36 konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV
SDN Kulwaru Kulon. Meningkatnya pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV SDN Kulwaru Kulon dapat
dilihat dari persentase ketuntasan belajar siswa pada tahap awal sebelum dilaksanakan tindakan sebesar 42,85 dengan nilai rata-rata 67,42 kemudian
pada siklus I sebesar 61,53 dengan nilai rata-rata 78,46 selanjutnya pada
siklus II meningkat menjadi 85,71 dengan nilai rata-rata 82,92.
Berdasarkan hasil penelitian yang relevan di atas diketahui bahwa model pembelajaran quantum teaching efektif dapat meningkatkan pemahaman
konsep pada anak bidang pelajaran matematika. Model tersebut efektif baik untuk anak normal maupun anak berkebutuhan khusus. Perbedaan antara
penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian ini antara lain: 1.
Subjek dalam penelitian adalah anak tunagrahita ringan kelas III SDLB. 2.
Materi yang diberikan dalam penelitian ini adalah pelajaran matematika untuk kelas III SDLB yakni penjumlahan 1 sampai 10.
3. Sekolah yang digunakan sebagai tempat penelitian di SLB Ma’arif
Bantul
F. Kerangka Pikir
Berdasarkan pemaparan dalam kajian pustaka anak tunagrahita ringan adalah anak yang memiliki tingkat kecerdasan IQ berkisar 50-70, memiliki
hambatan dalam berfikir dan masih memiliki potensi untuk berkembang dalam bidang akademik membaca, menulis, dan berhitung sederhana,
melakukan penyesuaian sosial, dan dididik keterampilan-keterampilan kerja semi-skilled.
37 Sebagaimana anak tunagrahita ringan pada umumnya yang memiliki
beberapa keterbatasan, anak tunagrahita ringan kelas III di SLB Ma’arif Bantul juga memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan tersebut
berpengaruh terhadap kemampuan anak dalam bidang akademik salah satunya pada aspek berhitung yaitu pemahaman konsep penjumlahan 1
sampai 10. Pemahaman konsep penjumlahan merupakan dasar dari aspek berhitung yang hendaknya dimiliki oleh anak tunagrahita ringan untuk
membantu kehidupan sehari-hari. Dengan pemahaman konsep penjumlahan anak akan mampu memecahkan persoalan matematika terutama penjumlahan
dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahan yang muncul pada anak tunagrahita ringan terkait kebiasaan anak yang masih kurang mampu untuk
menyelesaikan persoalan matematika yang berhubungan dengan penjumlahan suatu benda. Akibatnya masih memerlukan bantuan orang lain untuk
menyelesaikan persoalan tersebut. Oleh karenanya peningkatan pemahaman konsep penjumlahan pada anak tunagrahita ringan perlu ditangani.
Salah satu solusi yang ditempuh untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah menggunakan model pembelajaran quantum teaching. Model
pembelajaran quantum teaching merupakan kerangka pembelajaran yang mengaitkan lingkungan pembelajaran dengan isi pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang lebih menyenangkan. Model pembelajaran ini dilaksanakan sesuai dengan asas dan prinsip yang digagas
oleh Bobbi DePorter. Asas utama model pembelajaran ini yaitu “Bawalah
Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka” yang berarti sebelum pembelajaran hendaknya guru harus memahami siswa