BAB V PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP
MITOS DAN NORMA
5.1 Gambaran Sosial-Budaya Masyarakat Lokal
Masyarakat Kampung Batusuhunan merupakan masyarakat yang identik dengan agama Islam dikarenakan semua masyarakatnya memeluk agama Islam.
Meskipun masyarakat Kampung Batusuhunan 100 persen beragama Islam, akan tetapi masyarakat sangat menghargai dan mentoleransi agama lain selain Islam.
Mazhab Islam yang dijadikan pedoman oleh masyarakat ialah Islam yang dibawa oleh Wali Songo. Hal ini dikarenakan pada jaman dahulu, Kampung Batusuhunan
dijadikan tempat pertemuan para Wali Songo dan menurut tokoh adat yang dijadikan informan kunci, di Kampung Batusuhunan juga terdapat makam salah
satu Wali Songo yang menjadikan Kampung Batusuhunan sudah dikenal masyarakat luas sejak dahulu karena banyak orang yang berziarah ke makam
tersebut. Hal ini diutarakan oleh tokoh adat Kampung Batusuhunan HBY70 tahun.
“… disini terdapat makam salah satu Wali Songo. Oleh karena itu memang sudah sejak dulu Kampung Batusuhunan dikenal masyarakat luas karena
banyak yang sering datang ziarah kesini …”
Kampung Batusuhunan sendiri sebenarnya merupakan nama lain dari RT 14. Setiap RT di Kelurahan Surade memiliki nama sendiri-sendiri yang
membedakannya dengan RT lain. Pemimpin di Kampung Batusuhunan ialah seorang Kepala RT. Selain Kepala RT, tokoh berpengaruh lainnya di Kampung
Batusuhunan adalah tokoh adattokoh agama yang mengaku sebagai keturunan langsung dari Prabu Siliwangi. Tokoh adat sangat dipercaya oleh masyarakat
setempat dalam setiap pengambilan keputusan. Sebelum adanya pengembangan lokasi “Ekowisata Islami Curug Cigangsa”,
Kampung Batusuhunan merupakan wilayah yang paling kurang terlihat perkembangannya di Kelurahan Surade. Hal ini dapat disebabkan lokasi Kampung
Batusuhunan yang paling jauh dari pusat Kelurahan Surade. Masyarakat setempat merupakan masyarakat asli yang masih kental dengan adat istiadat setempat. Akan
tetapi, hal ini tidak menjadikan masyarakat Kampung Batusuhunan menutup diri
terhadap modernitas. Masyarakat sangat menyambut dengan baik segala perubahan dan kemajuan yang datang dari luar, selama hal itu tidak keluar dari
prinsip-prinsip Islam. Gaya hidup dan pergaulan masyarakat Kampung Batusuhunan sangat berpedoman dengan kaidah-kaidah Islam. Pergaulan antar
lawan jenis, gaya berpakaian, gaya hidup, dan hal-hal lainnya sangat berpedoman pada ajaran Islam. Dengan ciri sosial-budaya yang demikian, maka dalam
penelitian ini akan dideskripsikan bentuk-bentuk norma dan mitos yang dianut dan dilestarikan di Kampung Batusuhunan juga akan dianalisis persepsi dan
penerimaan masyarakat terhadap pengembangan ekowisata.
5.2 Bentuk-bentuk Norma dan Mitos di Kampung Batusuhunan