334 Pada observasi kegiatan wajib sekolah kelas X, memang terdapat kegiatan
kajian Al- Qur’an dan sholat dhuha kelas X dan mentoring kelas X. Untuk
sholat dhuha dan kajian dilakukan oleh guru agama, sedangkan mentoring dilakukan bekerjasama dengan alumni.
Dokumentasi : Dokumen deskripsi kegiatan pada program sekolah berbasis agama. Pada
kegiatan peningkatan keimanan ada catatan harian tadarus Al-
Qur’an,catatan pembacaan kitab suci protestan dan buddha. Selain itu pada kegiatan pagi
simpati juga ada jadwal piket pagi simpati. Kemudian pada program yang memiliki jangka tahapan dan tahunan terdapat
dokumen tentang proposal perencanaan program, rancangan pada program kerja OSIS, maupun dokumentasi foto kegiatan PHBI, bakti sosial, pesantren
kilat. Dokumen pelaksanaan kegiatan wajib kelas X seperti perkembangan
pemantauan terkait shalat dhuha denga presensi dhuha, untuk mentoring terdapat dokumen panduan materi mentoring untuk mente dan mentor, adanya
pembagian kelompok mentoring.
d. Bagaimana efektivitas pelaksanaan komponen program fasilitas dan
personil, dana? Wawancara :
Pelaksanaan komponen program dari segi personil sudah sangat baik. Keseluruhan mendukung pada pelaksanaan segi kegiatan IMTAQ di sekolah.
Pelaksanaan oleh personil adalah disesuaikan dengan pembagian sesuai kegiatan. Sedangkan jika kegiatan tersebut dapat dilakukan secara umum maka
melibatkan personil guru. Pelaksana kegiatan memang dilakukan pembagian karena tidak semua guru mampu melaksanakan. Sementara untuk kegiatan
PHB Kristen Katolik adalah melibatkan seluruh siswa kristen katolik disertai dengan perwakilan dari pimpinan sekolah.
Kedua dari segi fasilitas tidak memiliki kendala berarti. Malah terdapat pemekaran masjid untuk mendukung IMTAQ. Personil yang akan melakukan
kegiatan menggunakan ruangalat harus ijin terlebih dahulu sehingga ada pengaturan jadwal pelaksanaan.
Untuk maslah pendanaan, program berbasis agama di SMA Negeri 5 Yogyakarta memiliki alokasi terbesar sekitar 20 dari keseluruhan anggaran.
Pemanfaatannya adalah dengan menggunakan dana APBS untuk BOP pembiayaan konsumsi dan dana BOS untuk pembimbing. Keseluruhan
dianggap efektif untuk pemenuhan kegiatan keseharian sekolah karena sudah didasarkan pada kebutuhan. Sedangkan pada event kegiatan keagamaan,
sekolah kadang masih harus mengembangkan dana dari para siswanya. Observasi :
Dalam observasi kegiatan IMTAQ rutin di sekolah, efektivitas personil dalam menjalankan tugasnya sudah sesuai dengan pembagian. Misalnya pada
kegiatan pagi simpati guru melaksanakan tepat waktu sesuai jadwal, tadarus Al-
Qur’an dilakukan oleh perwakilan siswa, kajian dan sholat dhuha oleh guru pendidikan agama Islam, kotak geser melalui ketua kelas, mentoring dan
335 ekstrakurikuler dengan siswa dan alumni, peningkatan iman taqwa non muslim
juga dipandu oleh guru yang seiman. Dari segi pengamatan fasilitas juga sudah efektif, masjid semakin luas dan
mendukung kegiatan, penggunaan ruang aula bawah untuk sholat dhuha, ruang kelas untuk kegiatan ekstrakurikuler. Berbagai poster dan lambang agama yang
mencerminkan sebagai sekolah berbasis agama.
3. Aspek Evaluasi Program Pembinaan Karakter Berbasis Agama