76
g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik. Pada masa ini remaja cenderung memandang dirinya dan orang lain sebagaimana adanya,
lebih-lebih cita-citanya. Hal ini menyebabkan emosi meninggi dan apabila diinginkan tidak tercapai akan mudah marah. Semakin
bertambahnya pengalaman pribadi dan sosialnya serta kemampuan berfikir rasional remaja memandang diri dan orang lain semakin
realistik. h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa. Menjelang menginjak
masa dewasa, mereka merasa gelisah untuk meninggalkan masa belasan tahunnya. Mereka belum cukup untuk berperilaku sebagai orang
dewasa, oleh karena itu mereka mulai berperilaku sebagai status orang dewasa seperti cara berpakaian, merokok, menggunakan obat-obatan
dll, yang dipandang dapat memberikan citra seperti yang diinginkan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
masa remaja, seperti masa-masa sebelumnya memiliki ciri-ciri khusus yang membedakan masa sebelum dan sesudahnya. Masa remaja awal
merupakan masa pencarian identitas, masa periode peralihan, masa remaja merupakan masa mencemaskan karena banyak masalah yang dihadapi, dan
masa remaja sebagai ambang masa dewasa.
E. Kajian Penelitian Terdahulu
Pada penelitian yang dilakukan oleh Rita Sari 2013, dalam skripsinya yang berjudul “Efektifitas Layanan Konseling Kelompok dalam
77
Meeningkatkan Kepercayaan Diri Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Bantul” menunjukan hasil layanan konseling kelompok efektif dalam meningkatkan
kepercayaan diri siswa. Hasil penelitian juga didukung oleh observasi yang memperoleh hasil bahwa terdapat perubahan perilaku siswa yang semula
malu-malu lambat laun mulai menunjukkan kepercayaan diri dalam mengungkapkan pendapat dan berinteraksi dengan anggota kelompok.
Pada penelitian yang dilakukan Rita Sari 2013, menggunakan jenis penelitian pre-experimental design dengan rancangan one-group pre-
test-post-test design. Pengambilan subjek menggunakan teknik purposive sampling. Analisis yang digunakan adalah analisis data kuantitatif dengan uji
Wilcoxon dan analisis data kualitatif dari hasil observasi. Penelitian mengenai layanan konseling kelompok juga dilakukan
oleh Lilik Yuni Setyawati 2004, dengan judul skripsi “Efektifitas Layanan Konseling Kelompok Terhadap Peningkatan Penyesuaian Diri di Sekolah
Tahun Pelajaran 20032004”. Dalam penelitian tersebut, didapatkan hasil dari konseling kelompok dalam meningkatkan penyesuaian diri adalah 5 dari 6
siswa yang mendapat konseling kelompok mengalami peningkatan penyesuaian diri. Satu siswa masih belum mengalami peningkatan
penyesuaian diri di sekolah. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Rita Sari 2013 dan
Lilik Yuni Setyawati 2004 dengan penelitian ini adalah peneliti menambahkan pendekatan Gestalt dalam layanan konseling kelompok,
sedangkan Rita Sari 2013 dan Lilik Yuni Setyawati 2004 tidak.
78
Pendekatan Gestalt diharapkan dapat meningkatkan penyesuaian diri siswa di sekolah lebih efektif dan optimal sehingga siswa baru di sekolah akan lebih
mudah menyesuaikan diri di lingkungan sekolahnya yang baru.
F. Kerangka Berfikir