Morfologi dan Anatomi Biji Jagung Komposisi Kimia Biji Jagung

7 Jagung normal mengandung 10-12 lembaga dari berat biji. Lembaga tersusun dari dua bagian, yaitu embrio dan skutelum. Embrio mencakup 1.1 dari berat biji jagung sekitar 10 bagian lembaga dan mengandung 30.8 protein. Sedangkan skutelum merupakan tempat penyimpanan cadangan makanan selama perkecambahan biji. Skutelum terdiri dari beberapa jaringan, yaitu epithelium, parenkim, epidermis dan provaskular. Jaringan parenkim terdiri dari sel yang mengandung nukleus, sitoplasma, beberapa granula pati dan oil bodies yang mencakup 83 dari total lemak dalam biji jagung Watson, 2003. Adapun bagian terkecil pada biji jagung adalah tip cap atau tudung pangkal yang merupakan bekas tempat melekatnya biji jagung pada tongkol jagung. Tabel 1. Bagian-Bagian Anatomi Biji Jagung Bagian anatomi Jumlah Pericarp bran 5.3 Endosperma 82.9 Lembaga germ 11.1 Tip cap 0.8 Sumber: Watson 2003

3. Komposisi Kimia Biji Jagung

Menurut Boyer dan Shannon 2003, komponen kimia terbesar dalam biji jagung adalah karbohidrat 72 dari berat biji yang sebagian besar berisi pati dan mayoritas terdapat pada bagian endosperma. Endosperma matang terdiri dari 86 pati dan sekitar 1 gula. Pati terdiri dari dua polimer glucan, yaitu amilosa dan amilopektin. Secara umum, pati jagung mengandung amilosa sekitar 25-30 dan amilopektin sekitar 70- 75. 8 Tabel 2. Komposisi Kimia Biji Jagung Komponen Pati Protein Lipid Gula Abu Serat Biji utuh 73.4 9.1 4.4 1.9 1.4 9.5 Endosperma 87.6 8.0 0.8 0.62 0.3 1.5 Lembaga 8.3 18.4 33.2 10.8 10.5 14 Perikarp 7.3 3.7 1.0 0.34 0.8 90.7 Tip cap 6.3 9.1 3.8 1.6 1.6 95 Sumber: Watson 2003 Menurut Lawton dan Wilson 2003, kadar protein pada biji jagung bervariasi dari 6-18. Protein tersebut meliputi albumin, globulin, prolamin zein dan glutelin. Albumin dan globulin terkonsentrasi pada sel aleuron, pericarp dan lembaga. Sedangkan prolamin dan globulin banyak ditemukan pada endosperma. Tabel 3. Distribusi Protein di dalam Endosperma Jagung Protein Kandungan pada jagung Normal Opaque-2 Floury-2 Albumin 4.7 20.2 5.6 Globulin 3.5 - 3.4 Prolamin 45.8 14.6 32.3 Glutelin 38.0 53.2 44.3 Residu 9.0 12.0 14.5 Sumber: Lawton dan Wilson 2003

4. Tepung Jagung

Menurut SNI 01-3727-1995, tepung jagung adalah tepung yang diperoleh dengan cara menggiling biji jagung yang bersih dan baik. Penggilingan biji jagung ke dalam bentuk tepung merupakan suatu proses pemisahan kulit, endosperm, lembaga dan tip cap. Endosperm merupakan bagian biji jagung yang digiling menjadi tepung dan memiliki kadar karbohidrat yang tinggi. Kulit yang memiliki kandungan serat tinggi harus dipisahkan karena dapat membuat tepung bertekstur kasar. Sementara itu, lembaga yang merupakan bagian biji jagung dengan kandungan lemak tertinggi juga harus dipisahkan agar tidak membuat tepung menjadi tengik. Bagian jagung lain, yaitu tip cap merupakan tempat melekatnya biji jagung 9 pada tongkol. Tip cap juga merupakan bagian yang harus dipisahkan sebelum penepungan untuk menghindari terdapatnya butir-butir hitam pada tepung olahan Lestari, 2009. Secara umum, metode pembuatan tepung jagung dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu penggilingan basah dan penggilingan kering. Perbedaan kedua cara penggilingan ini terletak pada penggunaan air untuk mempermudah proses penggilingan. Pada penggilingan basah, dilakukan penambahan air secara kontinu saat penggilingan. Proses penggilingan basah ini lebih aplikatif di masyarakat Soraya, 2006. Akan tetapi menurut Suprapto 1998, proses penggilingan kering lebih sering digunakan dalam pembuatan tepung skala besar. Komposisi kimia tepung jagung varietas Pioneer 21 berdasarkan hasil penelitian Etikawati 2007 dan jagung kuning secara umum FAO, 2005 dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 . Komposisi Kimia Tepung Jagung dari Varietas Pioneer 21 dan Tepung Jagung Kuning secara Umum