Bagaimana pelaksanaan integrasi dalam kegiatan pengembangan diri Bagaimana pelaksanaan integrasi dalam pembudayaan kultur sekolah?

332 Tidak hanya dalam materi, untuk siswa Islam ada jam tambahan untuk hafalan juz 30, di kristemkatolik ada kegiatan siswa di gereja. Kegiatan-kegiatan agama ini tidak hanya menerapkan afeksi pada pembelajara, tetapi juga di mempertebal keimanan. Observasi : Yaitu pembudayaan berdoa sebelum dan setelah pembelajaran sesuai RPP berafeksi. Hal ini berlaku pada seluruh mapel berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi. Maka dari itu peneliti melakukan review kegiatan pada pembelajaran PAI. Pada pembelajaran PAI telah nampak bahwa untuk membentuk karakter beragama siswa selalu dilakukan berdoa, sedangkan dalam pembelajaran digunakan metode yang dapat meningkatkan karakter siswa melalui diskusi maupun dengan cara menumbuhkan sikap rasa syukur atas seluruh ciptaan Tuhan dan setiap akhir kegiatan senantiasa dilakukan berdoa pula. Tidak hanya dalam Islam, pada pendidikan agama kristenkatolik juga demikian, kegiatan awal dan akhir selalu dengan berdoa. Pada proses KBM menekankan kepada penanaman sikapafeksi siswa yang dikaitkan dengan materi pembelajaran. Sama-sama merupakan implementasi dari RPP berafeksi. Metode yang digunakan adalah dengan komunikasi 2 arah. Selain pembelajaran siswa juga diberikan tugas tambahan untuk mengikuti peribadatan di gereja dan melaporkan hasilnya sebagai bahan evaluasi. Dokumentasi : Dokumen program sekolah berbasis agama. Adanya RPP mata pelajaran agama islam dan fisika yang digunakan sebagai sampel. Dalam RPP tersebut nampak tertulis nilai-nilai afeksi siswa. Kemudian adanya transkrip nilai hafalan juz 30, dan adanya contoh dokumen laporan siswa di gereja. Dokumen-dokumen lain adalah foto kegiatan pembelajaran untuk melatih siswa dalam presentasi.

b. Bagaimana pelaksanaan integrasi dalam kegiatan pengembangan diri

pada ekstrakurikuler? Wawancara : Pengembangan diri siswa dan kegiatan ekstrakurikuler dilakukan sekolah untuk menambah aspek kognitif dan kepribadian siswa yang dilakukan di luar mata pelajaran. Untuk kegiatan ekstrakurikuler berbasis agama dilaksanakan hari jum’at sore, diantaranya meliputi MSQ, Qira’ah, MTQ, Tahzim Qur’an. Ekstrakurikuler sangat berpengaruh dalam membentuk karakter siswa dan budaya sekolah. Sedangkan untuk RokrisRokat siswa kristemkatolik belum mengadakan kegiatan ekstrakurikuler. Observasi : Terdapat pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Nasyid. Kegiatan Nasyid dimulai setelah sholat asyar dan materinya adalah nyanyian islami. Pengajar ekstrakurikuler dilakukan oleh alumni. Berbagai kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 5 memang dijadwallkan pada hari Jum’at namun peneliti tidak menemukan ekstrakurikuler lain. Dokumentasi : Dokumen program kerja kesiswaan dan program kerja Rohis. 333 c. Bagaimana pelaksanaan integrasi dalam pembudayaan kultur sekolah? Wawancara : Dalam rangka membentuk siswa berkarakter dan mendukung implementasi RPP kurikulum berkarakter maka sekolah merancang program sekolah berbasis agama dengan istilah IMTAQ melalui kesiswaan. Kegiatan-kegiatan di dalamnya dilakukan secara rutin maupun tahunan yang mencakup kegiatan- kegiatan siswa. Kegiatan penanaman kultur ini diimplementasikan dalam keseharian sekolah seperti pagi simpati, tadarus dan berdoa dari sentral, peningkatan keimanan untuk non muslim, sholat dhuha, jamaah dhuhur dan jum’at, dan kotak geser. Kegiatan-kegiatan itu dilakukan harian maupun mingguan untuk menanamkan kepada siswa sikap sosial, iman, taqwa, dan peduli. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan dengan pembiasaan, membina disiplin, dan menetapkan nilai-nilai keteladanan. Personil yang mendukung adalah seluruh guru dengan beberapa memiliki job terkait kedisiplinan seperti sie tatib, BK, dan wali kelas. Dari seluruh program keseharian sekolah tersebut, terdapat kegiatan-kegiatan kokurikuler siswa yang diwajibkan untuk kelas X untuk mendukung penilaian Pendidikan Agama Islam. Kegiatan pengembangan siswa tersebut diantaranya adalah mentoring dan kajian Al- Qur’an sholat dhuha. Kajian Al-Qur’an dilaksanakan setiap selasa, kamis, dan sabtu pada jam ke 0. Materi kegiatan ialah ayat-ayat Al- Qur’an yang relevan. Misal surat lukman untuk mendidik siswa patuh, selain itu juga ada ayat-ayat demokrasi. Kedua kegiatan mentoring, kegiatan ini dilakukan di luar jam sekolah setiap hari jum’at. SilabusRPP mentoring ini disesuaikan dengan guru agama. Tujuan kegiatan ini adalah untuk membentuk pribadi mandiri dan pendampingan akademik. Sedangkan kegiatan sebagai pembudayaan kultur yang dilakukan dalam jangka periode tahunan ada MABIT dan doa bersama, buka bersama dan shalat tarawih, pesantren kilat, bakti sosial dan zakat, pengajian kelas, PASCO, peringatan hari besar keagamaan. Observasi : Budaya kultur di SMA Negeri 5 pada dasarnya merupakan bagian dari kegiatan IMTAQ. Pada kegiatan IMTAQ merupakan sarana untuk membentuk karakter agama siswa. Kegiatan yang diobservasi tersebut diantaranya pagi simpati untuk saling mendoakan dan norma sosial siswa serta ketertiban, kotak geser untuk meningkatkan rasa kepedulian siswa, adanya kegiatan jamaah Jum’at, pengembangan Pend Agama baik melalui tadarus Al- Qur’an untuk muslim dan pembinaan agama untuk non muslim. baik muslim dan non muslim adalah sama, yaitu membaca kitab suci dan menterjemahkan agar siswa dapat memaknainya sehingga dapat membekali perilaku siswa dalam beragama. Sholat Dhuha yang sudah menjadi kultur budaya SMA Negeri 5 Yogyakarta, maupun jamaah dhuhur dan Jum’at. Cara berpakaian siswa juga mengikuti peraturan agama, yaitu seluruh siswa putri muslim pada dasarnya berjilbab. Perilaku siswa cenderung sopan dan ramah terhadap tamu, kerapian juga terjaga. Keseluruhan kegiatan tersebut terlihat dilakukan oleh seluruh guru dengan pembagian jadwal. 334 Pada observasi kegiatan wajib sekolah kelas X, memang terdapat kegiatan kajian Al- Qur’an dan sholat dhuha kelas X dan mentoring kelas X. Untuk sholat dhuha dan kajian dilakukan oleh guru agama, sedangkan mentoring dilakukan bekerjasama dengan alumni. Dokumentasi : Dokumen deskripsi kegiatan pada program sekolah berbasis agama. Pada kegiatan peningkatan keimanan ada catatan harian tadarus Al- Qur’an,catatan pembacaan kitab suci protestan dan buddha. Selain itu pada kegiatan pagi simpati juga ada jadwal piket pagi simpati. Kemudian pada program yang memiliki jangka tahapan dan tahunan terdapat dokumen tentang proposal perencanaan program, rancangan pada program kerja OSIS, maupun dokumentasi foto kegiatan PHBI, bakti sosial, pesantren kilat. Dokumen pelaksanaan kegiatan wajib kelas X seperti perkembangan pemantauan terkait shalat dhuha denga presensi dhuha, untuk mentoring terdapat dokumen panduan materi mentoring untuk mente dan mentor, adanya pembagian kelompok mentoring.

d. Bagaimana efektivitas pelaksanaan komponen program fasilitas dan