Azas-azas Pendidikan Luar Sekolah

23 Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pendidikan luar sekolah berbeda dengan pendidikan formal atau pendidikan sekolah, mulai dari waktu dan tempat, isi pendidikan yang terpusat pada lingkungan mandiri belajar, berpusat pada kebutuhan peserta didik.

6. Hubungan antara PLS dengan Pendidikan Keluarga

Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 2 Tahun 1989 pasal 10 ayat 4 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan keluarga merupakan bagian dari pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral, dan ketrampilan. Untuk itu pendidikan luar sekolah membantu melengkapi pendidikan formal dari penanaman agama. Nilai budaya, nilai moral dan keterampilan contohnya dengan adanya lembaga kursus dan TPQ tempat penanaman agama. Pendidikan dalam keluarga dan nonformal saling membantu untuk melengkapi pendidikan formal. Syarif 2003: 76, mengemukakan bahwa keluarga adalah suatu ikatan laki-laki dan perempuan berdasarkan hukum dan undang- undang perkawinan yang sah. Dalam keluarga inilah akan terjadi interaksi yang pertama dan utama bagi anak yang akan menjadi pondasi dalam pendidikan selanjutnya. 24 Ahid 2010: 61-62, mengemukakan definisi keluarga merupakan lembaga yang pertama dan utama yang dikenal oleh anak, umat kecil yang memiliki pimpinan dan anggota, mempunyai pembagian tugas dan kerja, serta hak dan kewajiban masing-masing anggota. Pendidikan pertama kali diajarkan di lingkungan luar sekolah yaitu di lingkungan keluarga. Keluarga menjadi pondasi utama untuk anak dalam kehidupannya. Zakiah 2001: 90, mengatakan bahwa diantara unsur-unsur terpenting yang akan menentukan corak kepribadian seseorang dikemudian hari adalah nilai-nilai yang diambil dalam lingkungan, terutama keluarga. Nilai-nilai yang dimaksud adalah nilai-nilai agama, moral dan sosial. Gunarsa dalam Yosephine Munijem, 1997: 70 mengatakan bahwa: “Pendidikan keluarga merupakan sumber utama karena segala pengetahuan dan kecerdasan manusia pertama kali diperoleh dalam keluarga”. Ali 1994: 109, dalam keluarga terjadi proses pembudayaan diri orang tua kepada anak tentang pengenalan secara dini, untuk mengenal sesama anggota dalam lingkungan yang diikuti tentang pembinaan nilai-nilai serta norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Sudah tentu dalam lingkungan keluarga orang tua merupakan pendidikan keluarga pada dua tahun pertama merupakan tahun-tahun yang menentukan perkembangan kepribadian anak pada masa depannya. Pendidikan ini berlangsung di luar sekolah artinya 25 tidak dalam pendidikan formal, untuk itu pendidikan keluarga termasuk didalamnya pendidikan nonformal, lingkungan keluarga serta lingkungan masyarakat menjadi bekal pendidikan yang pertama. Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan hubungan pendidikan luar sekolah dengan pendidikan keluarga sangat erat kaitannya karena dilaksanakan diluar sekolah. Keluarga merupakan lingkungan pertama dalam proses perkembangan dasar kepribadian anak, tempat berlangsungnya pendidikan yang pertama sejak dilahirkan. Erat hubungannya dengan pendidikan luar sekolah, pendidikan keluarga dan pendidikan nonformal akan berlangsung sepanjang hayat pendidikan di keluarga dan pendidikan pada masyarakat yang berbeda dengan pendidikan formal yang dapat membentuk kepribadian seseorang.

B. Pola Asuh Orang Tua

1. Pengertian Pola Asuh Orang Tua

Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008:1088 bahwa “pola adalah model, sistem, atau cara kerja”, Asuh adalah “menjaga, merawat, mendidik, membimbing, membantu, melatih, dan sebagainya” Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008:96. Menurut Santrock 2002: 1, mengatakan yang di maksud dengan pola asuh orang tua adalah cara atau metode pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua agar anak-