13 berinteraksi sosial dengan baik apabila lingkungan sosialnya memberikan
support. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat ditegaskan
bahwa anak tunagrahita ringan adalah anak yang memiliki tingkat kecerdasan IQ berkisar 50-70, yang masih memiliki potensi untuk
berkembang dalam bidang akademik membaca, menulis, dan berhitung sederhana, melakukan penyesuaian sosial, dan dididik keterampilan-
keterampilan kerja semi-skilled.
2. Karakteristik Anak Tunagrahita Ringan
Secara fisik anak tunagrahita ringan tidak berbeda dengan anak normal pada umumnya, tetapi secara khusus anak tunagrahita ringan
memiliki perbedaan mencolok dalam kemampuan kognitif, motoriknya, dan sosialnya. Menurut Hallahan dan Kauffman Mumpuniarti, 2007: 19
mengemukakakan bahwa karakteristik anak tunagrahita ringan ditekankan pada bidang perhatian, ingatan, bahasa, dan akademik.
Mengenai kondisi kognitif anak tunagrahita ringan, Moh. Entang Tin Suharmini, 2009: 45 mengatakan:
“Anak tunagrahita mampu didik tidak mampu mendekteksi kesalahan pada dirinya sehingga menjadi acuh tak acuh, dalam pertanyaan
terbatas kemampuannya dalam penalaran visualisasi dan mengalami kesulitan dalam konsentrasi. Kemampuan belajar mereka rendah dan
lambat, bagi mereka yang tergolong ringan masih dapat diberikan mata pelajaran akademik membaca, menulis, berhitung, dan lain
sebagainya
”. Pendapat lain dikemukakan oleh Moh. Amin 1995: 37 bahwa anak
tunagrahita ringan kurang dalam perbendaharaan kata-katanya, mengalami kesukaran berfikir abstrak, masih dapat mengikuti pelajaran akademik baik
14 di sekolah luar biasa maupun sekolah khusus, dan pada umur 16 tahun
baru mencapai kecerdasan yang sama dengan anak umur 12 tahun. Menurut I.G.A.K Wardani, dkk 2002: 621 karakteristik anak
tungrahita ringan yaitu: “Meskipun tidak dapat menyamai anak normal yang seusia
dengannya, mereka masih dapat belajar membaca, menulis, dan berhitung sederhana. Pada usia 16 tahun atau lebih mereka dapat
mempelajari bahan yang tingkat kesukarannya sama dengan kelas 3 dan kelas 5 SD. Kematangan belajar baru dicapainya umur 9 tahun
dan 12 tahun sesuai dengan berat dan ringannya kelainan. Kecerdasannya berkembang dengan kecepatan antara setengah dan
tiga per empat kecepatan anak normal dan berhenti pada usia muda. Perbendaharaan katanya terbatas, tetapi penguasaan bahasannya
memadai dalam situasi tertentu
”. Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka dapat diketahui bahwa
anak tunagrahita ringan mempunyai karakteristik secara fisik hampir sama dengan anak normal, kemampuan berfikir yang rendah sehingga
mengalami kesulitan dalam bidang akademik, sukar untuk memahami hal- hal yang bersifat abstrak, perbendaharaan katanya terbatas, memiliki
perhatian konsentrasi yang kurang baik, dan ingatannya lemah. Meskipun demikian, anak tunagrahita ringan masih dapat dididik dalam
bidang akademik membaca, menulis, dan berhitung sederhana namun kemampuannya terbatas sampai dengan kelas 6 SD atau mencapai
kecerdasan yang sama dengan anak umur 12 tahun pada usia 16 tahun.
3. Perkembangan Kognitif Anak Tunagrahita Ringan
Piaget Tin Suharmini, 2009: 29 membagi perkembangan kognitif pada anak normal dengan tahapan-tahapan kognitif. Tahapan-tahapan
kognitif tersebut adalah sebagai berikut.