Tujuan Pendidikan Luar Sekolah

22 Menurut Sudjana 2001: 30-33, penyelenggaran pendidikan luar sekolah mencantumkan ciri-ciri Pendidikan Luar Sekolah sebagaimana dikemukakan dibawah ini: a. Dari tujuan Pendidikan Luar Sekolah memiliki tujuan jangka pendek dan khusus, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan belajar tertentu yang berfungsi bagi kehidupan, kurang menekankan pentingnya ijazah dan ada hasil yang diperoleh selama proses pembelajaran dalam bentuk benda yang diproduksi, pendapatan atau keterampilan. b. Waktu pembelajaran relatif singkat tergantung pada kebutuhan belajar peserta didik orientasinya untuk kehidupan seseorang dalam waktunya tidak terus menerus. c. Kurikulum berpusat pada kepentingan peserta didik dan mengutamakan aplikasi kurikulum lebih menekankan pada keterampilan serta persyaratan masuk ditetapkan bersama peserta didik. d. Proses belajar dipusatkan di lingkungan masyarakat dan lembaga yang berkaitan dengan kehidupan peserta didik dan masyarakat pada waktu mengikuti program, serta terstrukturnya program yang fleksibel yang berpusat kepada peserta didik. e. Pengawasan dilakukan oleh pelaksana progran atau peserta didik sendiri dan bersifat demokratis. 23 Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pendidikan luar sekolah berbeda dengan pendidikan formal atau pendidikan sekolah, mulai dari waktu dan tempat, isi pendidikan yang terpusat pada lingkungan mandiri belajar, berpusat pada kebutuhan peserta didik.

6. Hubungan antara PLS dengan Pendidikan Keluarga

Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 2 Tahun 1989 pasal 10 ayat 4 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan keluarga merupakan bagian dari pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral, dan ketrampilan. Untuk itu pendidikan luar sekolah membantu melengkapi pendidikan formal dari penanaman agama. Nilai budaya, nilai moral dan keterampilan contohnya dengan adanya lembaga kursus dan TPQ tempat penanaman agama. Pendidikan dalam keluarga dan nonformal saling membantu untuk melengkapi pendidikan formal. Syarif 2003: 76, mengemukakan bahwa keluarga adalah suatu ikatan laki-laki dan perempuan berdasarkan hukum dan undang- undang perkawinan yang sah. Dalam keluarga inilah akan terjadi interaksi yang pertama dan utama bagi anak yang akan menjadi pondasi dalam pendidikan selanjutnya.