Perkembangan Moral pada Anak

51 menanamkan nilai kebiasaan dan keteladanan. Anak dibiasakan berbuat tidak baik, mana anak tersebut akan cenderung berperilaku buruk. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan proses pembentukan nilai moral pada anak melalui pengamatan anak dari lingkungan keluarga, masyarakat dan lingkungan sekolah dengan caea meniru apa yang sekiranya dilakukan oleh lingkungan disekitarnya, untuk membentuk moral anak yang baik maka dari lingkungan inti yaitu keluarga harus membiasakan menanamkan moral yang baik pada anak sejak dini, sehingga dia mempunyai pendidikan moral yang baik dari usia dini untuk menghadapi dunia yang baru saat mereka beranjak dewasa dan hidup jauh dari lingkungan keluarga, sehingga anak dapat mengetahui mana yang baik dan yang buruk yang menyimpang dari moral.

6. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Moral pada Anak

Freud Mudjiran 2000: 93, mengemukakan baik pria atau wanita meniru tingkah laku orang tua yang sejenis kelamin sama adalah karena keinginan untuk menjadi seperti orang tua, anak laki- laki ingin seperti ayah dan anak perempuan ingin seperti ibunya. Hofflan dan Saltztein Elida, 2005: 110, juga mengungkapkan dari hasil temuan penelitian mereka menyimpulkan bahwa orang tua yang mempergunakan teknik disiplin cenderung menyebabkan 52 perkembangan moral sangat baik, sedangkan menggunakan disiplin berkuasa atau otoriter cenderung menyebabkan perkembangan moral anak yang lemah. Yusuf Syamsu 2006: 133, mengemukakan beberapa sikap orang tua yang menjadi faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan moral pada anak adalah sebagai berikut: a. Konsisten dalam mendidik anak Ayah dan ibu harus memiliki sikap dan perlakuan yang sama dalam melarang atau memperbolehkan tingkah laku tertentu kepada anak. Suatu tingkah laku yang dilarang oleh orang tua pada suatu waktu, harus juga dilarang apabila dilakukan kembali pada waktu lain. b. Sikap orang tua dalam keluarga Secara tidak langsung sikap orang tua kepada anak, sikap ayah ke ibu atau sebaliknya, dapat mempengaruhi perkembangan moral anak. Yaitu melalui proses peniruan imitasi. Sikap orang tua yang keras otoriter cenderung melahirkan sikap disiplin semu pada anak. Sedangkan sikap yang acuh tak acuh atau masa bodoh cenderung mengembangkan sikap kurang bertanggung jawab dan kurang memperdulikan norma pada diri anak. Sikap yang harus dimiliki orang tua adalah sikap kasih sayang, keterbukaan, musyawarah dialogis, dan konsisten. c. Penghayatan dan pengalaman agama yang dianut 53 Orang tua merupakan panutan teladan bagi anak, termasuk disini panutan dalam mengamalkan ajaran agama. Orang tua yang menciptakan iklim yang relegius agamis, dengan cara membersihkan ajaran atau bimbingan tentang nilai-nilai agama pada anak. Maka anak akan mengalami perkembangan moral yang baik. d. Sikap konsisten orang tua dalam menerapkan norma Orang tua yang tidak menghendaki anaknya berbohong atau berperilaku tidak jujur, maka mereka harus menjauhkan dirinya dari berperilaku bohong atau tidak jujur. Apabila orang tua mengajarkan kepada anak, berperilaku jujur, bertutur kata yang sopan, bertanggung jawab dan taat beragama, tetapi orang tua sendiri menampilkan perilaku yang sebaliknya. Sehingga anak akan mengalami konflik pada dirinya, dan akan menggunakan ketidak konsisten orang tua sebagai alasan tidak melakukan apa yang diinginkan oleh orang tuanya bahkan mungkin dia akan berperilaku seperti orang tuanya. Pembentukan moral pada anak dipengaruhi oleh lingkungan keluarganya terutama kedua orang tuanya. Anak pertama kali mendapatkan pendidikan, pengasuhan dengan kaitannya nilai dan moral adalah dari orang tuanya. Dalam pembentukan moral pada anak orang tua berperan utama dan sangat penting, terutama pada saat anak masih kecil. Dalam pembentukan moral pada anak orang tua harus