31 4.
penemuan-penemuan yang dipeoleh siswa dapat menjadi kepemilikanya dan sangat sulit melupakanya,
5. tidak menjadikan guru satu-satunya sumber belajar, karena siswa belajar
dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar. Kegiatan pembelajaran discovery learning menjadikan siswa aktif dalam
proses pembelajaran, guru hanya berperan sebagai mengatur jalannya pembelajaran. Lebih lanjut Roestiyah 2001: 20-21 mengungkapkan keunggulan
pembelajaran penemuan adalah: 1.
Pembelajaran discovery learning mampu membantu siswa untuk mengembangkan; memperbanyak kesiapan; serta penguasaan keterampilan
dalam proses kognitifpengenalan siswa, 2.
siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi individual sehingga dapat kokoh mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut,
3. dapat membangkitkan kegairahan siswa dalam belajar siswa karena mereka
terlibat langsung, 4.
model discovery learning mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk maju dan berkembang sesuai dengan kemampuanya masing-masing,
5. mampu mengarahkan cara belajar siswa, sehingga lebih memiliki motivasi
yang kuat untuk belajar lebih giat. Dari beberapa pendapat ahli, maka dapat dinyatakan bahwa model
pembelajaran discovery learning memiliki beberapa kelebihan bila diaplikasikan dalam pembelajaran khususnya IPA. Siswa akan lebih aktif dalam proses
pembelajaran melalui kegiatan penemuan. Discovery learning akan membuat
32 siswa aktif untuk menemukan konsep dalam pembelajaran. Siswa yang aktif dan
mampu menemukan konsep dalam pembelajaran akan menjadikan pengetahuan yang diperoleh lebih berkesan dan akan tahan lama.
3. Kekurangan Model Pembelajaran Discovery Learning
Mulyani Sumantri 1999: 165-166, mengungkapkan beberapa keterbatasan dalam penggunaan pembelajaran penemuan yaitu: tidak sesuai untuk
kelas yang besar jumlah siswa, memerlukan fasilitas yang memadai, menuntut guru mengubah cara mengajarnya yang selama ini bersifat tradisional, sangat sulit
mengubah pembelajaran siswa dari kebiasaan menerima informasi dari guru menjadi aktif mencari dan menemukan sendiri, kebebasan yang diberikan kepada
siswa tidak selamanya dapat dimanfaatkan secara optimal. Suwarjo 2011: 80 mengungkapkan keterbatasan discovery learning
adalah dipersyaratkan adanya persiapan mental untuk pembelajaran ini, pembelajaran discovery kurang berhasil untuk mengajar kelas yang besar,
pembelajaran penemuan
dipandang terlalu
mementingkan memperoleh
pengertian, dalam beberapa ilmu fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide-ide masih terbatas. Lebih lanjut Roestiyah 2001: 20-21 mengungkapkan kelemahan
pembelajaran penemuan ini adalah: 1.
Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya
dengan baik, 2.
bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini akan kurang berhasil,
33 3.
bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran tradisional mungkin sangat kecewa bila diganti dengan penemuan,
4. dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu
mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan perkembangan pembentukan sikap dan keterampilan siswa,
5. discovery learning mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir
secara kreatif. Dari beberapa pendapat diatas selain memiliki beberapa kelebihan, model
discovery learning juga memiliki kelemahan atau keterbatasan. Model pembelajaran discovery learning membutuhkan kesiapan mental dari siswa dan
juga peralatan yang menunjang. Disamping itu model pembelajaran ini kurang
efektif untuk diterapkan pada kelas dengan jumlah siswa yang besar. E.
Pembelajaran IPA dengan Model Discovery Learning
Pembelajaran IPA pada dasarnya adalah suatu materi pelajaran yang memiliki cakupan luas yang berhubungan dengan fenomena-fenomena di alam
semesta. Proses pembelajaran IPA perlu didesain semenarik dan efektif mungkin. Hal agar siswa dapat memahami materi dengan baik, salah satunya dengan
menggunakan model pembelajaran yang tepat. Usman Samatowa 2010: 5 mengungkapkan bahwa model pembelajaran
yang cocok untuk siswa Indonesia adalah belajar melalui pengalaman langsung learning by doing. Model pembelajaran ini memperkuat daya ingat siswa dan
biayanya sangat murah sebab menggunakan alat-alat dan media belajar yang ada di lingkungan siswa sendiri. Salah satu model pembelajaran yang menekankan