44 diri siswa melalui keseharian budaya sekolah melalui kegiatan rutin, spontan,
keteladanan, dan pengkondisian.
D. Konsep Sekolah Berbasis Agama
1. Orientasi Pembinaan Pendidikan Karakter Agama
Orientasi Pembinaan Pendidikan Karakter Agama yang dimaksud adalah pelaksanaan pendidikan karakter yang dituangkan dalam kegiatan keagamaan
yang umumnya dilakukan berdasarkan keseharian sekolah. Menurut Pupuh Faturrohman, dkk 2013: 23
–25 dalam aktivitas sehari–hari di lingkungan satuan pendidikan, perlu diterapkan totalitas pendidikan dengan mengandalkan
keteladanan, penciptaan lingkungan, dan pembiasaan hal –hal baik melalui
berbagai tugas dan kegiatan. Setiap kegiatan harus mengadung unsur –unsur
pendidikan seperti yang dapat dilihat seperti misalnya pada kegiatan kepanduan, Palang Merah Remaja, klub olahraga, dan kegiatan pengajian Al
–Qur’an untuk Islam. Langkah yang dilakukan dalam mengaplikasikan pendidikan karakter
berbasis agama dalam satuan pendidikan adalah menciptakan suasana atau iklim satuan pendidikan yang berkarakter Al
–Qur’an Islam yang akan membantu transformasi pendidik, peserta didik, dan tenaga kependidikan menjadi satuan
warga pendidikan yang berkarakter. Hal ini termasuk perwujudan visi, misi, dan tujuan yang tepat untuk satuan pendidikan. Berbagai langkah dalam model
pembelajaran nilai –nilai karakter ini akan saling berkonstribusi terhadap budaya
satuan pendidikan dan meningkatkan hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa. Sedangkan menurut M. Takdir Ilahi 2012: 197
–198, pendidikan agama bagi peserta didik dirasakan sangat penting dalam membentuk kepribadian
45 manusia yang cenderung kehilangan kendali dalam melakukan tindakan.
Pendidikan agama berusaha meningkatkan kemampuan bangsa untuk melihat pembangunan dalam prespektif transendental, untuk melihat iman, dan sebagai
sumber motivasi pembangunan, dan menyertakan iman dalam meyakini kehidupan, serta pengetahuan modern. Pendidikan agama diharapkan menjadi
wahana strategis untuk membentuk manusia berwawasan intelektual, bermoral, prestatif, dan berkepribadian luhur sehingga pendidikan merupakan momentum
dalam membangun dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang dilandasi kekuatan iman dan takwa. Sehingga, manusia sebagai makhluk sosial
harus mampu mengembangkan nilai –nilai insani dalam kehidupan masyarakat
seperti persaudaraan, perdamaian, kasih sayang, kebaikan, toleransi, dan pemaaf. Dari berbagai pendapat ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
pembinaan pendidikan karakter agama merupakan implementasi pembinaan karakter dengan menggunakan mata pelajaran agama pada umumnya sebagai
pembelajaran nilai –nilai karakter atau mengintegrasikan ke mata pelajaran yang
diimplementasikan melalui keteladanan, penciptaan lingkungan, dan pembiasaan hal
–hal baik melalui berbagai tugas dan kegiatan untuk menjadikan manusia yang berwawasan intelektual, bermoral, prestatif, dan berkepribadian luhur sesuai
dengan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan.
2. Sekolah Berbasis Agama