Keterangan : : Berhubungan
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Persepsi Masyarakat terhadap Pengembangan Kawasan Ekowisata Islami Curug Cigangsa.
2.3 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan antara karakteristik masyarakat dengan tingkat
pengetahuan masyarakat terhadap mitos dan norma. 2.
Terdapat hubungan antara karakteristik masyarakat dengan tingkatan sikap masyarakat terhadap pelanggaran mitos dan norma.
3. Terdapat hubungan antara karakteristik masyarakat dengan persepsi
masyarakat dalam pengembangan kawasan ekowisata. 4.
Terdapat hubungan antara karakteristik masyarakat dengan harapan masyarakat dalam pengembangan ekowisata.
5. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan masyarakat dengan persepsi
masyarakat dalam pengembangan ekowisata.
Karakteristik Masyarakat
Jenis Kelamin Tingkat Usia
Persepsi Masyarakat Lokal dalam
Pengembangan Ekowisata di Kampung
Batusuhunan Ekowisata Islami
Harapan Masyarakat terhadap
Pengembangan Ekowisata
Ekonomi Ekologi
Sosial budaya Tingkat
Pengetahuan terhadap Mitos
dan Norma
Tingkatan Sikap
Masyarakat terhadap
Pelanggaran Mitos dan
Norma
6. Terdapat hubungan antara tingkatan sikap masyarakat terhadap pelanggaran
mitos dan norma dengan harapan masyarakat dalam pengembangan ekowisata. 7.
Terdapat hubungan antara harapan masyarakat dengan persepsi masyarakat dalam pengembangan ekowisata.
2.4 Definisi Operasional
Penelitian ini menggunakan beberapa istilah operasional yang digunakan untuk mengukur berbagai peubah. Masing-masing peubah terlebih dahulu diberi
batasan sehingga dapat ditentukan indikator pengukurannya. Istilah-istilah tersebut yaitu:
1. Untuk melihat karakteristik masyarakat, salah satunya diukur dari tingkat usia.
Tingkat Usia responden yaitu rentang waktu saat lahir sampai saat pengambilan data, dihitung saat ulang tahun terakhir dan diukur dalam satuan
tahun, diukur dengan skala interval, dengan batasan usia : Havighurst 1950 dalam Mugniesyah 2006
a. Golongan usia muda : 18 tahun
– 30 tahun b. Golongan usia menengah
: 31 tahun – 50 tahun
c. Golongan usia tua : 51 tahun
2. Jenis kelamin menjadi indikator karakteristik masyarakat yang dipahami
sebagai status biologis individu yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, diukur dengan skala nominal.
3. Tingkat pengetahuan terhadap mitos dan norma, ialah kedalaman masyarakat
responden dalam mengetahui dan memahami mitos-mitos dan norma- norma yang terdapat di Kampung Batusuhunan. Tingkat pengetahuan diukur
dengan menggunakan skala nominal. Nilai : Tidak Tahu = 1, Tahu = 2
a. Rendah
: skor 10-15 b.
Tinggi : skor 16-20
4. Tingkatan sikap masyarakat terhadap wisatawan yang melanggar mitos dan
norma, yaitu respon berupa sikap apa yang akan dibentuk oleh masyarakat ketika terdapat wisatawan yang melanggar mitos dan norma yang
diberlakukan di Kampung Batusuhunan. Sikap masyarakat diukur dengan menggunakan skala ordinal.
Nilai : Diam saja = 1, Menegur = 2, Memberi Sanksi = 3 a.
Rendah : skor 9-15
b. Sedang
: skor 16-22 c.
Tinggi : skor 23-27
5. Persepsi masyarakat lokal dalam pengembangan ekowisata di Kampung
Batusuhunan, diukur melalui indikator pendapat masyarakat terhadap pengembangan kawasan “Ekowisata Islami” Curug Cigangsa, pendapat
masyarakat terhadap kemungkinan dampak negatif, pendapat masyarakat mengenai proporsi dampak ekowisata dan pendapat masyarakat terhadap
konsep “Ekowisata Islami”. 6.
Harapan masyarakat terhadap pengembangan ekowisata, yaitu ekspektasi ke masa depan yang diinginkan oleh masyarakat responden dari
perkembangan ekowisata di Kampung Batusuhunan, dilihat dari aspek ekonomi, ekologi dan sosial budaya.
BAB III PENDEKATAN LAPANGAN
1.1 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan didukung oleh data kualitatif. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengujian hipotesis
atau penelitian penjelasan explanatory research. Penelitian explanatory merupakan penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel-variabel
penelitian dan menguji hipotesa yang telah dirumuskan sebelumnya
Singarimbun dan Effendi 1989.
Data kuantitatif didapatkan melalui kuesioner kepada responden. Data kualitatif didapatkan melalui pertanyaan terbuka kepada responden dan hasil
konsultasi atau wawancara mendalam antara peneliti dan informan.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari lapanganhasil kuesioner yang dilakukan
melalui wawancara langsung kepada responden. Selain itu, dilakukan juga wawancara mendalam kepada informan. Data sekunder diperoleh melalui studi
literatur yang sumbernya berasal dari berbagai arsipdokumen-dokumen Pemerintah Kelurahan Surade dan Kampung Batusuhunan.
3.3 Lokasi Dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di lokasi tempat dikembangkannya kawasan ekowisata Curug Cigangsa, yaitu di Kampung Batusuhunan, Kelurahan Surade,
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja purposive berdasarkan observasi melalui internet dan studi langsung
pada tempat dengan pertimbangan: 1.
Kampung Batusuhunan memiliki potensi ekologi berupa Curug Cigangsa yang memiliki keindahan yang masih alami. Di kampung ini juga terdapat prasasti
Batu MasigitMasjid yang menjadi kebanggaan masyarakat sekitar yang 100 persen beragama Islam.