stimulus sosial yang ada di lingkungannya. Sensasi-sensasi dari lingkungan akan diolah bersama-sama dengan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya baik hal itu
berupa harapan-harapan, nilai-nilai, sikap, ingatan, dan lain-lain. Di dalam proses persepsi individu dituntut untuk memberikan penilaian terhadap suatu obyek yang
dapat bersifat positifnegatif, senang atau tidak senang, dan sebagainya. Dengan adanya persepsi maka akan terbentuk sikap, yaitu suatu kecenderungan yang stabil
untuk berlaku atau bertindak secara tertentu di dalam situasi yang tertentu pula Polak 1991.
DeVito 1997 mengemukakan bahwa karakteristik seseorang merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang. Lionberger dan
Gwin 1982 juga mengatakan bahwa karakteristik personal dapat mempengaruhi penerimaan individu terhadap perubahan unsur. Karakteristik tersebut dapat terdiri
dari pendidikan, tempat tinggal, kedudukan, usia, dan jenis kelamin. Jenis kelamin dan usia seseorang akan mempengaruhi bagaimana orang tersebut memberikan
persepsi mengenai suatu benda atau situasi. Hal ini dikarenakan persepsi yang diberikan antara pria dan wanita akan berbeda. Usia juga akan menentukan
persepsi seseorang. Orangtua dan anaknya akan memberikan persepsi yang berbeda mengenai suatu benda yang sama.
2.2 Kerangka Pemikiran
Kampung Batusuhunan merupakan salah satu kampung di Kelurahan Surade yang sedang dijadikan prioritas utama dalam pembangunan. Mengingat di
Kampung Batusuhunan terdapat potensi ekowisata berupa Curug Cigangsa dan Batu Masigit, maka ekowisata dijadikan titik awal pembangunan di Kampung
Batusuhunan. Masyarakat sebagai pemilik kawasan dan sebagai pelaksana kegiatan ekowisata tentu saja memiliki peran penting dalam kegiatan ekowisata.
Penelitian ini melihat hubungan karakteristik masyarakat yang terdiri dari jenis kelamin dan tingkat usia dengan tingkat pengetahuan terhadap mitos dan norma,
tingkatan sikap masyarakat terhadap pelanggaran mitos dan norma, persepsi masyarakat lokal dalam pengembangan ekowisata di Kampung Batusuhunan dan
hubungan karakteristik masyarakat dengan harapan masyarakat terhadap pengembangan ekowisata.
Perkembangan kawasan ekowisata di Kampung Batusuhunan tentu saja akan sangat bergantung pada persepsi masyarakat lokal yang mendiami daerah
tersebut. Sehingga persepsi masyarakat lokal terhadap pengembangan kawasan ekowisata Curug Cigangsa menjadi faktor penting yang menentukan
perkembangan “Ekowisata Islami” yang akan dilaksanakan.
“Ekowisata Islami” merupakan ekowisata yang dalam pelaksanaannya berpedoman dengan mitos dan norma yang dibuat berdasarkan kaidah Islam. Hal
ini menjadikan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap mitos dan norma menjadi sangat penting dalam pengembangan kawasan “Ekowisata Islami”. Pada
pelaksanaanya, tentu saja akan terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh wisatawan yang datang ke lokasi ekowisata, oleh karena itu tingkatan sikap masyarakat
terhadap pelanggaran mitos dan norma juga menjadi sangat penting. Pengembangan suatu kawasan menjadi kawasan ekowisata menjadikan
masyarakat setempat
memiliki harapan
yang berbeda-beda
terhadap pengembangan ekowisata. Harapan masyarakat terhadap pengembangan
ekowisata dilihat berdasarkan jenis kelamin dan tingkat usia. Harapan masyarakat nantinya akan berhubungan dengan persepsi masyarakat lokal dalam
pengembangan kawasan ekowisata. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Gambar 1.
Keterangan : : Berhubungan
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Persepsi Masyarakat terhadap Pengembangan Kawasan Ekowisata Islami Curug Cigangsa.
2.3 Hipotesis Penelitian