Informan Gambaran Umum Subjek Penelitian

88 Orang tua mempunyai kewajiban mendidik anak terutama dalam menanamkan nilai dan moral pada anak sesuai dengan nilai moral agama seperti mengajarkan cara beribadah. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak PI Keluarga I mengatakan bahwa : “Iya mba saya mengajarkan anak untuk beribadah kebetulan saya islam saya mengajarkan anak untuk sholat dan sorenya saya suruh untuk mengaji di TPQ” Wawancara tanggal 7 Januari 2016, HW hal 164. Apa yang dikatakan Bapak PI dibenarkan oleh anaknya KA, sebagai berikut : “Iya mba , mengajarkan sholat” Wawancara tanggal 7 Januari 2016, HW hal 195. Hal yang sama diungkapkan oleh Bapak MR Keluarga IV dengan pertanyaan yang sama beliau mengatakan bahwa : “Iya mba, waktu masih kecil saya ajarkan dia beribadah sholat dan mengaji sama saya setelah SD mengaji sendiri di TPQ” Wawancara tanggal 7 Januari 2016, HW hal 182. Dari pertanyaan di atas diketahui orang tua pada keluarga I Bapak PI, dan keluarga IV Bapak MR, menggunakan pola asuh demokratis ditandai dengan sikap orang tua yang memberikan perhatian dan waktunya. Mengajarkan ibadah sholat 5 waktu dan mengaji karena mereka beragama muslim. Meskipun tidak mendapatkan pengalaman sekolah tinggi tetapi mereka mengerti tentang kebutuhan anak. Dasar agama mereka tanamkan sejak dini kepada anak-anak mereka. 89 Orang tua memberikan pendidikan kepada anaknya berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna untuk anak-anaknya kelak. Sehingga bila ia dewasa akan mampu mandiri Hasbullah, 2001: 43. Mandiri dalam penelitian ini, bagaimana cara orang tua mengajarkan anaknya tentang kedisiplinan serta melakukan sesuatu hal sendiri, seperti mengajarkan makan sendiri dari kecil. Dalam mengajarkan kemandirian pada anak orang tua memberitahu anak-anaknya tentang sikap disiplin. Seperti yang diungkapkan oleh bapak PI Keluarga I beliau mengatakan bahwa: “Mulai membiasakan anak untuk mandiri dari kecil mba, orang tuanya kan mencari uang anak dari kecil saya ajarkan makan sendiri dari hal yang kecil mulai dari kecil agar dewasanya tidak bergantung dengan orang lain mba” Wawancara tanggal 7 Januari 2016, HW hal 164. Senada dengan yang diungkapkan bapak MR Keluarga IV beliau mengatakan bahwa : “Bangun subuh belajar membersihkan kamar sendiri mulai anak sekolah dasar saya sudah mengajarkan itu mba agar anak mandiri, disiplin bertanggung jawab pada dirinya sendiri” Wawancara tanggal 7 Januari 2016, HW 183. Apa yang dikatakan bapak MR dibenarkan oleh anaknya JH , mengungkapkan bahwa : “Saya dari kecil disuruh bangun subuh mba, disuruh belajar, jadi sekarang sudah biasa kalau sekolah jadi tidak pernah telat” Wawancara tanggal 10 Januari 2016, HW hal 213. 90 Dari pertanyaan di atas diketahui orang tua pada keluarga I Bapak PI, dan keluarga IV Bapak MR, meskipun mempunyai waktu yang lebih banyak untuk bekerja. Namun orang tua mengerti tentang kebutuhan anak, tentang kedisiplinan dan kemandirian untuk membentuk anak menjadi karakter yang baik. Orang tua pada keluarga I Bapak PI, dan keluarga IV Bapak MR, menanamkan sejak dini kedisiplinan kepada anak-anak mereka. Dalam pendidikan keluarga perkembangan sikap dan tingkah laku anak dapat dibentuk sedini mungkin. Terutama lewat kehidupan keluarga yang didalamnya menanamkan rasa saling tolong-menolong, gotong-royong secara kekeluargaan, misalnya menolong saudara atau tetangga yang sedang mengalami kesulitan, bersama-sama menjaga dan merawat lingkungan, menjaga ketertiban, kebersihan dan keserasian dalam berbagai hal. Seperti yang diungkapkan Bapak MR keluarga IV, beliau mengatakan bahwa: “Saya mengajarkan sopan santun kepada anak saya berbicara krama alus basa dengan orang yang lebih tua, saya suruh kalau ada acara ikut gotong royong membantu, biasanya acara maulid nabi atau acara desa lainnya mba, kebetulan anak ikut karang taruna juga ikut remaja masjid mba” Wawancara tanggal 7 Januari 2016, HW hal 183. Apa yang dikatakan bapak MR dibenarkan oleh anaknya JH, yang mengatakan bahwa :