Tindak Lanjut dan Pemanfaatan Program

168 1 Kedisiplinan, 2 Kebersihan, 3 Kesehatan, 4 Tanggung jawab 5 Sopan santun 6 Percaya diri 7 Kompetitif, 8 Hubungan sosial, 9 Kejujuran, 10 Ibadah ritual. Untuk teknis penilaiannya setiap guru adalah berbeda. Berdasarkan studi dokumentasi, evaluasi akhlaq mulia dalam PAI adalah dengan skala 3. Namun akhirnya, keseluruhan total akan berbunyi sama secara kualitatif.

d. Tindak Lanjut dan Pemanfaatan Program

Tahap terakhir dari pelaksanaan evaluasi adalah tindak lanjut. Menurut kepala sekolah dalam hasil wawancara tanggal 29 Februari 2016 menyatakan bahwa, “Evaluasi-evaluasi yang keterkaitan secara langsung kegiatan si anak-anak tadi berada di wadahnya ya kesiswaan, jadi kesiswaan itu akan tahu persis secara parsial, termasuk ada ekstra sendiri ada di kesiswaan, kemudian kalau dijlimeti satu satu ada mentoring dan macam-macam 22 ekstra nha itu kan masing-masing sudah terevaluasi di saat kegiatan akhir dari hasil evaluasi dari masing-masing kegiatan. Otomatis itu sebagai referensi di masa yang akan datang. Ya itu urusan ksiswaan, saya hanya mengkoordinir dari laporan-laporan yang ada di waka k esiswaan.”JM 38- 290216 Memperkuat pendapat tersebut, wakasek kesiswaan juga mengungkapkan hal serupa terkait tindak lanjut, “Ya kalau tindak lanjut jelas untuk menyusun program tahun selanjutnya kan mas, dari hasil rapat pleno tentu kita sudah tahu program-program yang sudah bagus maupun belum. Biasanya bukan berarti kita merubah program, hanya kita sesuaikan dengan kebutuhan mana yang lebih prioritas Kalau tahun ini mita intensif pada MHQ ya kita lebihkan pendanaan di kegiatan itu. Terkait siswa umumnya siswa SMA 5 sudah 169 bagus semua dalam hal afeksi. Hanya biasanya kemudian kita lebih kepada penekanan saja yang berbeda mas.”FD 38-120216 Sedangkan berdasarkan studi dokumentasi pada laporan lokakarya program sekolah, memang benar bahwa hasil evaluasi digunakan sebagai tindak lanjut terhadap program-program yang berjalan. Contoh pada program kesiswaan adanya tindak lanjut terkait mentoring dari segi kerjasama dan peranan guru agama yang harus ditingkatkan, ketertiban siswa diharapkan tidak ada siswa yang mencapai nilai diatas -100, kurang koordinasi sie tatib, BK, dan walikelas, dan sebagainya. Contoh real dari tindak lanjut keterlaksanaan program sudah terlihat dari implementasi kegiatan, yaitu adanya modifikasi kegiatan pagi simpati yang bukan hanya sekadar untuk saling mendoakan dan menumbuhkan kepedulian, tetapi juga dikembangkan untuk sarana ketertiban dan kedisiplinan bagi siswa. Kemudian adanya pemekaran masjid, merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan jamaah dhuhur yang dilakukan secara berkloter yang mengakibatkan kurang efektifnya jam pelajaran. Sehingga saat ini sekolah berupaya untuk memodifikasi istirahat kedua dengan menyesuaikan waktu dhuhur. Jika ditarik suatu kesimpulan, maka tindak lanjut dari evaluasi kegiatan program adalah dengan mengevaluasi pelaksanaan program sebelumnya untuk menentukan program yang sudah baik ataupun belum. Sekolah pada umumnya tidak merubah program yang ada di tahun sebelumnya, tetapi hanya melakukan penekanan yang lebih dari program yang menjadi prioritas. Keseluruhan tersebut didasarkan pada hasil evaluasi lokakarya akhir tahun sekolah yang dilakukan secara pleno. 170

C. Pembahasan Manajemen Program Pembinaan Karakter Berbasis Agama

di SMA Negeri 5 Yogyakarta 1. Perencanaan Program Pembinaan Karakter Berbasis Agama Skema 1. Perencanaan Program Pembinaan Karakter Berbasis Agama Program pembinaan karakter berbasis agama merupakan suatu karakter keunggulan yang bermula dari pembudayaan yang dilakukan di SMA Negeri 5 Yogyakarta dari dulu. Seluruh kegiatan yang dicanangkan adalah berdasarkan acuan sesuai visi misi sekolah. Kegiatan-kegiatan tersebut dirasakan sudah membudaya hingga akhirnya melalui keputusan surat Kepala Dinas Kota Yogyakarta Nomor: 188Das1573, sekolah ini ditetapkan sebagai model pengembang pembelajaran PAI berbasis afeksi. Pasca dilakukan penetapan sebagai sekolah pengembang pendidikan agama berafeksi, maka sekolah