38 diterapkan dan diorientasikan pada budayakultur sekolah sehingga akan
mewujudkan karakter siswa yang dicita-citakan.
3. Tujuan Pendidikan Karakter
Implementasi pendidikan karakter dalam proses pembelajaran bukan hanya semata
–mata membuat peserta didik untuk bersikap menjadi lebih baik, akan tetapi memiliki tujuan terkait dengan keberhasilan perkembangan aspek dalam
pembelajaran. Pendidikan karakter Masnur Muslich, 2011:81 bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah pada
pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.Pada tingkat institusi, pendidikan karakter dapat
mengarahkan pada pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai –nilai yang melandasi
perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol –simbol yang dipraktikkan oleh
semua warga sekolah. Sementara itu menurut pandangan Mulyasa 2013: 9 pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil
pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi
lulusan pada setiap satuan pendidikan. Sehingga melalui pendidikan karakter, siswa dapat meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji, dan
menginternalisasikan serta mempersonalisasikan nilai –nilai karakter dan akhlak
mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari –hari. Sedangkan Dharma Kesuma
2011: 6 –9 menjabarkan bahwa tujuan dari pendidikan karakter pada hakikatnya
mengacu pada filosofi UU No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3:
39 “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
” Dijelaskan, bahwasannya tujuan pendidikan nasional mengarah pada
pengembangan berbagai karakter manusia Indonesia, walaupun dalam penyelenggaraannya masih jauh dari apa yang dimaksudkan dalam Undang
– Undang. Secara singkat, pendidikan nasional seharusnya pendidikan karakter dan
bukan pendidikan akademik semata. Terkait dengan hal tersebut, Sunaryo Kartadinata Dharma Kesuma menegaskan bahwa ukuran keberhasilan
pendidikan yang berhenti pada ujian semata adalah suatu kemunduran, karena dengan demikian pembelajaran akan menjadi sebuah proses menguasai
keterampilan dan mengakumulasi pengetahuan. Paradigma ini menempatkan peserta didik sebagai pelajar imitatif dan belajar dari ekspose
–ekspose yang berhenti pada penguasaan fakta, prinsip, dan aplikasinya. Maka dari itu, Dharma
Kesuma kemudian mengasumsikan bahwa tujuan pendidikan karakter adalah sebagai berikut :
a. Menguatkan dan mengembangkan nilai–nilai kehidupan yang dianggap penting
dan perlu sehingga menjadi kepribadiankepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai
–nilai yang dikembangkan; b.
Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai–nilai yang dikembangkan oleh sekolah;
c. Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam
memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.
40 Maka dengan demikian, apabila mengambil kesimpulan dari ketiga
pendapat tokoh diatas, dapat dikemukakan bahwa pendidikan karakter memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang
mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap
satuan pendidikan, mengoreksi perilaku, dan membangun hubungan yang harmoni antar sesama bagi individu, serta membentuk dan menbangun budaya penerapan
nilai –nilai dan norma budaya pada suatu institusi.
4. Pengintegrasian Pelaksanaan Pendidikan Karakter