Perencanaan Struktur dan Muatan Kurikulum Karakter Berbasis Agama

96 4 Memantau perkembangan siswa 5 Membantu, memfasilitasi menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa ampuannya 6 Memberikan masukan penilaian kepribadian Apabila disimpulkan dari hasil wawancara dan dokumentasi tersebut bahwa perencanaan personil di SMA Negeri 5 Yogyakarta pada dasarnya juga ditentukan oleh kepala sekolah dan bagian waka kesiswaan sesuai spesifikasi masing-masing walaupun secara umum kegiatannya dilakukan oleh keseluruhan guru. Secara khusus tim pembinaan peserta didik di SMA Negeri 5 Yogyakarta terdiri dari wali kelas, waka kesiswaan dan pembina OSIS, guru agama, guru BK, dan sie tatib. Penentuan tersebut dilakukan oleh kepala sekolah berdasarkan kredibilitas sesuai bidang masing-masing. Hanya saja, untuk pembinaan karakter berbasis agama secara umum dilakukan oleh guru agama dan guru yang seiman dan dibantu oleh komponen personil pembina siswa secara umum. Sehingga keseluruhan personil tersebut secara langsung maupun tidak juga terlibat dalam kegiatan pembinaan keagamaan. Hal ini dibuktikan dalam dokumentasi program sekolah berbasis agama di SMA Negeri 5 Yogyakarta pada kegiatan MABIT, Pesantren kilat, dan Baksos bahwa pada pelaksanaannya bukan hanya oleh guru agama, tetapi juga waka kesiswaan, Rohis, maupun tim para guru.

c. Perencanaan Struktur dan Muatan Kurikulum Karakter Berbasis Agama

Selain program pembinaan melalui kegiatan siswa IMTAQ oleh wakasek kesiswaan, program pembinaan karakter agama juga terintegrasi dalam pembelajaran. Pada pembelajaran, perencanaan kurikulum merupakan bagian dari wakasek kurikulum yang menangani terkait struktur dan muatan kurikulum afeksi dan rancangan pembuatan RPP. Pada kegiatan basis keagamaan perencanaan 97 kurikulum berafeksi juga bukan merupakan kurikulum tersendiri, tetapi include dalam keseluruhan mata pelajaran. Hal ini diungkapkan oleh kepala sekolah dalam hasil wawancara yang menyatakan, “Kalau afeksi ini berarti saya sudah sampaikan, bukan berarti ada berdiri afeksi sendiri itu tidak, tetapi ini sudah include berada di dalamnya seperti setiap mapel setiap guru sesuai dengan mapelnya itu memasukkannya termasuk RPP utamanya penekanan pada standar isi PAI.....Include dalam RPP yang mana memang betul dalam pelaksanaannya juga ditunjang dalam kegiatan yang sudah menjadi kultur sekolah seperti pagi simpati misalnya, kan tadi kaitannya dengan intra.” JM 6-290216 Struktur kurikulum pembinaan karakter tidak direncanakan secara tersendiri, tetapi masuk ke dalam setiap muatan standar isi mata pelajaran khususnya kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dalam menerapkan program berbasis agama. Menguatkan pernyataan kepala sekolah tersebut, wakasek kurikulum dalam hasil wawancara menyatakan bahwa, “Kalau di dalam pembelajaran itu masuknya di RPP, jadi kaitanyya dengan pembelajaran itu kita selalu menyadarkan warga sekolah ini bahwa ee keberhasilan seseorang tidak hanya karena belajar tetapi karena ijin Allah, oleh karena itu tidak benar apabila kita hanya berusaha bekerja tanpa berdoa. Nah untuk implementasinya adalah berdoa pada setiap awal pembelajaran. Jadi kalau integrasi atau pembinaan karakternya di pembelajaran yang umum kita hanya terapkan pada kesadaran untuk berdoa saja, Nah untuk kemudian untuk yang menyentuh akhlaq, perilaku, budi pekerti itu tetap ada di pelajaran agama. Jadi untuk kemudian yang terkait kurikulum integrasi di pembelajaran, kemudian terkait dengan ke siswa baik itu intra maupun ekstrakurikuler lebih ke bu FD......” SY 10- 090216 SMA Negeri 5 Yogyakarta dalam merencanakan kurikulum berbasis agama adalah dengan memasukkan pada muatan rancangan kurikulum pada integrasi dalam pembelajaran dan kegiatan kesiswaan. Untuk afeksi akhlaq, perilaku, dan budi pekerti tetap masuk pada pelajaran agama. Hal ini merupakan 98 contoh penerapan muatan kurikulum karakter yang tertuang dalam kelompok mata pelajaran agama dan akhlaq mulia. Sementara itu pendapat yang sama juga dikemukakan berdasarkan hasil wawancara dengan wakasek kesiswaan yang menyatakan, “Setiap guru kan, konten kurikulum bisa diseuaikan dengan materi, misal fisika mempelajari RPP diusahakan o yang berkaitan engan gerak dalam Al-Quran itu apa jadi kita khusus istilahnya ada IMTAQ. O mungkin dalam pelajaran biologi tentang proses pembentukan manusia kita kaitkan dalam AL-Quran, dalam fisika gerak rotasi itu juga sama ada yang diatur dalam Al-Quran. Sedangkan pada kegiatan ekstrakurikuler itu ya seperti tadi, kita adakan berdasarkan kebutuhan dan program dari Rohis. Dan kalau budaya kultur sekolah seperti pagi simpati sholat dhuha insyaallah sudah berjalan......” FD 10-120216 Pembinaan karakter di SMA Negeri 5 Yogyakarta dimasukkan dalam muatan kurikulum pada mata pelajaran keseluruhan ataupun integrasi pada pengembangan diri dengan menyesuaikan penerapan nilai-nilai afeksi pada konten materi yang diajarkan.Pada pendidikan agama, muatan kurikulum tersebut didukung dengan kegiatan kesiswaan seperti yang diungkapkan guru PAI dalam hasil wawancara, “.....Kalau dalam perencanaan kurikulum kita susun itu RPP yang kita prakekkan. Kalau mata pelajaran pasti sama dari tahun ke tahun karena kurikulumnya masih KTSP. Jadi tidak ada dalam RPP itu yang berbunyi kajian, mentoring. Itu semua merupakan kegiatan yang memang kita pakai dalam menilai afeksi siswa terutama dalam membentuk karakter.” MR 6- 160216 Berdasarkan hasil tersebut jelas bahwa muatan kurikulum disusun sesuai dengan KTSP, maka pengintegrasian nilai-nilai afeksi berbasis agama tersebut mencerminkan adanya penekanan pendidikan karakter dalam kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia. Adanya kegiatan kajian dan mentoring yang 99 digunakan untuk penilaian menunjukkan bahwa program tersebut merupakan kekhasan sekolah yang memang dikembangkan untuk pengembangan diri siswa. Sekolah juga memiliki program 3 jam pada mata pelajaran agama untuk kelas X untuk hafalan juz 30. Hal ini sesuai dengan dokumentasi dalam jadwal pelajaran dan dokumen kurikulum sekolah. Keterangan tersebut juga dijelaskan oleh kepala sekolah dalam hasil wawancara yang menyatakan, “Khusus kelas X ini kita khususkan untuk jam pelajaran agama 3 jam, dengan 1 jam ini saya punya target kontak dengan teman-teman PAI, yaitu ada jaminan setoran hafalan Al- Quran juz 30.” JM 3-290216 Selain program tersebut, pengembangan karakter berbasis agama juga tertuang dalam dokumen yang dikembangkan melalui ekstrakurikuler keagamaan siswa, yaitu meliputi nasyid, MSQ, MHQ. Hal ini juga diungkapkan oleh wakasek kesiswaan yang menyatakan, “Kita kan ada ekstra setiap jum’at, kayak nasyid, MSQ, MHQ itu ada. Untuk kelas X kita wajibkan mentoring. Kemudian masih juga ada sholat dhuha bergiliran.” FD 15-120216 Pernyataan tersebut menguatkan pernyataan guru agama islam yang menjelaskan bahwa dalam pengembangan basis agama siswa dilakukan melalui pengembangan diri dan ekstrakurikuler keagamaan. Kegiatan tersebut meliputi nasyid, MSQ, MHQ, dan kegiatan khusus kelas X yaitu mentoring dan dhuha bergiliran kajian Al- Qur’an. Pernyataan berdasarkan hasil wawancara tersebut diperjelas dalam dokumen kurikulum, bahwa struktur kurikulum SMA Negeri 5 Yogyakarta ialahsubstansi pembelajaran yang ditempuh selama 3 tahun mulai kelas X hingga kelas XII yang memuat seluruh mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan 100 diri dengan alokasi tatap muka 42 jam perminggu. Sedangkan pengembangan berupa kegiatan basis agama belum tertuang dalam muatan kurikulum dalam kegiatan pengembangan diri ekstrakurikuler, tetapi dijelaskan pada bagian pendidikan kecakapan hidup, dan pendidikan berbasis keunggulan lokal yang menyatakanSMA Negeri 5 Yogyakarta sebagai sekolah berbasis agama. Namun demikian, rancangan kurikulum tersebut nampaknya masih belum direvisi karena pada dokumen kesiswaan kegiatan-kegiatan pengembangan diri dan ekstrakurikuler keagamaan sudah dijelaskan. Sehingga dari muatan pada dokumen kurikulum dan kegiatan kesiswaan tersebut dapat disimpulkan bahwa SMA Negeri 5 Yogyakarta memiliki struktur kurikulum karakter yang memuat ke dalam seluruh mata pelajaran, sedangkan muatan kekhasan berbasis agama yang dikembangkan meliputi : 1 Mata pelajaran pendidikan agama 2 Hafalan juz 30 khusus kelas X 3 Kajian Al-Qur’an dan sholat dhuha kelas X 4 Mentoring 5 Program IMTAQ 6 Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan Nasyid, MSQ, MHQ, dan sebagainya

d. Perencanaan Kurikulum Pembinaan Karakter BerbasisAgama