disebabkan responden menyadari bahwa dampak negatif yang mungkin muncul dapat
menggeser konsep “Ekowisata Islami” yang dijadikan konsep ekowisata di Kampung Batusuhunan.
Hasil penelitian terhadap persepsi masyarakat Kampung Batusuhunan menurut jenis kelamin dan tingkat usia menunjukkan bahwa, sebagian besar
responden menyetujui pengembangan kawasan ekowisata Curug Cigangsa dengan syarat bentuk ekowisata yang ditawarkan adalah “Ekowisata Islami”. Hal ini
dikarenakan d engan adanya konsep “Ekowisata Islami”, responden memiliki
harapan bahwa dampak negatif dari ekowisata dapat dihindari dan diminimalisir karena peraturan dalam pengembangan ekowisata berpedoman pada kaidah-
kaidah Islam. Proporsi dampak ekowisata menurut responden ialah akan lebih banyak dampak positif yang muncul dibandingkan dengan dampak negatif dari
ekowisata. Hal ini dikarenakan saat ini responden sudah merasakan dampak positif dari ekowisata berupa peningkatan pendapatan dan perluasan lapangan
pekerjaan dalam bidang ekowisata. Pengembangan suatu kawasan menjadi kawasan ekowisata didorong oleh
adanya harapan dari beberapa pihak untuk kemajuan ekonomi masyarakat dan wilayah ekowisata. Masyarakat Batusuhunan sebagai aktor utama dari kegiatan
ekowisata di Curug Cigangsa memiliki harapan yang tinggi dalam aspek ekonomi dibandingkan dengan aspek ekologi juga sosial budaya. Hal ini dikarenakan
masyarakat menginginkan adanya peningkatan pendapatan baik untuk masing- masing individu maupun untuk Kampung Batusuhunan secara keseluruhan.
Harapan terhadap aspek ekonomi yang menjadi pendorong paling besar pada masyarakat untuk menyetujui pengembangan kawasan ekowisata.
8.2 Saran
Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian, ada beberapa saran yang akan dikemukakan oleh peneliti. Pengembangan kawasan ekowisata yang pada awalnya
menuai pro dan kontra, sebenarnya memiliki sisi positif. Dengan dibukanya suatu kawasan menjadi kawasan ekowisata, akan membuat kawasan tersebut menjadi
lebih maju dan akan menambah pendapatan masyarakat setempat akibat terbukanya lapangan kerja baru. Akan tetapi, pengembangan kawasan ekowisata