Adanya Pelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan
123
1 Pola Asuh Orang Tua dalam Menanamkan Nilai Moral pada
Anak
Diperoleh data dari hasil wawancara mengenai pola asuh yang digunakan orang tua yang berprofesi sebagai pemulung di Desa
Winong, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara yaitu pola asuh demokratis dan pola asuh permisif.
Sesuai dengan yang dikemukakan Baumrind Euis Sunarti, 2004: 117 ada empat macam pola asuh yakni pola asuh demokratis,
pola asuh otoriter, pola asuh permisif, dan pola asuh penelantaran atau penolakan. Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua pada anak
keluarga pemulung di Desa Winong diantaranya mengarah pada pola asuh permisif dan demokratis. Pola asuh permisif dapat dilihat dari
sikap orang tua yang memberikan kebebasan penuh dan membiarkan segala sesuatu yang dilakukan sesuai dengan keinginan anak.
Sedangkan pola asuh demokratis ditandai dengan keterbukaannya orang tua dengan anaknya, menghargai pendapat anak, mengadakan
musyawarah apabila ada perbedaan pendapat. Membahas tentang pola asuh permisif yang digunakan
orang tua keluarga pemulung di Desa Winong. Mereka para orang tua memiliki kesibukan bekerja memulung di TPA Winong, walaupun
tidak ada jadwal waktu yang tepat, namun para pemulung ini rata-rata bekerja dari pagi sampai sore hari. Sehingga mereka cenderung kurang
124
perhatian kepada anak, terlalu memberikan kebebasan dan selalu membiarkan segala tindakan yang dilakukan oleh anak. Selain itu,
dalam pola asuh ini tidak terdapat hukuman, larangan, kebijakan, maupun kedisiplinan, sehingga anak akan sulit untuk membedakan
mana yang baik dan mana yang buruk. Seperti yang dikatakan oleh Baumrid Mohammad Takdir Ilahi, 2013: 136 pola asuh permisif ialah
salah satu pola asuh yang memberikan kebebasan pada anak dalam membentuk karakternya tanpa campur tangan orang tua.
Sedangkan orang tua pada keluarga pemulung yang menggunakan pola asuh demokratis. Sikap terbuka orang tua dengan
anaknya. Orang tua mau mendengarkan pendapat anaknya lalu dilakukan musyawarah tentang apa yang diinginkan anaknya,
kemudian diambil suatu kesimpulan bersama. Jadi walaupun orang tua bekerja dari pagi sampai sore, namun orang tua tidak melupakan
tanggungjawabnya untuk memperhatikan anaknya, meluangkan waktu untuknya dan keluarga. Seperti mengertian dari Hardy dan Heyes
dalam Yusniah, 2008: 14 tentang pola asuh demokratis yang ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang tua dan anak.
Dalam penelitian ini data yang diperoleh mengenai pola asuh orang tua dalam menanamkan nilai moral pada anak keluarga
pemulung di Desa Winong, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara. Nilai yang di yang diterapkan adalah nilai sosial, nilai
kerohanian serta nilai material. Seperti yang dikemukakan Notonegoro
125
dalam Kaelan, 2000 menyebutkan adanya 3 macam nilai yaitu nilai material, nilai vital dan nilai kerohanian. Dimana nilai kerohanian
adalah nilai yang tertinggi. Orang tua menanamkan nilai sosial seperti mengajarkan
bagaimana bersikap yang baik terhadap orang yang lebih tua dengan tutur bahasa yang baik. Seperti menggunakan bahasa krama halus.
Diajarkan oleh orang tua di keluarga I Bapak PI dan keluarga IV Bapak MR. Sedangkan nilai sosial terkait sopan ini pada keluarga II
Ibu SI, Keluarga III Ibu SM dan Keluarga V Bapak TI, diserahkan pada lingkungan sekolah, karena menurut mereka di lingkungan
sekolah anak mereka sudah mendapatkan pembelajaran tentang nilai sopan santun dan sebagainya, sedangkan dalam penanaman moral pada
anak keluarga pemulung di Desa Winong. Orang tua menanamkan nilai moral tentang baik buruknya
hal yang akan dikerjakan seperti tentang keagamaan, mengerjakan sholat lima waktu dan mengaji, belajar membaca al-
Qur’an bagi yang beragama Islam. Seperti yang dikemukakan Sjarkawi 2006: 28
bahwa moral itu merupakan pandangan tentang baik dan buruk, benar dan salah, apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan. Pada orang tua
keluarga I Bapak PI dan keluarga IV Bapak MR mereka memerintah anaknya, memperhatikan ibadah anaknya serta meluangkan waktu
untuk anaknya dalam mengajarkan ibadah seperti mengajak anaknya sholat berjamaah. Pada keluarga II Ibu SI, Keluarga III Ibu MR dan
126
keluarga V Bapak TI menyerahkan pendidikan keagamaan di sekolah dan di TPQ tempat tinggal mereka, mereka jarang mengajarkan tentang
ibadah karena kesibukan mereka bekerja serta kurangnya pengetahuan tentang pendidikan agama.
2 Faktor Penghambat dan Pendorong dalam Menanamkan Nilai
Moral pada Anak
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada orang tua keluarga pemulung dalam menanamkan nilai moral pada anak di Desa
Winong, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara, mendapatkan hasil tentang faktor penghambat dan pendorong orang tua dalam
menanamkan nilai moral yaitu: