Fungsi Pendidikan Luar Sekolah

19 yang diperlukan untuk mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah atau melanjutkan ketingkat atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dari tujuan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan luar sekolah membatu masyarakat mendapatkan pendidikan sepanjang hayat tidak hanya mendapatkan pendidikan formal dari sekolah namun pendidikan juga dapat didapatkan melalui pendidikan nonformal atau bukan dari pendidikan formal seperti sekolah untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, ketrampilan nilai-nilai yang memungkinkan seseorang berperan efektif dan efisien dalam lingkungan keluarga, masyarakat, dan bangsa.

4. Azas-azas Pendidikan Luar Sekolah

Sutaryat 2008: 1, merumuskan asas-asas pendidikan luar sekolah meliputi: a. Asas Inovasi, penyelenggaraan dan pengembangan program pendidikan luar sekolah ke arah perubahan yang positif karena ditemukan ide, gagasan atau cara bekerja yang dianggap baru oleh orang yang terlibat dalam dunia pendidikan sebagai cara untuk memecahkan masalah yang dihadapi atau untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. b. Asas Penentuan dan Perumusan Tujuan Pendidikan, Pendidikan Luar Sekolah bertujuan untuk menentukan apa yang harus dipenuhi, sikap dan jenis tingkatan ketrampilan yang dikuasai 20 lulusannya. Perumusan tujuan yang baik dalam setiap jenis pendidikan akan mengarah pada pencapaian program yang optimal. c. Asas Kebutuhan, setiap kegiatan yang dilakukan berdasarkan atas kebutuhan yang disarankan oleh warga belajar masyarakat d. Asas Pendidikan Sepanjang Hayat, kesempatan yang diberikan kepada setiap warga belajar tidak terbatas oleh waktu dan usia, dan diarahkan pada upaya untuk menumbuhkan masyarakat yang gemar belajar. Adanya masyarakat yang gemar belajar akan menjadi ciri tumbuhnya masyarakat terdidik. e. Asas Relevansi, program pendidikan luar sekolah hendaknya dapat berperan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mereka membebaskan diri dari kebodohan. Sedangkan Sudjana 2001: 175, merumuskan asas pendidikan luar sekolah sebagai berikut : a. Asas Kebutuhan, artinya bahwa penyusunan program pendidikan nonformal berorientasi kepada mandiri belajar. b. Asas Pendidikan Sepanjang Hayat, memberikan arti bahwa pendidikan nonformal itu membina dan melaksanakan programnya yang dapat mendorong mandiri belajar secara berkelanjutan, pendidikan tidak terbatsi oleh ruang dan waktu tetapi pendidikan dilaksanakan sepanjang hayat. 21 c. Asas Relevansi dengan pembangunan yang memberikan makna bahwa pendidikan nonformal harus ada kaitannya dengan pembangunan. d. Asas wawasan masa depan dijadikan dasar pertimbangan dalam menyusun kebijakan program-program pendidikan luar sekolah agar peserta didik mempunyai arah kemajuan masa depan. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa adanya penyelenggaraan pendidikan luar sekolah berdasarkan pada kebutuhan, minat, dan kemandirian belajar dari peserta didik.

5. Ciri-ciri Pendidikan Luar Sekolah

Berdasarkan penjelasan Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 1991 tentang PLS, ciri-ciri pendidikan luar sekolah adalah sebagai berikut : a. Pendidikan luar sekolah memiliki keleluasaan yang besar untuk secara cepat disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang senantiasa berubah. b. Pendidikan luar sekolah merupakan jembatan antara pendidikan sekolah dan dunia kerja. c. Penyelenggaraan kegiatan pendidikan luar sekolah pada umumnya tidak terpusat, lebih terbuka dalam penerimaan peserta didik dan tidak terkait dengan aturan yang ketat. 22 Menurut Sudjana 2001: 30-33, penyelenggaran pendidikan luar sekolah mencantumkan ciri-ciri Pendidikan Luar Sekolah sebagaimana dikemukakan dibawah ini: a. Dari tujuan Pendidikan Luar Sekolah memiliki tujuan jangka pendek dan khusus, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan belajar tertentu yang berfungsi bagi kehidupan, kurang menekankan pentingnya ijazah dan ada hasil yang diperoleh selama proses pembelajaran dalam bentuk benda yang diproduksi, pendapatan atau keterampilan. b. Waktu pembelajaran relatif singkat tergantung pada kebutuhan belajar peserta didik orientasinya untuk kehidupan seseorang dalam waktunya tidak terus menerus. c. Kurikulum berpusat pada kepentingan peserta didik dan mengutamakan aplikasi kurikulum lebih menekankan pada keterampilan serta persyaratan masuk ditetapkan bersama peserta didik. d. Proses belajar dipusatkan di lingkungan masyarakat dan lembaga yang berkaitan dengan kehidupan peserta didik dan masyarakat pada waktu mengikuti program, serta terstrukturnya program yang fleksibel yang berpusat kepada peserta didik. e. Pengawasan dilakukan oleh pelaksana progran atau peserta didik sendiri dan bersifat demokratis.