Kerangka Pikir KAJIAN TEORI
37 Sebagaimana anak tunagrahita ringan pada umumnya yang memiliki
beberapa keterbatasan, anak tunagrahita ringan kelas III di SLB Ma’arif Bantul juga memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan tersebut
berpengaruh terhadap kemampuan anak dalam bidang akademik salah satunya pada aspek berhitung yaitu pemahaman konsep penjumlahan 1
sampai 10. Pemahaman konsep penjumlahan merupakan dasar dari aspek berhitung yang hendaknya dimiliki oleh anak tunagrahita ringan untuk
membantu kehidupan sehari-hari. Dengan pemahaman konsep penjumlahan anak akan mampu memecahkan persoalan matematika terutama penjumlahan
dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahan yang muncul pada anak tunagrahita ringan terkait kebiasaan anak yang masih kurang mampu untuk
menyelesaikan persoalan matematika yang berhubungan dengan penjumlahan suatu benda. Akibatnya masih memerlukan bantuan orang lain untuk
menyelesaikan persoalan tersebut. Oleh karenanya peningkatan pemahaman konsep penjumlahan pada anak tunagrahita ringan perlu ditangani.
Salah satu solusi yang ditempuh untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah menggunakan model pembelajaran quantum teaching. Model
pembelajaran quantum teaching merupakan kerangka pembelajaran yang mengaitkan lingkungan pembelajaran dengan isi pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang lebih menyenangkan. Model pembelajaran ini dilaksanakan sesuai dengan asas dan prinsip yang digagas
oleh Bobbi DePorter. Asas utama model pembelajaran ini yaitu “Bawalah
Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka” yang berarti sebelum pembelajaran hendaknya guru harus memahami siswa
38 sebelum memberikan materi yang akan diajarkan. Sedangkan prinsip model
pembelajaran meliputi lima hal yaitu segalanya berbicara, segalanya bertujuan, pengalaman sebelum pemberian nama, akui setiap usaha, dan jika
layak dipelajari maka layak pula dirayakan. Asas dan prinsip dari pembelajaran quantum teaching diaplikasikan melalui kerangka TANDUR.
Penerapan model pembelajaran quantum teaching dilakukan melalui kerangka pembelajaran TANDUR yang merupakan akronim dari tumbuhkan,
alami, namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan. Penerapan kerangka pembelajaran TANDUR memungkinkan anak tunagrahita ringan akan
memperoleh pengalaman langsung dalam memecahkan permasalahan penjumlahan dalam kehidupan sehari-hari melalui media pembelajaran yang
lebih konkret. Melalui pengalaman langsung maka apa yang sudah dipelajari lebih lama melekat dalam ingatan anak. Melalui demonstrasi dan
pengulangan diharapkan konsep yang telah ditemukan dapat dengan mudah dipahami oleh anak. Pemberian reward terkait keberhasilan dan partisipasi
anak perlu diberikan agar motivasi belajar anak dapat meningkat. Adanya langkah-langkah secara bertahap yang terdapat dalam model
pembelajaran quantum teaching memungkinkan anak tunagrahita ringan dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru dengan baik. Anak
tungrahita ringan memahami konsep penjumlahan mengikuti langkah-langkah kecil yang mampu memberikan pemahaman kepada anak dalam memecahkan
suatu persoalan penjumlahan. Dengan demikian penerapan model pembelajaran quantum teaching dapat meningkatkan pemahaman konsep
penjumalahan 1 sampai 10.
39 Alur berpikir ini dapat dijelaskan dalam bagan berikut ini.
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian