Definisi Operasional PENDEKATAN TEORITIS

diberlakukan di Kampung Batusuhunan. Sikap masyarakat diukur dengan menggunakan skala ordinal. Nilai : Diam saja = 1, Menegur = 2, Memberi Sanksi = 3 a. Rendah : skor 9-15 b. Sedang : skor 16-22 c. Tinggi : skor 23-27 5. Persepsi masyarakat lokal dalam pengembangan ekowisata di Kampung Batusuhunan, diukur melalui indikator pendapat masyarakat terhadap pengembangan kawasan “Ekowisata Islami” Curug Cigangsa, pendapat masyarakat terhadap kemungkinan dampak negatif, pendapat masyarakat mengenai proporsi dampak ekowisata dan pendapat masyarakat terhadap konsep “Ekowisata Islami”. 6. Harapan masyarakat terhadap pengembangan ekowisata, yaitu ekspektasi ke masa depan yang diinginkan oleh masyarakat responden dari perkembangan ekowisata di Kampung Batusuhunan, dilihat dari aspek ekonomi, ekologi dan sosial budaya.

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

1.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan didukung oleh data kualitatif. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengujian hipotesis atau penelitian penjelasan explanatory research. Penelitian explanatory merupakan penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesa yang telah dirumuskan sebelumnya Singarimbun dan Effendi 1989. Data kuantitatif didapatkan melalui kuesioner kepada responden. Data kualitatif didapatkan melalui pertanyaan terbuka kepada responden dan hasil konsultasi atau wawancara mendalam antara peneliti dan informan.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari lapanganhasil kuesioner yang dilakukan melalui wawancara langsung kepada responden. Selain itu, dilakukan juga wawancara mendalam kepada informan. Data sekunder diperoleh melalui studi literatur yang sumbernya berasal dari berbagai arsipdokumen-dokumen Pemerintah Kelurahan Surade dan Kampung Batusuhunan.

3.3 Lokasi Dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di lokasi tempat dikembangkannya kawasan ekowisata Curug Cigangsa, yaitu di Kampung Batusuhunan, Kelurahan Surade, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja purposive berdasarkan observasi melalui internet dan studi langsung pada tempat dengan pertimbangan: 1. Kampung Batusuhunan memiliki potensi ekologi berupa Curug Cigangsa yang memiliki keindahan yang masih alami. Di kampung ini juga terdapat prasasti Batu MasigitMasjid yang menjadi kebanggaan masyarakat sekitar yang 100 persen beragama Islam. 2. Kampung Batusuhunan merupakan kampung yang lokasinya paling dekat dengan Curug Cigangsa, sehingga kegiatan ekowisata yang dilakukan di Curug Cigangsa akan memberikan dampak langsung terhadap masyarakat Kampung Batusuhunan. 3. Kampung Batusuhunan merupakan kawasan yang menjadi prioritas pertama dalam pembangunan wilayah Kelurahan Surade karena selama ini wilayah Kampung Batusuhunan kurang berkembang dibandingkan dengan kampung- kampung di Kelurahan Surade lainnya Penelitian dilakukan selama enam bulan dengan kegiatan penelitian yang meliputi survei lokasi, penyusunan proposal skripsi, kolokium, pengambilan data lapangan, pengolahan data dan analisis data, penulisan draft skripsi, sidang skripsi, dan perbaikan skripsi.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan didukung dengan pendekatan kualitatif untuk memperkaya data. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian survai yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Unit analisa dalam penelitian ini adalah individu. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatory yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel melalui pengujian hipotesa Singarimbun dan Effendi 2006. Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya diduga. Populasi sasaran dari penelitian ini adalah masyarakat Kampung Batusuhunan, Kelurahan Surade, Kabupaten Sukabumi. Unit analisisnya adalah individu dikarenakan penelitian ini ingin melihat persepsi masing-masing individu masyarakat yang dapat mewakili persepsi masyarakat Kampung Batusuhunan secara keseluruhan. Jumlah penduduk di Kampung Batusuhunan berjumlah 107 jiwa, dengan jumlah pria sebanyak 54 jiwa, dan wanita sebanyak 53 jiwa. Pemilihan responden dilakukan secara Stratified Random Sampling dan dibagi berdasarkan tingkatan usia dan jenis kelamin. Pembagian berdasarkan jenis kelamin dan tingkatan usia disebabkan penelitian ini ingin melihat hubungan antara jenis kelamin dan tingkatan usia terhadap persepsi masyarakat. Jumlah responden yang dipilih sebanyak 30 orang dengan pembagian 15 orang wanita di golongan usia muda, menengah dan tua, dan 15 pria di golongan usia muda,