Teknik Terapi Gestalt Kajian Tentang Terapi Gestalt

54

5. Teknik Terapi Gestalt

Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan dalam konseling kelompok. Seperti pendapat yang diungkapkan Rosjidan 1988: 140 mengenai teknik-teknik yang dapat digunakan dalam konseling Gestalt. Teknik-teknik tersebut antara lain: a. The dialogue experiment Konselor memberikan perhatian yang penuh pada perpecahan dalam fungsi kepribadian. Suatu pembagian pokok adalah antara “top dog” dan “underdog”. Konflik antara kedua kutub yang berlawanan dalam kepribadian adalah berakarkan dalam mekanisme introyeksi yang memasukkan aspek-aspek orang lain ke dalam system ego seseorang. Teknik kursi kosong merupakan satu cara untuk membuat konseli mengeksternalisasi introyeksi. b. Making the rounds Teknik ini digunakan dengan cara meminta seseorang dalam suatu kelompok untuk mendatangi anggota-anggota kelompok yang lain dalam kelompok itu dan berbicara atau melakukan sesuatu terhadap setiap anggota kelompok. c. Bermain proyeksi Dalam permainan proyeksi itu konselor meminta orang untuk “mencoba ukuran” pernyataan-pernyataan tertentu yang dia buat bagi orang-orang lain dalam kelompok. 55 d. Reversal technique Konselor meminta kepada seseorang yang menuntut untuk menderita karena hambatan-hambatan berat dan ketakutan yang berlebihanuntuk memainkan peranan seorang yang suka menunjukkan kecapakan- kecakapannya dalam kelompok. e. The rehearsal experiment Konseli berlatih dalam fantasi untuk peranan yang dipikir itu yang diharapkan untuk memainkan dalam masyarakat. f. The exaggeration experiment Konseli diminta untuk melebih-lebihkan gerakan atau isyarat gerakan berulang-ulang yang biasanya dapat mengintensifkan perasaan yang melekat pada tingkah laku itu dan membuat makna batin lebih jelas. g. Staying with the feeling Konselor meminta konseli untuk tetap tinggal dengan perasaan yangdialaminya pada waktu sekarang dan mendorong mereka untuk mengalami lebih dalam perasaan dan tingkah laku yang mereka ingin hindari. Berdasarkan beberapa teknik yang dikemukakan di atas, pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik empty chair yang mana teknik tersebut berada di dalam the dialogue experiment. Teknik empty chair biasa digunakan untuk menyelesaikan sesuatu yang tidak selesai unfinished business dan merupakan teknik yang menekankan individu untuk berintrospeksi dan berintroyeksi pada diri individu tersebut. Empty 56 chair memiliki karakteristik seperti, menekankan pada kesadaran diri sendiri, penyelesaian menggunakan aspek apa dan bagaimana, dilakukan dengan mengutamakan permainan dialog antara konseli yang menggambarkan kekuatan dirinya dengan tuntutan-tuntutan yang didapatnya dari orang-orang yang penting, dan meningkatkan kesadaran individu secara penuh dengan mengajak individu mengalami kembali apa yang sebelumnya tidak ingin dialami atau diingkari. Sehingga teknik ini dirasa cocok bagi anak remaja awal yang mana kondisi emosinya masih kurang stabil sehingga perlu bimbingan agar tidak mengalami penyimpangan dalam interaksi sosial dan kehidupan pribadinya.

6. Konselor Gestalt