42 masalah kemudian melakukan penyelidikan untuk menemukan hasil dari masalah
yang dihadapi. Pembelajaran discovery memberi kesempatan siswa untuk menemukan konsep melalui kegiatan penemuan dengan panduan guru sebagai
fasilitator. Kegiatan penemuan yang dilakukan langsung oleh siswa dapat mengembangkan keterampilan proses IPA.
Pembelajaran discovery mengajak siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Secara langsung hal ini akan mampu mengeluarkan segala
kemampuan proses yang dimiliki siswa melalui setiap kegiatan yang dilakukan ketika proses pembelajaran. Pembelajaran dengan model discovery, pemahaman
konsep yang diperoleh siswa akan lebih lebih berkesan dan tahan lama. Keterampilan proses dan hasil belajar IPA akan mengalami peningkatan.
43
Gambar 1. Kerangka Pikir Kondisi akhir
Keterampilan proses dan hasil belajar IPA meningkat
Tindakan menggunakan model discovery learning
Mengembangkan keterampilan proses IPA Siswa aktif untuk menemukan
Langkah pembelajaran: 1 Stimulation 2 problem satatement , 3 data callecting 4 data processing, 5
verification , dan 6 generalization Pengetahuan yang diperoleh berkesan dan tahan lama
Kondisi awal
Guru mengajar dengan ceramah dominan, text book, penugasan, tidak menggunakan media
Siswa pasif Hasil belajar IPA rendah 80 siswa dibawah KKM
44
H. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir yang telah penulis uraikan, maka peneliti mengemukakan hipotesis sebagai berikut: pembelajaran IPA menggunakan model
discovery learning meningkatkan keterampilan proses dan hasil belajar IPA siswa kelas III SD Lanteng Baru.
I. Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini terdapat variabel yang perlu didefinisikan yaitu model discovery learning, keterampilan proses IPA dan hasil belajar IPA.
1. Model pembelajaran discovery merupakan suatu model pembelajaran yang
mendorong siswa untuk aktif untuk menemukan perolehan dengan guru sebagai fasilitator dan pembimbing siswa. Langkah-langkah aplikasi dalam
pembelajaran discovery learning adalah sebagai berikut: 1 Stimulation, 2 problem satatement, 3 data callecting, 4 data processing, 5 verification
dan 6 generalization. 2.
Keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang dilaksanakan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran IPA. Keterampilan proses IPA secara garis
besar meliputi
keterampilan mengamati,
menanya, mencoba,
menalarmengasosiasi dan mengomunikasikan. 3.
Hasil belajar IPA adalah skor yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Pada penelitian ini hasil belajar terfokus pada ranah
kognitif dan keterampilan proses IPA. Nilai diperoleh siswa melalui tes pilihan ganda dengan mencakup aspek mengingat C1, memahami C2,
mengaplikasikan C3, dan menganalisis C4.
45
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas PTK atau Classroom Action Research. Di dalam penelitian ini dilakukan tindakan berupa
kegiatan siklus yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi dalam rangka pemecahan masalah pembelajaran. Penelitian tindakan kelas adalah
penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil
belajar siswa menjadi meningkat Wardhani , dkk, 2007: 14. Sa’dun Akbar 2010:
20 menjelaskan bahwa PTK adalah proses investigasi terkendali untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas, proses pemecahan
masalah tersebut dilakukan secara bersiklus, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil pembelajaran di kelas tertentu.
B. Setting Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di SD Negeri Lanteng Baru, Selopamioro, Imogiri, Bantul dan dilaksanakan pada semester II genap tahun ajaran
20152016.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD N Lanteng Baru, Selopamioro, Imogiri. Jumlah siswa kelas III di sekolah ini sebanyak 24 orang,
yang terdiri dari 12 siswa putra dan 12 siswa putri yang sebagian besar siswa berasal dari lingkungan sekitar sekolah.