Karakteristik Anak Tunagrahita Ringan

14 di sekolah luar biasa maupun sekolah khusus, dan pada umur 16 tahun baru mencapai kecerdasan yang sama dengan anak umur 12 tahun. Menurut I.G.A.K Wardani, dkk 2002: 621 karakteristik anak tungrahita ringan yaitu: “Meskipun tidak dapat menyamai anak normal yang seusia dengannya, mereka masih dapat belajar membaca, menulis, dan berhitung sederhana. Pada usia 16 tahun atau lebih mereka dapat mempelajari bahan yang tingkat kesukarannya sama dengan kelas 3 dan kelas 5 SD. Kematangan belajar baru dicapainya umur 9 tahun dan 12 tahun sesuai dengan berat dan ringannya kelainan. Kecerdasannya berkembang dengan kecepatan antara setengah dan tiga per empat kecepatan anak normal dan berhenti pada usia muda. Perbendaharaan katanya terbatas, tetapi penguasaan bahasannya memadai dalam situasi tertentu ”. Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka dapat diketahui bahwa anak tunagrahita ringan mempunyai karakteristik secara fisik hampir sama dengan anak normal, kemampuan berfikir yang rendah sehingga mengalami kesulitan dalam bidang akademik, sukar untuk memahami hal- hal yang bersifat abstrak, perbendaharaan katanya terbatas, memiliki perhatian konsentrasi yang kurang baik, dan ingatannya lemah. Meskipun demikian, anak tunagrahita ringan masih dapat dididik dalam bidang akademik membaca, menulis, dan berhitung sederhana namun kemampuannya terbatas sampai dengan kelas 6 SD atau mencapai kecerdasan yang sama dengan anak umur 12 tahun pada usia 16 tahun.

3. Perkembangan Kognitif Anak Tunagrahita Ringan

Piaget Tin Suharmini, 2009: 29 membagi perkembangan kognitif pada anak normal dengan tahapan-tahapan kognitif. Tahapan-tahapan kognitif tersebut adalah sebagai berikut. 15 a. Tahapan Sensori-Motor 0-2 tahun Tahap ini perkembangan kognitif anak meliputi kegiatan motorik dan persepsi. Aktivitas anak meliputi reflex bawaan, mencari stimulus dan memperhatikan. Secara langsung anak berhubungan dengan lingkungan-nya menggunakan reflex bawaan. b. Tahap Pre-Operasional 2-78 tahun Tahap pre-operasional dibagi menjadi dua, yaitu pre-operasional 2-4 tahun, dan tahap intuitif 4-78 tahun. Pada tahap pre- operasional anak mampu menggunakan bahasa sederhana dalam mengembangkan konsep, meskipun pengertian tentang konsep kurang sempurna. Pada tahap intuitif anak dapat mengungkapkkan isi hatinya. c. Tahap Operasional Konkret 7-11 tahun Pada tahap ini anak mulai menggunakan pikir untuk menghadapi pengalaman langsung. Anak sudah mampu untuk mengklasifikasi, mampu melakukan penjumlahan dan pengurangan dengan benda- benda konkret. d. Tahap Operasional Formal 1112-18 tahun Pada tahap ini anak mulai memecahkan masalah yang dihadapi dengan mempertimbangkan situasi hipotesik. Penalaran anak mulai berkembang dengan baik, anak sudah dapat berfikir abstrak dan logis. Menurut Heni Widyaningsih 2012: 1 terdapat grafik perkembangan manusia dari masa bayi sampai meninggal dunia. Grafik perkembangan menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan manusia termasuk

Dokumen yang terkait

PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE KOTA BANDUNG.

1 4 34

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI PENJUMLAHAN 1-10 MELALUI MEDIA KARTU BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KELAS II C DI SLB TARBIYATUL MUTA’ALIMIN KABUPATEN SUBANG.

1 6 27

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS III SDLB MELALUI KEGIATAN MEMBACA Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Anak Tunagrahita Ringan Kelas III SDLB Melalui Kegiatan Membaca Buku Cerita Di SLB Muhammadiyah Susukan Kabupaten Semara

0 0 13

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS III SDLB MELALUI KEGIATAN MEMBACA Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Anak Tunagrahita Ringan Kelas III SDLB Melalui Kegiatan Membaca Buku Cerita Di SLB Muhammadiyah Susukan Kabupaten Semara

0 0 14

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MODELING MELALUI VIDEO DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP KANAN-KIRI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB NEGERI BINJAI.

0 4 48

PENGARUH MEDIA ULAR TANGGA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENJUMLAHAN SISWA TUNAGRAHITA RINGAN : Single Subject Research Kelas II SDLB dalam Peningkatan Kemampuan Penjumlahan Sampai 10 di SLB C YPLB Majalengka.

0 1 38

KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENDEKATAN BAHASA ANAK: Penelitian tentang Keterampilan Membaca Pemahaman pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Kabupaten Sumedang.

0 0 36

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL PERMAINAN TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN SAMPAI 10 PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SPLB-C YPLB CIPAGANTI BANDUNG.

0 1 38

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP TUMBUHAN MELALUI METODE KARYAWISATA BAGI ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS V DI SLB BAKTI SIWI SLEMAN.

0 0 162

PENINGKATAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VIII A SMP PGRI 04 NUSAWUNGU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING

0 0 15