Perkembangan Kognitif Anak Tunagrahita Ringan
15 a.
Tahapan Sensori-Motor 0-2 tahun Tahap ini perkembangan kognitif anak meliputi kegiatan motorik
dan persepsi. Aktivitas anak meliputi reflex bawaan, mencari stimulus dan memperhatikan. Secara langsung anak berhubungan dengan
lingkungan-nya menggunakan reflex bawaan. b.
Tahap Pre-Operasional 2-78 tahun Tahap pre-operasional dibagi menjadi dua, yaitu pre-operasional
2-4 tahun, dan tahap intuitif 4-78 tahun. Pada tahap pre- operasional anak mampu menggunakan bahasa sederhana dalam
mengembangkan konsep, meskipun pengertian tentang konsep kurang sempurna. Pada tahap intuitif anak dapat mengungkapkkan isi hatinya.
c. Tahap Operasional Konkret 7-11 tahun
Pada tahap ini anak mulai menggunakan pikir untuk menghadapi pengalaman langsung. Anak sudah mampu untuk mengklasifikasi,
mampu melakukan penjumlahan dan pengurangan dengan benda- benda konkret.
d. Tahap Operasional Formal 1112-18 tahun
Pada tahap ini anak mulai memecahkan masalah yang dihadapi dengan mempertimbangkan situasi hipotesik. Penalaran anak mulai
berkembang dengan baik, anak sudah dapat berfikir abstrak dan logis.
Menurut Heni Widyaningsih 2012: 1 terdapat grafik perkembangan
manusia dari masa bayi sampai meninggal dunia. Grafik perkembangan menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan manusia termasuk
16 perkembangan kognitif seseorang. Berikut ini adalah grafik tahap
perkembangan manusia.
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa seorang anak akan mengikuti perkembangan hampir mendekati garis seperti garis busur. Saat
anak di lahirkan sampai usia 2 tahun, garis busur nampak tajam naik ke atas, dilanjutkan ke masa pra sekolah dan sekolah garis busur masih
berada pada posisi laju mengarah ke atas sampai masa remaja. Pada masa remaja menuju masa dewasa seorang anak akan mengalami pertumbuhan
dan perkembangan yang stagnan atau stabil. Pertumbuhan dan perkembangan akan menurun dari masa dewasa tua sampai meninggal
dunia. Perkembangan kognitif pada anak normal dengan anak tunagrahita
ringan mempunyai perbedaan. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari perbandingan antara CA Cronological Age dan MA Mental Age yang
dimiliki oleh anak normal dengan anak tunagrahita ringan. Anak tunagrahita ringan yang memiliki CA sama dengan anak normal akan
17 memiliki MA berada di bawah anak normal. Sedangkan, anak tunagrahita
ringan yang memiliki MA sama dengan anak normal akan memiliki CA lebih tinggi dibandingkan anak normal. Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Astati Mumpuniarti, 2007: 18 bahwa “MA anak
tunagrahita ringan berkembang tidak sejalan dengan bertambahnya CA, sehingga mengalami ketertinggalan 2 sampai 5 tingkatan”.
Pendapat lain dikemukakan oleh Inhelder Mumpuniarti, 2007: 18 hasil penelitian yang dilakukan menemukan bahwa penyandang
tunagrahita ringan memiliki perkembangan kognitif yang terhenti pada perkembangan operasional konkret yang akan dicapai pada usia kronologis
yang jauh lebih tua sehingga mengakibatkan sulit untuk berfikir abstrak. Ditinjau dari beberapa pendapat ahli diatas dan kenyataan di lapangan,
anak tunagrahita ringan yang merupakan subjek dalam penelitian ini berada pada tahap operasional konkret. Jika dibandingkan dengan anak
normal seusianya mereka mengalami ketertinggalan dibanding anak normal. Pada anak normal kelas III Sekolah Dasar umumnya sudah
menguasai konsep penjumlahan dan dapat melakukan penjumlahan dengan terampil. Berbeda dengan subjek dalam penelitian, yang belum mampu
memahami konsep penjumlahan. Oleh karena itu, pembelajaran bagi mereka perlu menggunakan media benda-benda konkret sebagai alat untuk
memecahkan permasalahan. Salah satunya permasalahan penjumlahan dalam kehidupan sehari-hari.
18