Profil Tekstur-TA Karakterisasi Mie Jagung Substitusi
40 yang cukup tinggi. Hal ini menunjukkaan bahwa konsumen menyukai
mie dengan karakter tekstur keras tersebut Putra, 2008. Nilai kekerasan mie dapat diakibatkan oleh proses retrogradasi pati
Eliasson dan Gudmundsson, 1996. Retrogradasi merupakan proses terbentuknya ikatan antara amilosa-amilosa yang telah terdispersi
kedalam air. Semakin banyak amilosa yang terdispersi, maka proses retrogradasi pati semakin mungkin terjadi. Dengan demikian, mie yang
memiliki nilai KPAP tinggi amilosa banyak yang terdispersi akan
memiliki kecenderungan tingkat kekerasan tekstur yang tinggi pula.
Kelengketan berbanding lurus dengan nilai KPAP kehilangan padatan akibat pemasakan. Peningkatan KPAP akan diikuti dengan
peningkatan nilai kelengketan mie. Mie memiliki kualitas makan serta penampakan yang baik apabila memiliki nilai kelengketan yang rendah.
Nilai kelengketan ini dipengaruhi oleh banyaknya kandungan amilosa yang terlepas ke dalam air rebusan mie. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Eliasson dan Gudmundsson 1996 bahwa amilosa yang terlepas dari granula pati dapat menyebabkan kelengketan. Hasil pengukuran
menunjukkan bahwa nilai kelengketan mie kering substitusi jagung adalah 188.55 gf.
Pengukuran elastisitas dalam penelitian ini diartikan sebagai kemampuan mie matang untuk kembali ke kondisi semula setelah
diberikan tekanan pertama. Berdasarkan hal tersebut maka nilai elastisitas akan semakin bagus apabila nilainya mendekati 1 yang
artinya mie dapat kembali ke kondisi ketebalan awal setelah diberi tekanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai elastisitas mie adalah
0.7343.