Pendidikan Moral pada Anak

48 pembatasan dan tahap kedua tahap moralitas otonomi atau moralitas kerjasama atau hubungan timbal balik. Piaget mengemukakan 3 tiga tahap perkembangan moral sesuai dengan kajiannya yaitu: a. Pre-moral 0 sampai dengan 5 tahun pada tahap ini anak tidakbelum merasa wajib menaati peraturan. b. Heteronomous morality +5 sampai 10 tahun pada tahap perkembangan moral ini, anak memandang aturan-aturan sebagai otoritas yang dimiliki Tuhan, orang tua dan guru yang tidak diubah, dan harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya. c. Autonomous morality atau morality of cooperation Usia 10 tahun keatas, moral tumbuh melalui kesadaran, bahwa orang tua memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan moral. Pengalaman ini akan tumbuh menjadi dasar penelitian anak terhadap suatu tingkah laku. Dari definisi yang telah disebutkan di atas perkembangan moral dapat disimpulkan bahwa perkembangan moral adalah perilaku individu yang sesuai dengan nilai dan moral yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat yang akan selalu berkembang secara terus menerus melalui berbagai pengalaman serta dengan suatu proses belajar dalam kehidupan bermasyarakat. 49

5. Proses Pembentukan Moral pada Anak

Tentang menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah salah satu tugas pokok yang harus dijalankan oleh para orang tua terhadap anaknya. Menanamkan nilai-nilai moral saat ini sangat penting karena merupakan pondasi bagi kepribadian anak. Perlu diketahui bahwa anak terlahir dibekali neuron sel syaraf dalam otaknya Gutama, dkk 2005: 3 oleh karena itu pada masa ini ia sangat memerlukan rangsangan pendidikan. Menurut Yusuf Syamsu 2000: 134, pembentukan moral dapat berlangsung melalui beberapa cara sebagai berikut : a. Pendidikan langsung. Melalui penanaman pengertian tentang tingkah laku benar dan salah, atau baik dan buruk oleh guru atau orang dewasa. Disamping itu yang paling penting dalam pendidikan moral ini adalah keteladanan dari guru, orang tuanya atau orang dewasa lainnya dalam melakukan nilai-nilai moral. b. Identifikasi Dengan cara mengidentifikasi atau meniru penampilan atau tingkah laku moral seseorang yang menjadi idolanya Seperti orang tua, atau orang dewasa lainnya c. Proses coba-coba trial and error 50 Dengan coba-coba, tingkah laku yang mendatangkan pujian atau penghargaan secara terus dikembangkan, sementara tingkah laku yang mendatangkan hukuman atau celaan akan dihentikannya. Menurut mardiya 2009: 79, pembentukan nilai moral pada anak dapat dilakukan melalui tiga cara : a. Melalui kegiatan latihan Penanaman moral pada anak harus dimulai dari dalam kandungan yang di dalamnya mengandung unsur latihan. Sang ibu disarankan banyak melakukan aktifitas yang baik yang berkaitan dengan nilai-nilai moral, seperti rajin beribadah dan tutur kata yang baik. b. Melakukan kegiatan aktifitas bermian Dalam kegiatan pendidikorang tua penanamkan nilai moral dapat dilakukan salah satunya memotivasi anak agar saling memanfaatkan saat berebut mainan atau bertengkar. Kemudian membiasakan anak menaati peraturan dalam permainan, dan mengajarkan anak menerima hukuman saat anak bermain tidak menaati peraturan. c. Melalui kegiatan pembelajaran Penanaman nilai moral dilakukan dalam kegiatan belajar baik formal dan nonformal, formal dilakukan di lingkungan sekolah dan nonformal dilakukan di luar sekolah, penanaman nilai moral pada anak dapat berjalan efektif di lingkungan manapun dengan 51 menanamkan nilai kebiasaan dan keteladanan. Anak dibiasakan berbuat tidak baik, mana anak tersebut akan cenderung berperilaku buruk. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan proses pembentukan nilai moral pada anak melalui pengamatan anak dari lingkungan keluarga, masyarakat dan lingkungan sekolah dengan caea meniru apa yang sekiranya dilakukan oleh lingkungan disekitarnya, untuk membentuk moral anak yang baik maka dari lingkungan inti yaitu keluarga harus membiasakan menanamkan moral yang baik pada anak sejak dini, sehingga dia mempunyai pendidikan moral yang baik dari usia dini untuk menghadapi dunia yang baru saat mereka beranjak dewasa dan hidup jauh dari lingkungan keluarga, sehingga anak dapat mengetahui mana yang baik dan yang buruk yang menyimpang dari moral.

6. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Moral pada Anak

Freud Mudjiran 2000: 93, mengemukakan baik pria atau wanita meniru tingkah laku orang tua yang sejenis kelamin sama adalah karena keinginan untuk menjadi seperti orang tua, anak laki- laki ingin seperti ayah dan anak perempuan ingin seperti ibunya. Hofflan dan Saltztein Elida, 2005: 110, juga mengungkapkan dari hasil temuan penelitian mereka menyimpulkan bahwa orang tua yang mempergunakan teknik disiplin cenderung menyebabkan